Namanya Edi Fadhil Pria PNS Pemprov Aceh berusia 31 tahun ini dikenal aktif di dunia maya, khususnya media sosial FB. Dia kerap mengunggah foto-foto pembangunan rumah di wall FB miliknya. Selain itu, Edi juga kerap memperlihatkan rumah-rumah reot milik para dhuafa yang ada di Aceh.
Ide membantu membangun rumah masyarakat miskin muncul dalam dirinya sejak April 2015 silam. Saat itu, Edi mengunjungi sebuah desa di pedalaman Aceh Utara. Di sana, ia menemukan sebuah rumah tak layak huni yang ditempati satu keluarga. Kondisi rumah tersebut hampir roboh dan mirip kandang kambing.
“Saya sedih melihat kondisi rumah tersebut dan berpikir bagaimana caranya untuk membantu,” kata Fadhil saat ditemui di sebuah warung kopi di Banda Aceh, Senin (1/2).
Berselang beberapa hari kemudian, Fadhil membuat sebuah tantangan. Ia memposting foto rumah tak layak huni tersebut di akun FB miliknya dan menantang netizen yang ‘Like’ ataupun memberi komentar untuk menyumbang Rp 100 ribu. Dalam hitungan menit, foto yang diunggah Fadhil dibanjiri komentar dan tak sedikit netizen yang menyukainya.
Satu persatu netizen yang memberi tanda suka ataupun komentar selanjutnya dikirim pesan. Ia menagih netizen untuk menyumbang. Jika satu pengguna FB menyukai fotonya plus berkomentar, maka wajib menyumbang Rp 200 ribu. Dua hari berselang, terkumpul dana Rp 17 juta.
“Ada juga pengguna FB yang curang. Setelah menyukai dan berkomentar di foto yang saya tapi tidak menyumbang,” ungkap PNS di Pemprov Aceh ini sambil tersenyum.
Dana sumbangan terus mengucur ke dalam rekeningnya dari hari ke hari. Setelah biaya cukup, Fadhil kembali mengunjungi pemilik rumah tersebut. Ia mengajak warga sekitar untuk membongkar rumah yang ditempati satu keluarga itu secara gotong royong. Baru selanjutnya Fadhil membayar tukang untuk membangun kembali rumah dengan berdinding beton.
Rata-rata rumah yang dibangun Fadhil berukuran 6X6, berlantai semen dan menghabiskan dana di bawah Rp 40 juta. Setelah semuanya siap dan lengkap dengan instalasi listrik, baru serah terima dilakukan. Untuk satu rumah, Fadhil menargetkan siap dibangun dalam waktu dua bulan.
“Kita tidak bisa memaksa tukang untuk mengebut pengerjaannya. Karena rata-rata tukang ini memiliki hubungan keluarga dan pemilik rumah dan mereka ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Usai berhasil membangun satu rumah, Fadhil kembali mengunggah rumah-rumah tak layak huni ke akun FBnya. Tapi kali ini ia tak lagi menantang netizen seperti semula. Di luar dugaan, masyarakat ternyata memilih menyumbang dalam jumlah besar hingga mencapai jutaan rupiah. Hanya butuh beberapa hari, rumah kedua akhirnya dibangun.
Begitu seterusnya ia lakukan hingga rumah ke-11. Bahkan kini ada pengguna FB yang memberi tahu tentang lokasi rumah tak layak huni pada dirinya. Ia merespons dengan cepat setiap informasi yang masuk. Alhasil, rumah-rumah itu kemudian dibongkar untuk dibangun baru.
“Ini kita lagi menyiapkan rumah ke 12. Rumah yang ingin kita bedah sudah ada tinggal saya posting di FB fotonya,” jelasnya. Semoga tumbuh Edi Fadhil lain di seluruh Indonesia