Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan dengan Kejadian Malaria

Dalam melakukan suatu aktivitas atau tindakan, setiap individu dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku yang termasuk dalam faktor predisposisi. Faktor lain yang termasuk dalam predisposisi yang akan mempermudah melakukan suatu tindakan adalah sikap, kepercayaan, tradisi, dan lain-lain yang dianut (Notoatmodjo, 2003). Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dengan adanya pengetahuan dan perilaku diharapkan upaya pencegahan penyakit  dapat dilakukan sedini mungkin sehingga komplikasi lebih lanjut dapat dihindari (Notoatmodjo, 2003).

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus Plasmadium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer. A, 2001). Sedangkan menurut Wanrikirmati (2008), perilaku masyarakat tentang penyakit malaria tidak terlepas dari latar belakang status ekonomi, pengetahuan, pekerjaan, dan pendidikan.

Upaya penanggulangan malaria bukan saja merupakan tugas dari tenaga kesehatan, tetapi seluruh masyarakat. Ibu yang mempunyai peranan utama dalam penanggulangan malaria pada balita karena ibulah yang paling dekat dengan anak. Jika anak sudah jelas menderita penyakit malaria, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk membantu proses penyembuhan pada anak.

Keberhasilan seorang ibu mencegah dan mengobati anaknya dari penyakit malaria tergantung dari pengetahuan yang dimiliki ibu (Notoatodjo, 1993). Mencegah lebih baik dari pada mengobati, tetapi apabila telah jatuh sakit pengobatan yang optimallah yang sangat diperlukan untuk mencegah keadaan yang lebih buruk. Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat (Depkes RI, 2000) .