Tujuan Pembelajaran Menulis di SMP | Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari kurikulum.
Sebagai salah satu aspek pembelajaran bahasa, tujuan pembelajaran keterampilan menulis tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam kurikulum tahun 1994 untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia telah digariskan bahwa kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, adalah agar siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berbagai peristiwa komunikasi, baik secara lisan maupun tulis.
Menurut Sukarto (2010: 3), pembelajaran menulis memiliki 4 tujuan yaitu menginformasikan segala sesuatu, membujuk, mendidik, dan menghibur.
- Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
- Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.
- Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
- Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.
Di dalam kurikulum pendidikan tahun 2004 untuk SMP dijelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kerangka tentang standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang harus diketahui, dilakukan dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan dalam tiga komponen utama, yaitu: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, dan (3) indikator hasil belajar. Pembelajaran keterampilan menulis dalam kurikulum ini terintegrasi dengan pembelajaran tiga aspek keterampilan berbahasa lainnya yang diformat dalam kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.
Berbeda halnya dengan kurikulum berbasis kompetensi, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2007 muatan isi mata pelajaran, termasuk juga mata pelajaran bahasa Indonesia, dituangkan dalam dua kompone, yakni: (1) standar kompetensi dan (2) kompetensi dasar. Adapun komponen yang ketiga yakni indikator hasil belajar perumusannya diserahkan kepada guru mata pelajaran di setiap satuan pendidikan.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP terdiri atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahas dan bersastra masing-masing terdiri atas empat aspek keterampilan berbahasa, salah satunya adalah keterampilan menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP diarahkan agar siswa terampil menulis. Keterampilan ini diperkaya oleh fungsi utama sastra untuk penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, dan penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulis.
Adapun tujuan pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dapat dilihat dari dua aspek yaitu: aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra.
- Aspek kemampuan berbahasa:
- Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan;
- siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); dan
- siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual kematangan emosional dan kematangan sosial.
- Aspek kemampuan bersastra:
- Siswa menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia; dan
- Siswa mampu menikmati dan memanfaaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Sukarto. 2010. Konsep Menulis dan Pembelajaran Menulis. Tulisan. http : // suksesbersamaSukarto. Blogspot. Com. ( 26 Oktober 2011 ).