PENGERTIAN KLASIFIKASI DAN GEJALA DIABETES MELITUS

Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani. Diabetes berarti mengalir terus (Orang Yunani menggunakan istilah ini untuk penyakit yang banyak menghasilkan urine atau poliuria) dan mellitus berarti madu (Djojosoebagio, 1995). Istilah Diabetes mellitus dipakai untuk suatu kelompok sindrom heterogen dan semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defisiensi insulin baik relatifataupun absolut (Mycek, et al., 2001).

Klasifikasi Diabetes Melitus

Berdasarkan prinsip gejala klinis dan kemungkinan terjadinya, diabetes dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu:

  1. Diabetes dengan kekurangan insulin (tipe 1, ketergantungan insulin, 5-10% dari seluruh kasus diabetes). Penyakit ini biasanya ditandai dengan defisiensi insulin secara mutlak (Rodrigues, et al., 1999). Hal ini disebabkan oleh lesi atau nekrosis sel β berat. Hilangnya fungsi sel β mungkin disebabkan oleh invasi virus, keija toksik kimia, atau karena proses destruksi autoimun (Mycek, et al., 2001). Destruksi sel β menyebabkan pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin dengan akibat sel-sel tidak dapat menyerap glukosa dari darah (Tjay dan Rahardja, 2002). DM Tipe 1 menunjukkan gejala klasik berupa polifagia, polidipsia. daan poliuria (Mycek, et al., 2001)
  2. Diabetes dengan resistensi insulin (tipe 2, tidak tergantung insulin, 90-95 % dari seluruh kasus diabetes) (Rodrigues, et al., 1999). Penderita DM tipe 2 tetap menghasilkan insulin dalam jumlah yang bervariasi (normal atau bahkan kadang meningkat) namun gejala insufisiensi insulin tetap timbul, hal ini disebabkan jumlah insulin masih kurang memadai untuk mencegah hiperglikemia akibat penyerapan glukosa yang berlebihan dan atau terjadi penurunan kepekaan sel sasaran terhadap insulin terutama pada penderita yang kegemukan (terjadinya resistensi insulin) (Sheerwood, 1996). Umumnya penderita DM tipe diobati dengan obat hipoglikemik oral terutama golongan Sulfonilurea dan Biguanid (Kumar, el al., 2006). Namun dewasa ini semakin banyak penderita tipe 2 ditangani dengan insulin (Tjay dan Rahardja, 2002).

Gejala Diabetes Melitus

Gejala yang terlihat pada pasien diabetes yaitu adanya rasa haus yang berlebihan. sering kencing terutama malam hari, banyak makan serta penurunan berat badan dengan eepat, disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan luka sukar sembuh (Woodley dan Whelan, 1992).

—– SEMOGA BERMANFAAT —–

REFERENSI

Djojosoebagio, S. (1995). Fisiologi Kelenjar Endokrin. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Halaman. 276, 287.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, C.C. (2001). Farmakologi: Ulasan Bergamhar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Pharmacology. Penerjemah. Azwar Agoes. Edisi kedua. Jakarta: Widya Medika. Halaman. 259.

Rodrigues, B., Poucheret, P., Battell, M.L., McNeill, J.H. (eds). 1999. Streptozotocin-induced Diabetes: Introduction, Mechanism(s), and Dose Dependency. In: Experimental Model Of Diabetes. Flourida: CRC Press LLC Pages. 4, 6, 10, 12.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2002). Obat-obat Periling: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek samping. Hdisi Kelima. Cetakan Kedua. Jakarta: Flex Media Komputindo. Halaman.

Sheerwood, L. (1996). Fisiologi Manusia. Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman. 665, 670-671.

Kumar, P.S., Arulselvan, P., Kumar, D.S., Subramanian, S.P. (2006). Anti-Diabetic Activity Of Terminalia chebula on Streptozotocin Induced Diabetic Rats. Journal of Health Sciences 52 (Pt 3). Page. 283

Woodley, M.M.D., dan Whelan, A.M.D. (1995). Pedoman Pengohatan. Fdisi 1. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika dan Penerbit Andi Offset. Halaman. 571, 602-603.