HABITAT DAN EKOSISTEM MANGROVE
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat (Bengen, 2001).
Mangrove adalah salah satu komponen ekosistem pesisir yang memiliki peranan cukup penting, baik dalam memelihara produktivitas perairan pesisir maupun dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah tersebut. Bagi wilayah pesisir, keberadaan hutan mangrove, terutama sebagai jalur hijau di sepanjang pantai sangat penting untuk suplai larva ikan dan udang serta mempertahankan kualitas ekosistem perikanan dan juga melindungi pemukiman yang berada di belakangnya dari gangguan abrasi dan angin laut yang kencang (Onrizal, 2002).
4
Mangrove memegang peranan penting untuk kehidupan laut. Secara ekologis, hutan mangrove dapat menjamin terpeliharanya lingkungan fisik, seperti penahan ombak, angin dan intrusi air laut, serta merupakan tempat perkembangbiakan bagi berbagai jenis kehidupan laut seperti ikan, udang, kepiting, kerang, siput, dan hewan sejenis lainnya. Disamping itu, hutan mangrove juga merupakan tempat habitat kehidupan satwa liar seperti monyet, ular, berang-berang, biawak, dan burung. Adapun arti penting hutan mangrove dari aspek sosial ekonomi dapat dibuktikan dengan kegiatan masyarakat memanfaatkan hutan mangrove untuk mencari kayu dan juga tempat wisata alam. Selain itu juga sebagai kehidupan dan sumber rezeki masyarakat nelayan dan petani di tepi pantai yang sangat tergantung kepada sumberdaya alam dari hutan mangrove (Raymond, 2010).
Karakteristik habitat mangrove yakni: (1) umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanah berlumpur atau berpasir; (2) daerah yang tergenang air laut secara berkala baik setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat pasang purnama, frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi mangrove; (3) menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat; (4) terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat (Huda, 2008).
Santoso (2006), menyatakan bahwa ruang lingkup mangrove secara keseluruhan meliputi ekosistem mangrove yang terdiri atas :
1) Satu atau lebih spesies pohon dan semak belukar yang hidupnya terbatas di habitat mangrove (exclusive mangrove).
2) Spesies tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, namun juga dapat hidup di habitat non-mangrove (non-exclusive mangrove).
3) Biota yang berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut, lumut kerak, cendawan, ganggang, bakteri dan lain-lain) baik yang hidupnya menetap, sementara, sekali-kali, biasa ditemukan, kebetulan maupun khusus hidup di habitat mangrove.
4) Proses-proses dalam mempertahankan ekosistem ini, baik yang berada di daerah bervegetasi maupun di luarnya.
5) Daratan terbuka atau hamparan lumpur yang berada antara batas hutan sebenarnya dengan laut.
6) Masyarakat yang hidupnya bertempat tinggal dan tergantung pada mangrove.
Ekosistem mangrove sangat penting artinya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir terutama pulau-pulau kecil. Mangrove berperan sebagai filter untuk mengurangi efek yang merugikan, perubahan lingkungan utama dan sebagai sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota baru. Selain itu, ekosistem ini juga berfungsi dalam mengolah limbah melalui penyerapan kelebihan nitrat dan fosfat sehingga dapat mencegah pencemaran dan kontaminasi di perairan sekitarnya (Huda, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – IPB, Bogor.
Onrizal. 2002. Evaluasi Kerusakan Kawasan Mangrove Dan Alternatif Rehabilitasinya Di Jawa Barat Dan Banten. Program Kehutanan, Fakultas Pertanian, USU.
Raymond, G. 2010. Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Gending, Probolinggo. Jurnal Program Magister PSLP PPSUB
Huda, N. 2008. Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang..