Semenjak kabar akan maju kembali mencalonkan diri di Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta tahun 2017, Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disapa Ahok ini bertekad maju melalui jalur indenpenden atau tanpa partai politik.
Oleh karena itu mulailah pengumpulan KTP warga jakarta dilakukan oleh relawan yang menamakan dirinya sebagai Teman Ahok. Mereka mengaku sebagai relawan yang hanya mengumpulkan KTP warga jakarta yang akan mendukung Ahok secara sukarela.
Beberapa bulan pengumpulan KTP dilakukan, sangat mengejutkan. Hasilnya dikabarkan melewati perolehan suara pada pemilu beberapa partai besar. Padahal saat Ahok maju sebagai gubernur menggantikan Gubernur terpilih Jokowi yang menjadi Presiden RI, banyak warga jakarta menolaknya.
Koni muncul sebuah video pengakuan mantan Teman Ahok yang menghebohkan. Pasalnya mereka mengaku diberikan gaji, target sebagai relawan bahkan sampai membeli KTP dari oknum kelurahan dalam tugasnya.
“Kami Dikontrak, Dibayar Jutaan Per Bulan, diberi Fasilitas, Diberikan Target dan Bertugas Membeli KTP dari Oknum Kelurahan” ujar salah satu mantan Teman Ahok.
Mereka juga mengaku sebagai orang yang direkrut oleh Teman Ahok dengan Surat Tugas untuk mengumpulkan KTP untuk Ahok maju dari Independen. bahkan beberapa Nama dan No HP mereka hingga hari ini masih tercantum dalam situs www.temanahok.com.
Dalam video tersebut mereka menyampaikan secara terbuka apa yang dikerjakan dan apa yang telah diterima dari Teman Ahok. Hal ini dilakukan karna beberapa pertimbangan, yakni :
1. Teman Ahok Tidak Demokratis dan Transparan dalam keuangan. Kami tidak pernah diberitahu dari mana uang didapatkan dan berapa jumlahnya.
2. Teman Ahok Menyampaikan beberapa hal yang tidak sesuai fakta dan bagi kami itu kebohongan pada orang banyak.
3. Kami takut tersangkut perkara Korupsi dengan ramainya berita adanya Indikasi uang Teman Ahok berasal dari Aliran Dana Pengembang yang terkait dengan rencana Reklamasi.
4. Hati nurani kami memaksa kami untuk secara terbuka menyampaikan kesaksian ini sebagai wujud permintaan maaf kami pada Masyarakat.
“Kalau Teman Ahok mengatakan bahwa kami adalah relawan maka seharusnya Teman Ahok transparan dalam keuangan dan tidak memaksa kami mengejar target tertentu dengan bayaran tertentu. Ketika kami dipaksa mengejar target tertentu dengan bayaran Tertentu dan tidak transparan maka kami bukan Relawan tapi Karyawan dan Teman Ahok adalah Perusahaan yang memperkerjakan kami.” ujarnya.
Dalam mencapai target, mereka juga mengaku melakukan berbagai macam cara, hingga hal kotor sekalipun.
“Karena dikejar target dan kami perlu tambahan uang serta tidak ada penjelasan yang jelas maka KTP yang kami kumpulkan kami dapatkan dengan bermacam macam cara antara lain menggunakan data KTP yang dikumpulkan untuk program KKS Jokowi, membeli dari oknum oknum kelurahan atau Rt, barter KTP dengan sesama rekrutan Teman Ahok di wilayah lain, membeli KTP dari beberapa counter Pulsa Dan cara cara yang lain. Dengan demikian maka sekian banyak KTP yang kami kumpulkan sebagian adalah KTP Ganda dan sebagian besar lagi tidak di berikan oleh pemilik KTP karena kesadaran mereka.”
Dalam video tersebut juka mereka merincikan kebohongan biaya pengeluaran untuk pengumpulan 1 juta KTP warga Jakarta. Dan menurut perhitungan mereka biayanya sungguh pantastis.