Teori Kepariwisataan Alam

Wisata alam merupakan wisata yang lebih mengeksplor keadaan alam suatu daerah, dimana kegiatannya bertumpu pada view/vista, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki setiap daerah dan menggunakan konsep pengembangan pariwisata alam. Pengertian lain tentang wisata alam adalah suatu bentuk rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli maupun setelah ada perpaduan dengan daya cipta manusia (Sukahar dalam Fandeli, 1995:67). Selain wisata alam, ada pula obyek wisata alam yang merupakan alam beserta ekosistemnya, baik asli maupun setelah perpaduan dengan daya cipta manusia, yang mempunyai daya tarik untuk dilihat dan dikunjungi wisatawan.

Elemen penting dalam mendukung keberadaan wisata alam adalah perilaku sifat dari obyek dan daya tarik alam. Pada hakekatnya setiap ekosistem dengan segala isinya (sumber daya alam fisik dan hayatinya) merupakan atraksi wisata yang dapat dikembangkan untuk obyek wisata alam. Kegiatan wisata alam dapat dikelompokkan menjadi wisata alam (ecotourism), wisata pertanian (agrotourism), dan wisata pedesaan (village tourism).

Berdasarkan jenis kawasannya, obyek wisata alam dibedakan dua kelompok, yaitu obyek wisata alam yang ada dalam kawasan hutan dan obyek wisata alam yang ada di luar kawasan hutan. Sedang menurut penggolongannya obyek wisata dibedakan menjadi obyek wisata alam dalam kawasan konservasi dan obyek wisata alam yang terdapat diluar kawasan konservasi (Sukahar, dalam Fandeli, 1995). Menurut Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Sulawesi Tenggara (dalam Fandeli, 1995), untuk menarik para wisatawan perlu memperhatikan lima kebutuhan yang harus dicukupi dalam suatu obyek wisata alam, yaitu daya tarik, angkutan, jasa dan kemudahan yang melancarkan perjalanan, akomodasi, dan makanan sera minuman.

Pada umumnya wisatawan melakukan kegiatan wisata tergantung dengan kondisi atraksi dan obyek wisatanya. Kegiatan wisata alam dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu kegiatan wisata yang aktif dan kegiatan wisata yang pasif. Kegiatan wisata pasif merupakan kegiatan santai tidak diperlukan tenaga yang banyak, dan dilakukan oleh wisatawan golongan orang tua. Kegiatan wisata alam yang aktif membutuhkan banyak tenaga fisik, penuh tantangan dan bahaya.biasanya wisata aktif ini banyak dilakukan oleh pecinta alam yang terdiri dari pemuda umu 22-45 tahun dan remaja yang berumur berkisar 12-21 tahun.

Pada umunya faktor-faktor yang mempengaruhi kepariwisataan alam (Douglass, dalam Fandeli 1995:138) adalah:

  1. Faktor penuduk ini terdiri atas struktur (umur, mata pencaharian dan pendidikan) serta jumlah yang bertempat tinggal di kota dan di desa.
  2. Faktor dana ini berhubangan dengan besarnya pendapatan penduduk serta kemampuannya untuk menabung.
  3. Faktor waktu berkaitan dengan pekerjaan dan mobilitas. Jenis pekerjaan yang berbeda mempunyai kesempatan yang berbeda pula.
  4. Faktor ini sangat erat dengan mass media (Koran, majalah, leaflet, booklet) akan memberikan pengaruh langsung. Adpertensi merupakan alat komunikasi yang efektif kepada calon wisatawan.
  5. Faktor pasar ini terdiri atas 2 aspek yaitu ketersediaan obyek pariwisata dan tingkat aksesibilitasnya.

Baca Juga :

Pengertian Pariwisata

Potensi dan Daya Tarik Pariwisata

Teori Kepariwisataan Alam

Pengembangan Pariwisata

Pemasaran pariwisata

Pengelolaan Pariwisata

Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Pariwisata

Best Pactice Pengelolaan Pariwisata