ABSTRAK
Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan dengan pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah. Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Sampel yang digunakan adalah kulit batang nangka.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari, zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan evaporasi.
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang tidak melibatkan ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut.
Sokhetasi merupakan proses pemisahan ( ekstrakti padatan ) suatu bahan alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak nabati.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip ekstraksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadi oksidasi enzim / hidrolisis ( harborne, 1987 ).
Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas ( Aderson,1991 ).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut ( Geancoplis, 1998 ).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah :
§ Seperangkat alat soklet
§ Rotarievaporator
§ Neraca analitis.
Bahan yang digunakan adalah :
§ n-heksana 200 mL
§ natrium sulfat anhidrat 5g.
Sampel yang digunakan adalah :
§ kulit batang nangka.
1.2 Konstanta fisik
Konstanta fisik dari n-heksana (C6H15) adalah
BM : 86,18 g/mol
Tb/0C : -950C
Tm/0C : 690C
Valve : 11 mg/L
1.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel dihaluskan dan ditimbang dengan teliti sebanyak 50 g.
2. Kemudian sample tersebut di bungkus dengan kertas saring.
3. Lalu dimasukkan ke dalam alat soklet.
4. Alat soklet dirangkai seperti pada gambar dibawah ini.
5. Kemudian n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200mL.
6. Setelah itu dipanaskan pada temperature 70-80 C selama 3jam.
7. Campuran lemak kulit batang nangka dan pelarut n-heksana disaring.
8. Filtrat diperoleh lalu di uapkan dengan alat rotarievaporator.
9. Residu ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat.
10. Lalu disaring.
11. Filtrat yang didapat ditimbang.
12. Setelah semuanya selesai barulah di hitung kadar yang diperoleh.
W2-W1
< Kadar Sampel = ——— X 100%
W
Keteran
W1 = berat sample
W2 = berat wadah kosong
W2 = berat wadah + sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Adapun data pengamatan yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
a) Berat sampel ( kulit batang nangka ) adalah 41,363 gram
b) Berat wadah kosong + kertas saring adalah 255,246 gram
c) Berat wdah, kertas saring, dan kulit batang nangka adalah 297,005 gram
4.2 Pembahasan
Setelah sampel dihaluskan, ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan diasukkan kedalam alat sokhlet yang telah siap dirangkai, pelarut n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200 ml. Labu sokhlet dapat disebut juga labu lemak yang digunakan sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di dalam percobaan ini pelarut yang digunakan adalah n-heksana karena sampel yang digunakan bersifat non polar, maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non polar seperti n-heksana sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan pelarut semi-polar. Pelarut atau senyawa non polar tidak bersifat elektronegatif. Semakin panjang rantai C, maka akan semakin bersifat non polar dan semakin sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegativitas yang tinggi adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana juga bersifat mudah menguap pada suhu 68oC dan dapat menarik lemak yang ada pdada sampel. Residu yang diperoleh dari proses ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok A. Hal ini terjadi karena kulit batang nangka yang muda, sehingga masih mengandung lemak yang cukup banyak.
Pada saat n-heksana 200 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet, kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena n- heksana akan mudah menguap pada suhu 68oC. Rangkaian alat sokhlet juga dilengkapi dengan kondensor yang berfungsi sebagai pendingin, kondensor dapat mengubah uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Ke dalam residu hasil evaporasi ditambahkan natrium sulfat anhidrat untuk mengikat air yang ada pada residu. Pada saat filtrate ang diperoleh diuapkan denagn ritari evaporator, harus diperhatikan suhunya agar tidak terlalu tinggi agar menghindari terjadinya kerusakan senyawa-senyawa tertentu yang mudah rusak pada suhu tinggi. N- heksan juga volatile.
Pada proses persiapan sampel, kulit batang nangka tidak boleh dikeringkan langsung terkena cahaya matahari, tetapi dengan diangin-anginkan agar menghindari terjadinya pengurangan kadar lemak dan tidak dapat diserap karena daya serapnya telah berkurang akibat dari pengeringan dengan terkena sinar matahari langsung.
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.
Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hamper sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.
Proses pemisahan dengan metode ini memiliki kelebihan, yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain. Dikatakan masih utuh karena pada penguapan dengan rotary evaporator hasil yang diperoleh tadi memisahkan pelarut yang ada dalam filtrate. Dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi metode ini kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya denagn cara diuapkan. Alasan dari pemisahan pelarut dari ekstraknya adalah agar dihasilkan zat-zat terlarut sebagai ekstrak pekat dan pelarutnya dapat digunakan kembali.
Rotari Evaporator berfungsi untuk mempercepat penguapan.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah :
1. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.
2. Pelarut yang digunakan pada percobaan kali ini adalah n-heksana. Pemilihan pelarut ini didasarkan pada sifatnya yang non polar, volatile dan dapat menarik lemak dan sukar larut dalam air.
3. Dengan menggunakan rotary evaporator dapat dipisahkan antara pelarut dan lemak yang telah didapat dari proses sokhlet, hingga pelarut dapat digunakan lagi.
4. Natrium sulfat anhidrat ditambahkan ke dalam residu agar dapat menarik/mengikat air yang ada dalam residu.
5. Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena adanya pemanasan.
6. Kekurangan metode sokhletasi adalah kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aderson, R. 1991. SAMPLE PRETREATMENT AND SEPARATION. John Willey
and Sons Singapore .
Geankoplis. 1998. TRANSPORT PROCESS AND UNIT OPERATION. Ally
Bacon : Boston .
Harborne, J.B. 1987. METODE FITOKIMIA. ITB :