REPRODUKSI UDANG MANTIS (ORDO: STOMATOPODA)

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Download [3.10 MB]

REPRODUKSI UDANG MANTIS (ORDO: STOMATOPODA)

Achmad Zamroni

C551090151

Pendahuluan

Udang mantis (ordo Stomatopoda) secara taksonomi masuk dalam phylum
Crustacea dan class Malcostraca. Beberapa ahli taksonomi ada yang memasukkan
Crustacea dalam sub-phylum, seperti pendapat dari Martin & Davis (2001) yang
menyabutkan bahwa udang mantis masuk dalam sub-phylum Crustacea, class
Malocostraca, sub-class Hoplocarida dan ordo Stomatopoda. Sesungguhnya udang
mantis tidak berhubungan atau tidak termasuk dalam golangan udang-udangan.
Mereka disebut udang karena adanya anggota tubuh bagian depannya dan
kegunaannya dalam menangkap makanan. Sedangkan sebutan “Mantis”
dikarenakan adanya fakta bahwa udang tersebut mempunyai ciri dan tampilan serta
cara berburu yang menyerupai belalang mantis. Terutama pada anggota Maxilliped
(kaki depan yang digunakan untuk aktivitas makan) nya yang kedua mirip seperti
pada belalang mantis (belalang sembah). Maxilliped yang kedua ini digunakan untuk
menyerang dan melumpuhkan mangsanya.

Gambar 1. Diagram lateral dan deskripsi udang mantis Oratosquilla oratoria.

(Hamano & Matsuura, 1984)

Udang mantis termasuk hewan pemakan daging (karnivora), mereka
memakan hewan-hewan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh
mereka, seperti ikan, udang, kerang dan lain-lain. Mereka termasuk predator yang
dominan pada invertebrata. Jenis-jenis makanan atau mangsa dari udang mantis
bergantung pada tipe dari anggota atau organ tubuh yang digunakan untuk berburu
(Maxilliped kedua). Dalam berburu dan menangkap mangsa, mereka mempunyai
gerakan yang sangat cepat. Untuk udang mantis yang organ berburunya
penusuk (spearer) dapat menusuk mangsanya pada bagian tubuh mangsanya yang
lunak, dan untuk yang bertipe penghancur
mangsanya dengan cara menghantam mangsa yang mempunyai tubuh keras.
Gambar 2. Tipe organ berburu pa
(Caldwell, 2002
Pada umumnya udang mantis hidup di dasar pada perairan laut yang dangkal
dan pada daerah yang mempunyai iklim tropis atau bisa juga pada sub
Beberapa spesies dapat hidup pada perairan yang dalam. Mereka hidup di dasar
perairan dengan membuat lubang
tempat hidup umumnya adalah berlumpur dan berpasir, ada juga yang hidup pada
daerah karang, contohnya Haptosquilla
jumlah lubang/sarang sangat terbatas, sehingga sering t
perebutan sarang. Udang mantis umumnya hidup soliter di dalam sarangnya, kecuali
pada udang mantis genus
Jenis atau cara reproduksi dari udang mantis adalah seksual internal sepert
mamalia. Telah diketahui terdapat
hal reproduksinya. Tulisan ini akan
mantis.
Tingkah laku reproduksi udang mantis
Reproduksi dari udang mantis termasuk jenis fertilisasi seksual internal
seperti pada mamalia dan marsupial. Udang mantis jantan mempunyai
dan akan mengalami ereksi dan memanjang saat sudah siap untuk kawin, hal ini
sama dengan hewan mamalia,
lubang genital. Pada saat kopulasi, udang mantis jantan menaiki udang mantis
) (smasher) dapat menghancurkan
pada udang mantis, spearer (kiri) dan smasher
aldwell, 2002. http://www.blueboard.com/mantis/index.htm
sebagai sarang/rumah mereka. Dasar perairan
sp. Karena hidup pada daerah karang maka
terjadi kompetisi dalam
Lysiosquilla yang hidup berpasangan secara monogami.
empat (4) macam perilaku udang mantis dalam
ulisan menjelaskan tingkah laku reproduksi dari udang
eproduksi sedangkan pada udang mantis betina mempunyai
2
bertipe
(kanan).
htm)
sub-tropis.
erjadi seperti pada
sebuah penis
betina dan mencengkeram
kemudian tubuh betina bagian
mantis jantan, dengan kata lain posisi kawinnya adalah bertemunya perut dengan
perut (belly to belly) (Gambar 4.). Posisi tersebut terjadi sampai udang mantis jantan
mengalami ejakulasi. Saat terjadi ejakulasi terlihat seperti pasta gigi kelua
nya dan setelah kopulasi terlihat sisa sperma menggantung pada lubang genital
(http://www.blueboard.com/mantis
betina mengeluarkan telur yang telah di
Jarak waktu antara keluarnya telur dengan terjadinya kopulasi adalah sekitar 10 hari
pada suhu air sekitar 24 – 26
.
Gambar 3. Alat kelamin jantan (kiri) dan betina (kanan) pada
Gambar 4. Posisi udang mantis saat kopulasi.(Dingle dan Caldwell, 1972)
carapace-nya dengan menggunakan
ventral thorax di tekan oleh ventral
) mantis). Setelah terjadi proses kopulasi, udang mantis
dibuahi oleh sperma melalui lubang genitalnya.
26oC (Dingle dan Caldwell, 1972).
. udang mantis.
http://www.blueboard.com/mantis
. 3
maxilipeds,
thorax udang
keluar dari tubenya
. buahi
4
Umumnya, udang mantis (stomatopod) hidup menyendiri di dalam
lubang/sarangnya, sehingga pada saat matang gonad mereka akan keluar sarang
untuk mencari pasangannya yang juga telah matang gonad. Pada spesies
Gonodactylus bredini, udang mantis bertipe smasher, baik jantan dan betina
bergerak mencari pasangan untuk kawin, walaupun begitu intensitas pencarian
pasangan masih lebih banyak dilakukan oleh spesies jantan. Pada spesies ini,
udang mantis betina mempunyai siklus bertelur yang sangat rapat yaitu dalam satu
bulan. Spesies betina akan mencari pasangan untuk kawin sehingga pada saat
matang gonad dapat melangsungkan perkawinan. Pada spesies G. bredini ini
spesies betina hanya menghasilkan satu clutch (grup/seri) telur yang matang dalam
satu kali siklus. Saat ada beberapa jantan yang mendatanginya, spesies betina
cenderung memilih jantan yang lebih besar dari dirinya. Setelah melakukan
perkawinan, spesies jantan akan menjaga dan mempertahankan betina dan juga
lubang sarangnya sampai betina mengeluarkan telurnya. Setelah telur keluar, jantan
akan pergi dan mencari lubang baru, hal ini dilakukan kemungkinan lubang yang
lama terlalu kecil untuk menampung jantan dan betina beserta telur-telurnya.
Pada spesies Haptosquilla, udang mantis yang juga bertipe smasher, jumlah
lubang sebagai sarang yang sedikit tersedia di lingkungannya sangat mempengaruhi
perilaku dalam proses reproduksi mereka. Kompetisi dalam memperebutkan sarang
pada spesies ini terjadi dengan ganas. Pada spesies ini hanya jantan yang keluar
mencari pasangan dan berusaha untuk meyakinkan betina bahwa ia datang untuk
melakukan perkawinan, bukan untuk merebut sarang. Umumnya betina akan
memilih jantan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari tubuhnya, diduga
tujuannya adalah untuk bejaga-jaga supaya si betina tidak terusir dari sarang jika si
jantan ternyata berusaha merebut sarang. Proses perkawinana spsies ini
berlangsung sekitar 30 menit, setelah itu si jantan akan segera meninggalkan sarang
dan saat betina bertelur hanya si betina yang menjaga telurnya.
Proses reproduksi pada spesies Orastosquilla, udang mantis bertipe spearer
dari perairan Jepang menujukkan pada kondisi yang berbeda. Mereka hidup pada
perairan dengan dasar perairannya berlumpur, sehingga tidak terjadi kompetisi
dalam perebutan sarang karena sangat mudah untuk mendapatkan/membuat
sarang. Pada spesies ini jantan mencari betina untuk melakukan perkawinan.
Proses perkawinan berlangsung secara singkat dan kopulasi dilakukan di luar
sarang di dekat permukaan sarang betina. Setelah proses perkawinan selesai jantan
meninggalkan betina dan mencari betina lain. Demikian pula betina, setelah
ditinggalkan oleh jantan, betina akan kawin dengan jantan lain.
Udang mantis bertipe
sedimen yang lembut (berpasir) merupakan hewan yang bersifat monogami. Udang
jantan mempunyai mata dan alat pemburu yang lebih besar dari pada udang betina.
Udang ini sangat rentan terhadap pemangsaan jika mereka keluar untuk mencari
pasangan, karena kulit bagian luarnya
Karena bersifat monogami, baik jantan dan betina tinggal dan hidup dalam satu
sarang/lubang. Pada saat udang betina menjaga telur, udang jantan akan berburu
mencari makanan untuk mereka berdua, itulah sebabnya
mata dan alat pembunuh yang lebih besar dari udang betina. Mereka dapat hidup
secara monogami selam kurang lebih 20 tahun.
Gambar 5. Udang mantis genus
Pada udang mantis betina setelah melakukan kopulasi dengan udang mantis
jantan akan melakukan aktivitas bertelur. Setelah bertelur udang mantis betina akan
menjaga telur tersebut hingga menetas. Menurut Ahyong &
macam cara udang mantis betina dalam menjaga telurnya, yaitu dengan cara
membawa atau menyimpan telur dengan menggunakan
kedua adalah dengan cara menempelkan telur pada dinding sarang/lubang tempat
hidupnya.
spearer dari genus Lysiosquilla yang hidup pada
but lebih lunak daripada udang mantis jenis lain.
udang jantan mempunyai
. Lysiosquilla jantan (atas) dan betina (bawah).
(http://www.ucmp.berkeley.edu/)
Lowry (2001) ada dua
maxilliped
5
maxilliped-nya. Cara yang
6
Gambar 6. Udang mantis betina menjaga telurnya.
(Caldwell, R. L., http://www.genomenewsnetwork.org/ & http://www.ucmp.berkeley.edu)
Pada saat melakukan interaksi dengan sesamanya terutama saat akan
melakukan proses mencari pasangan untuk reproduksi, udang mantis
menggunakan/menunjukkan warna yang mencolok pada tubuhnya. Menurut
penelitian yang dilakukan Cheroske et. al., 2009 ada perbedaan tingkah laku dalam
berinteraksi saat kondisi cahaya terang dan kurang cahaya. Pada saat cahaya
terang, udang mantis menggunakan/menunjukkan warna yang mencolok pada
tubuhnya, sedangkan pada saat kondisi kurang cahaya, udang mantis melakukan
pergerakan antenanya dan juga bergerak mendekati.
Udang mantis merupakan satu-satunya hewan yang mempunyai penglihatan
warna yang hiperspektral karena sistem penglihatan udang mantis sangat kompleks.
Mata majemuknya terdiri dari sepuluh ribu (10.000) ommatidia yang tersebar
sehingga dapat memungkinkan bagi udang mantis untuk melihat obyek pada tiga
bagian yang berbeda. Mata tersebut mampu mengetahui kondisi perairan tempat
hidupnya, membedakan mangsa dan pemangsa, juga mampu menangkap cahaya
dengan panjang gelombang dari ultra-violet sampai infra-red (Caldwell, R. L.,
http://encyclopedia.stateuniversity.com). Pada saat ritual perkawinan, beberapa
spesies udang mantis yang hidup pada perairan dalam mengaktifkan flourescent
pada tubuhnya. Tujuan dari pengaktifan flourescent ini adalah untuk mengirim sinyal
kepada udang mantis lawan jenisnya, dan sinyal tersebut mampu ditangkap dengan
sistem penglihatannya yang sangat kompleks. Selain menggunakan indra
penglihatan yang kompleks, udang mantis juga mampu menggunakan indra
penciuman dalam mencari mangsa dan juga men
Siklus hidup udang mantis
Dalam siklus hidupnya, udang mantis tidak terdapat fase nauplius seperti
pada Crustacea yang lain. Menurut Christy & Salmon (1991), telur udang mantis
menetas dengan periode waktu yang spesifik
terang bulan atau gelap bulan. Pada saat tersebut terjadi arus yang kuat, sehingga
dapat memindahkan larva yang bersifat plankton dari daerah yang dangkal dan
habitat intertidal yang terdapat banyak predator larva. Larva
bersifat benthik dan dapat pula bersifat pelagic, tapi larva tahap selanjutnya bersifat
pelagic (Ahyong & Lowry, 2001). Pada
antizoea yang selanjutnya akan berkembang menjadi fase
pada Squilloid dan Gonodactyloid
selanjutnya juga akan berkembang menjadi larva fase
siklus hidup dari udang mantis adalah seperti pada G
Gambar 7
(sub
Mature
(reproduktif
mencari pasangan (Caldwell, 1981).
dan singkat yaitu pada saat siklus
tahap awal dapat
Lysiosquilloid, larva awal disebut juga
erichthus
larva tahap awal disebut pseudozoea dan
erichthus. Secara garis besar
Gambar 7.
7. Siklus hidup udang mantis.
Telur
Larva
(tahap awal)
Larva
(pelagic)
Immature
sub-adult)
reproduktif)
7
cari , erichthus. Sedangkan
.
8
Daftar pustaka
Ahyong, S. T. and J. K. Lowry. 2001. Stomatopoda: Families.
http://www.crustacea.net
Caldwell, R. L. and K. Lamp. 1981. Chemically mediated recognition by the
stomatopod Gonodactylus bredini of its competitor, the octopus Octopus
joubini. Marine and Freshwater Behaviour and Physiology. Volume 8,
Issue 1 (Abstract).
Caldwell, 2002. http://www.blueboard.com/mantis/index.htm
Caldwell, R. L. Mantis Shrimp. http://www.genomenewsnetwork.org/
Caldwell, R. L., http://encyclopedia.stateuniversity.com
Cheroske, A. G., T. W. Cronin, M. F. Durham and R. L. Caldwell. 2009. Adaptive
signaling behavior in stomatopods under varying light conditions. Marine and
Freshwater Behaviour and Physiology, Volume 42, Issue 4 (Abstract).
Christy, J. H. and M. Salmon. 1991. Comparative Studies of Reproductive Behavior
in Mantis Shrimps and Feddler Crabs. Amer. Zool. Vos 31: 329-337.
Cronin, T. W., R. L. Caldwell and J. Marshall. 2006. Learning in Stomatopod
Crustaceans. International Journal of Comparative Psychology. Vol. 19: 297-
317
Cronin, T. W. 2003. Seeing the World of Many Color.
http://www.umbc.edu/gradschool/
Dingle, H and R. L. Caldwell. 1972. Reproductive and Maternal Behavior of The
Mantis Shrimp Gonodactylus bredini Manning (Crustacea: Stomatopoda).
Biol. Bull. Vol. 142: 417-426.
Dingle, H and R. L. Caldwell. 1978. Ecoloy and Morphology of Feeding and Agonistic
Behavior in Mudflat Stomatopods (Squillidae). Biol. Bull. Vol. 155: 134-149.
Hamano, T and S. Matsuura. 1984. Egg Laying and Egg Mass Nursing Behaviour in
the Japanese Mantis Shrimp. Bulleting of the Japanese Society of Scientific
Fisheries. Vol. 50(12): 1969-1973.
Martin, J. W. and G. E. Davis. 2001. An Updated Classification Of The Recent
Crustacea. Science Series No. 39. Natural History Museum of Los Angeles
County.
http://www.blueboard.com/mantis/ . A Pictorial Primer on Stomatopod Sex.
http://www.ucmp.berkeley.edu/ . Sharing the job: Monogamy and Parental Care.