Contoh Proposal Kewirausahaan Pengolahan Mie Berbahan Baku Daging Ikan

  1. JUDUL KEGIATAN

Pengolahan Mie Berbahan Baku Daging Ikan

  1. LATAR BELAKANG

Mie merupakan produk makanan yang sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi mie di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC) (Astawan, 1999). Dunia perdagangan mengenal mie dalam berbagai macam produk, seperti mie basah, mie kering, mie soun dan mie bihun. Masing-masing jenis mie ini berbeda dalam bahan baku dan sistem pengolahannya. Mie basah dan mie kering terbuat dari bahan baku tepung terigu, yang membedakan antara keduanya adalah di akhir prosesnya, pada mie kering dilakukan tahap pengeringan produk sebelum dipasarkan, sedangkan mie basah tidak. Mie soun dan mie bihun berturut-turut menggunakan bahan baku tepung beras yang kaya akan kandungan amilosa dan tepung sagu yang kaya amilopektin (keduanya karbohidrat). Dalam skala terbatas dikenal juga adanya mie tiwul dan mie tapioka yang bahan utamanya terbuat dari singkong atau ketela pohon. Ada beberapa kelebihan mie dibandingkan dengan bahan pangan utama lainnya, antara lain adalah kandungan nutrisinya yang cukup lengkap, rasanya yang khas dan terutama adalah karena produk mie sering dikemas dalam bentuk yang praktis.

Meskipun kandungan gizi pada mie cukup lengkap, namun nilai kandungan gizi pada produk mie ini masih sangat rendah, terutama kandungan proteinnya. Karena bahan baku utamanya adalah tepung terigu, tepung tapioka atau tepung beras, maka kandungan nutrisi yang terbesar pada mie dan produk olahannya adalah karbohidrat. Kandungan gizi yang rendah ini telah membuat produk mie, walaupun cukup banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, tetapi bukanlah menjadi makanan yang favorit dan memiliki gengsi tinggi. Justru sebaliknya, muncul persepsi (image) di masyarakat bahwa mie adalah makanan anak kos, makanan kelas bawah, yang dimakan oleh orang-orang yang tidak punya uang, dan hanya membutuhkan karbohidrat sebagai penghasil energi. Sementara itu, memasuki era globalisasi Indonesia akan mengalami dua masalah gizi ganda, yaitu masalah kekurangan gizi dan masalah resiko penyakit yang ditimbulkannya (Azwar, 2002). Keadaan ini tentu saja perlu diperbaiki dengan menambahkan bahan makanan yang memiliki kandungan protein dan nilai gizi lainnya yang tinggi pada mie dan produk olahannya.

Penambahan ikan sebagai bahan campuran membuat mie sangat prospektif untuk dikembangkan, mengingat ikan adalah salah satu bahan makanan yang murah, banyak disukai oleh masyarakat Indonesi, memiliki citarasa yang khas, tersedia melimpah dan kandungan gizinya relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi, ayam, telur, bahkan susu sekalipun. Selain kandungan nutrisinya yang lengkap, daging ikan juga dilengkapi dengan beberapa vitamin lainnya, seperti vitamin E, vitamin B, dan vitamin C. Selain itu juga daging ikan memiliki kandungan asam amino essensial yang cukup lengkap, bahkan beberapa jenis ikan juga mengandung asam lemak omega-3 yang diketahui mempunyai khasiat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan membantu mencegah serangan penyakit jantung. Dengan menambahkan daging ikan sebagai bahan pembuat mie, diharapkan  nantinya selain dapat memberikan tambahan citarasa pada produk mie, juga dapat memberikan tambahan kandungan nutrisi pada mie dan produk olahannya, sehingga nantinya mie dapat menjadi salah satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.

  1. RUMUSAN MASALAH

Banyak persepsi yang muncul di masyarakat bahwa mie adalah makanan anak kos, makanan kelas bawah, yang dimakan oleh orang-orang yang tidak punya uang, dan hanya membutuhkan karbohidrat sebagai penghasil energi. Mungkin salah satu faktornya karena dari bahan baku produksi menggunakan bahan utamanya tepung terigu, tepung tapioka atau tepung beras, sehingga nilai kandungan gizi pada produk mie ini masih sangat rendah, terutama kandungan proteinnya. Penambahan ikan sebagai bahan campuran membuat mie sangat prospektif untuk dikembangkan, Karena selain kandungan nutrisinya yang lengkap, daging ikan juga dilengkapi dengan beberapa vitamin lainnya, seperti vitamin E, vitamin B, dan vitamin C.

Dengan menambahkan daging ikan sebagai bahan pembuat mie, diharapkan  nantinya selain dapat memberikan tambahan citarasa pada produk mie, juga dapat memberikan tambahan kandungan nutrisi pada mie dan produk olahannya, sehingga nantinya mie dapat menjadi salah satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.

  1. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk membuat produk mie yang memiliki nilai gizi tinggi, memberikan pilihan yang tepat bagi masyarakat tentang produk makanan yang berkualitas dan sehat (health food) melalui perbedaan kandungan nutrisi, penampilan, aroma, warna dan tekstur antara mie  yang dibuat dengan menambahkan daging ikan sebagai salah satu bahan pembuatnya dan mie yang dibuat tanpa tambahan daging ikan serta mengetahui persepsi masyarakat tentang citarasa, kandungan nutrisi mie dan peluang pengembangan produk mie yang dibuat dengan tambahan daging ikan.

  1. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan mie yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga mie bukan lagi menjadi bahan makanan yang dianggap kelas rendah, selain itu produk mie yang dihasilkan juga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan produk mie yang selain memiliki citarasa tinggi, juga dapat meningkatkan kandungan nutrisi bagi berbagai jenis mie dan produk olahannya.

  1. KEGUNAAN KEGIATAN

Kegiatan pengolahan mie berbahan baku daging ikan ini berguna untuk :

  • Ø Memperkenalkan kepada masyarakat suatu inovasi baru tentang pengolahan mie berbahan baku daging ikan.
  • Ø Memperkenalkan suatu produk baru yang menghasilkan produk yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi.
  • Ø Menciptakan lapangan pekerjaan baru terutama bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan ini setelah menyelesaikan studi di Unsyiah dan bagi masyarakat.
  • Ø Menambah wawasan bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini.
  • Ø Memberi keuntungan yang cukup besar.

  1. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

      – Produk

Produk yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau, menghasilkan suatu produk yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi dan sehat (Healthy Food). Hasil pengolahannya masih dalam bentuk mie basah dan cocok juga diolah dengan bahan penganan lainnya.

  • Persaingan Pasar

Produk mie berbahan baku daging ini akan meningkatkan persaingan pasar karena mie berbahan baku daging ikan ini mengandung nutrisi tinggi dan akan menjadi menu tambahan sebagai pilihan di tempat-tempat sentral penjualan mie.

  • Harga

         Produk mie berbahan baku daging ikan tidak jauh berbeda dengan harga mie yang tidak menggunakan daging ikan, hal ini karena mie berbahan baku daging ikan tergolong makanan yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi. Hal ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.

  • Distribusi

Proses pemasaran mie berbahan baku daging ikan ini menggunakan sistem door to door serta menerima pesanan dari luar. Selain itu pemasarannya juga dipromosikan di beberapa tempat penjualan mie, seperti tempat Matahari Bakso Setui, Isaura Peunayong, Ramayana Bakso Peunayong, Bakso Idola Peuniti, Mas Min Bakso Neusu, Master Bakso Darussalam, Mie Razali, Mie Simpang 5, Mie Midi dan Mie Lala.

  1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
  2. Bentuk, Lokasi dan Waktu Kegiatan
  3. Bentuk Kegiatan

Program ini bergerak dalam bidang industri kecil (Home Industry) yang proses pemasarannya dengan sistem door to door dan juga menerima dalam bentuk pesanan. Untuk memperkenalkan mie berbahan baku daging ikan ini kepada masyarakat luas akan dipasang suatu iklan (spanduk) disekitar tempat produksi dan juga dipromosikan di tempat-tempat penjualan mie olahan.

  1. Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Jalan Krueng Kali Aceh no.28 Ruko “Gilingan Mie NAD” Desa Peunayong B. Aceh dan akan dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus -31 Agustus 2009.

     

  1. Pelaksana

      Pelaksana dalam kegiatan ini adalah dalam bentuk perorangan yaitu nama

Susandi NIM 0508105010013 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.

      III. Keunggulan / Novelty

Keunggulan dari produk ini menunjukkan bahwa penambahan daging ikan sebagai bahan pembuat mie dapat meningkatkan kandungan protein pada mie yang dihasilkan, juga terdapat peningkatan kualitas penampilan, aroma, warna, dan tekstur pada mie ikan yang dihasilkan dengan mie yang dibuat tanpa penambahan daging ikan.

     

  1. Alat dan Bahan
  2. Alat

Alat-alat yang akan digunakan adalah mixer adonan mie, mesin penipis dan pemotong mie, baskom, kain kasa/kain penutup, kipas angin, ember, penampan, sendok rebus, kompor, minyak tanah, timbangan.

  1. Bahan

Bahan yang akan digunakan adalah ikan tenggiri, tepung terigu protein tinggi, tepung kanji, air, garam, air ki (air abu), pelembut mie, mentega, gincu warna kuning, minyak goreng.

* Penggunaan tepung terigu protein tinggi adalah untuk mendapatkan hasil  mie yang baik, kalis dan tidak mudah putus (Kandungan proteinnya 12-13 % seperti tepung Bogasari Kereta Kencana atau Cakra Kembar).

* Air abu adalah untuk mengenyalkan mie, bening dan tidak berbau, biasanya dijual di pasar tradisional

  1. Langkah-Langkah Pengolahan
  2. Ikan segar dibersihkan, lalu dipotong ambil bagian dagingnya saja tulang dan kulitnya tidak bisa dijadikan adonan, serta cuci hingga bersih.
  3. Dalam wadah plastik, aduk tepung, daging ikan, air abu, garam, pelembut mie dan mentega.
  4. Tambahkan air yang telah ditambah pewarna secukupnya, aduk rata lalu gumpalkan.
  5. Sebelum digiling, diamkan adonan mie selama 15 menit agar adonan tidak mudah putus (kenyal).
  6. Giling dengan gilingan mie dari ukuran besar sampai ukuran kecil, tiap ukuran gilingan digiling 2-3 kali sampai licin dan berwarna rata.
  7. Setiap lembaran gilingan yang sudah licin ditaburi tepung kanji supaya tidak lengkat pada saat pemotongan mie.
  8. Cetak mie dengan alat pemotong mie, taburi kembali dengan tepung kanji supaya tidak lengkat dan mie siap direbus.
  1. Rebus dalam air mendidih hingga matang, lalu angkat kemudian lumuri minyak goreng, aduk rata dan mie siap untuk diolah.

  1. BIAYA
Rincian Volume Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Bahan

–          Tepung terigu

–          Tepung kanji

–          Ikan

–          Garam

–          Air Abu

–          Pelembut mie

–          Mentega

–          Gincu

–          Minyak goreng

–          Minyak kompor

 

1 sak 25 kg

1 kg

12,5 kg

0.5 kg

1 Botol kecap

2 sdt

1 kg

1 sachet

2 kg

5 Liter

 

 

170.000

7.000

20.000

6.000

5.000

2.000

14.000

2.000

9.000

3.000

 

 

170.000

7.000

250.000

3.000

5.000

2.000

14.000

2.000

18.000

15.000

   

 

Total Rp 486.000

Biaya yang dibutuhkan untuk sekali produksi (perhari) yaitu Rp 486.000

Jadi Total biaya selama 30 x produksi (30 hari) adalah

= Rp 486.000 x 30 = Rp 14.580.000 (Empat Belas Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah).

*Biaya untuk peralatan diabaikan

  1. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan mulai dari tanggal 2 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2009 (Terlampir). Rincian kegiatan produksi mie rutin setiap hari mulai dari jam 08.00-12.00 WIB dan setelah itu langsung di distribusi ke tempat-tempat penjualan mie olahan. Karena kualitas mie hanya bertahan untuk 1 hari. Lokasi distribusi berjumlah 10 tempat, target per lokasi 5 kg/hari.

*  Penambahan produksi mie (kg) tergantung permintaan.

* Produksi lanjutan akan terus berlangsung yang dilakukan oleh mitra usaha.

  1. ANALISIS USAHA
  2. Analisis kelayakan usaha
  3. Modal

Modal per hari untuk bahan habis pakai Rp 486.000

Modal selama 1 bulan / 30 hari     = Rp 30 x 486.000

= Rp 14.580.000

  1. Hasil produksi mie per hari 70 kg

Hasil penjualan selama 30 hari      = Jumlah produksi x jumlah hari x harga jual

= 70 kg x 30 hari x Rp 8.000

= Rp 16.800.000

  1. Keuntungan kotor                     = hasil penjualan – modal

= Rp 16.800.000 – Rp 14.580.000

= Rp 2.220.000

  1. Keuntungan setelah pajak 10 % = Rp 2.220.000 – Rp 222.000

= Rp 1.998.000

Jadi keuntungan bersih selama  kegiatan 30 hari adalah Rp 1.998.000

Keuntungan bersih per hari tiap kali produksi adalah Rp 1.998.000/30

= Rp 66.600

  1. Kelayakan usaha                     = Rp 486.000 + Rp 66.600

= Rp 552.600

= Rp 552.600/Rp 486.000

= Rp 1,14 satuan

Jika diasumsikan pertahun (360 x produksi)

= Rp 14.580.000 + (12 x Rp 1.998.000)

= Rp 14.580.000 + 23.976.000

= Rp 38.556.000

= Rp 38.556.000/Rp 14.580.000

= 2.64 satuan

Artinya selama setahun setiap modal 1 satuan, maka didapat kembalian modal sebesar 2.64 satuan.

  1. Rancangan Kelayakan Usaha

No.

 

Parameter Bobot Nilai Point
1. Pemasaran 3 (sangat mudah)

2 (mudah)

1 (sulit)

5 10
2. Bahan 3 (sangat mudah)

2 (mudah)

1 (sulit)

3 9
3. Koki 3 (sangat mudah)

2 (mudah)

1 (sulit)

5 15
4. Permintaan 3 (sangat mudah)

2 (mudah)

1 (sulit)

5 15
Total 49

Keterangan Nilai Point

  1. Sangat layak      = 54-38
  2. Layak                = 37-28
  3. Kurang layak     = 27-18

Total point adalah 49 yang pada keterangan sangat layak, sehingga usaha ini sangat layak untuk dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Mie Basah. dalam Buletin Teknologi Pangan dan Agroindustri. Vol. 1 Nomor 4. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi- IPB. Bogor.

Astawan, M. 1999. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.

Azwar, A. 2002. Pengantar Pedoman Umum Gizi Seimbang. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil  Perikanan. Jilid I : Teknik Pendinginan Ikan, Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soekanto, T.S. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.