KETAHANAN KERTAS TERHADAP MINYAK (TERPENTINE TEST) Laporan Pratikum Teknik Pengemasan Bahan Pangan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemasan kertas biasanya digunakan pada beberapa alat bahan pangan umum. Contohnya kertas greaseproof sebagai pengemas utama pada mentega, margarin, kopi, dan gula. Contoh lain yakni kertas glassine, kertas kraft dan kertas-kertas lainnya. Adanya kemasan, membuat kita dapat menikmati roti dengan mentega atau selai, biskuit, mi instan, dan macam-macam minuman. Kemasan telah mengamankan dan mengawetkan segala jenis makanan dan minuman.
Kertas terutama terdiri dari serat selulosa yang diperoleh dari kayu atau bahan selulosa lainnya yang melalui salah satu proses pembuatan pulp. Sifat pengemasan kertas sangat beragam, tergantung pada proses pengolahan dan pada perlakuan tambahan yang menghasilkan produk akhir. Sifat kekuatan dan mekanisnya bergantung pada perlakuan mekanis pada serat serta pada penambahan bahan pengisi dan pengikat.
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui daya penetrasi minyak pada masing-masing kemasan kertas
2. Mampu melakukan uji turpentine test.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Kertas banyak digunakan sebagai pembungkus utama. Berdasarkan cara pembuatannya, kertas mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, minsalnya terhadap air minyak dan sebagainya. Pelasipisan dengan menggunakan lilin akan menghasilkan kertas yang lebih kuat dan tahan terhadap air, sehingga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembungkusan bahan-bahan yang sangat seperti gula, mentega dan lainya (Isyana, 1988).
Kertas dibagi dua dalam klasifikasi yang luas, ialah cultural papers atau fine paper dan industrial paper atau coarse papers. Cultural paper yaitu antara lain printing paper, litho paper, artpaper dan lain-lain. Untuk keperluan kemas fleksible, selain menggunakan kertas industri seperti kraft paper dan glassine paper juga digunakan cultural paper, seperti litho paper dan art paper. Kraft paper, karena sifatnya yang kuat, banyak digunakan dibidang kemas fleksible, terutama sebagai shopping bag (Syarief, 1989).
Jenis kertas sebagian besar dapat diberi lilin dalam jumlah sedikit dalam proses pembuatan kertas atau dapat ditambahkan pada lembaran akhir dengan perlakuan lilin atau kertas wax atau kertas lilin adalah salah satu penghambat air dengan biaya rendah dan mempunyai ketahanan yang baik terhadap lemak, dan karakteristik daya rekat panas yang baik, sangat berguna untuk mengemas benda seperti makanan, sabun tembakau dan produk-produk sejenisnya (Winarno, 1993).
II. METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
a. Alat : gelas kaca, stop watch, gunting, tube ukuran diameter 1.1” dan tinggi 1.1”, pipet 1.1 ml.
b. Bahan : kertas minyak, kertas roti, kertas foto, kertas layang, kertas karton, kertas kardus, pasir halus 20 mesh dan turpentine.
B. Cara Kerja
1. Ditaruh gelas kaca diatas penyangga dan kertas stensil diatasnya
2. Diletakkan bahan pengemas 6 buah masing-masing berukuran 6 x 6 cm
3. Dituangkan pasir halus keatas masing-masing kertas
4. Dituangkan masing-masing keatas bahan, terpentin oil yang telah diberi warna dengan cepat sebanyak 1,1 ml.
5. Dicatat waktu penetrasinya.
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
Data Hasil Pengamatan terlampir pada lampiran.
B. Pembahasan
Sizer adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah pembentukan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan. Berdasarkan pemberian sizer dapat dibedakan dua macam, yaitu internal sizer dan surface sizer. Internal sizer merupakan proses untuk memberikan ketahanan penetrasi cairan pada kertas dengan memberikan bahan tambahan internal yang basah. Surface sizer umumnya merupakan penggunaan bahan berselaput tipis seperti tepung, getah dan polimer sintetis.
Diatas kertas yang akan di uji tersebut dituangkan pasir sedemikian rupa sehingga membentuk kerucut kecil. Setelah itu terpentin yang berwarna merah dituangkan diatas puncak kerucut kecil itu. Waktu dari penuangan terpentin sampai terbentuknya spot merah pertama kali, adalah waktu yang menunjukkan tingkat ketahanan kertas terhadap minyak.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada beberapa jenis kertas daya tahan minyak lebih bagus dari pada daya tahan air.
2. Kertas yang tahan terhadap minyak meliputi kertas foto, kertas layang dan kertas minyak.
3. Pengujian ketahanan kertas terhadap minyak dilakukan dengan tes terpentin.Kertas yang tahan minyak mempunyai permukaan yang licin, sedangkan kertas yang tidak tahan terhadap minyak permukaanya lebih kasar.
4. Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik kertas adalah: komposisi pulp serat pendek dan panjang, metode pembuatan, kadar air, metode sizes dan filler (bahan pengisi).
5. Sizer adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah pembentukan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan.
B. Saran
Diharapkan kepada asisten agar bahan – bahan yang dipratikumkan tersedia, sehingga lebih mudah untuk mengerti.