TUGAS MATAKULIAH PENYAKIT TROPIK
Disusun Oleh:
Kelompok 8
Meza Nuraisya 25010113120004
Adhe Arviani Aulia 25010113120019
Yuniar Triasputri 25010113120109
Aprisa Anggie Praditya 25010113120124
Merry Putri R Sirait 25010113140257
Najla Salsabila Noor 25010113140324
Arman (LJ) 25010115183018
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016
1. Definisi Penyakit Tropik
Penyakit tropik adalah semua penyakit yang terjadi di daerah tropis. Dalam prakteknya penyakit tropik mengacu pada penyakit menular yang berkembang di daerah panas dan kondisi lembab seperti penyakit malaria, leismaniasis, schistosomiasis, onchorcerciasis, filariasis limfatik, penyakit Chagas, Trypanosomiasis afrika, dan demam berdarah (WHO,2016).
Penyakit tropik merupakan penyakit yang secara nyata terdapat prevalen (banyak,tinggi) di wilayah tropik, meskipun mugkin didapatkan pula di wilayah-wilayah yang lain. Penyakit ini untuk sebagian besarnya (60-80%) adalah penyakit yang disebabkan oleh golongan parasit (hewan).
2. Klasifikasi Penyakit Tropik
Penyakit tropik ini meliputi penyakit menular dan tidak menular, serta infeksi dan non infeksi.
Menurut (Widoyono,2005), Penyakit tropis dapat digolongkan menjadi :
Infeksi Bakteri
Bakteri adalah organisme multiseluler yang tidak memiliki membran inti dan umumnya tidak memiliki klorofil. Bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia diantaranya :
a Tuberkulosis Paru
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang menyerang berbagai bagian organ atau jaringan tubuh, namun paling banyak menyerang organ paru-paru. Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Penyakit tuberculosis ditularkan melalui udara saat seorang pasien TBC batuk dan percikan ludahnya terhirup oleh orang lain saat bernafas. Masa inkubasi 3-6 bulan. Gejala penderita TBC antara lain : batuk berdahak lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, nyeri dada dan sesak nafas.
b Difteria
Penyakit difteria disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Penularannya terjadi saat penderita batuk, bersin atau berbicara. Gejala penyakit difteria antara lain : peradangan pada tenggorok, demam yang tidak tinggi dan pembengkakan di leher.
c Pertusis
Penyakit pertusis merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut yang terutama menyerang anak. Pertusis merupakan batuk yang intensif dan biasa disebut batuk rejan maupun batuk 100hari. Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penularan penyakit pertusis adalah melalui droplets, yang masa inkubasinya selama 6-20 hari. Gejala : batuk terus menerus yang diakhiri dengan whoop (inspirasi panjang dan melengking) yang bisa berlangsung 1-10 minggu.
d Tetanus Neonatorum
Tetanus adalah penyakit kekakuan otot yang disebabkan oleh eksotoksin. Disebabkan oleh bakteri Clostridiun tetani. Tetanus masuk ke dalam tubuh manusia biasanya melalui luka yang dalam suasana anaerob.
e Demam Tifoid
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella thypi. Penyakit ini menular melalui makanan dan minuman. Penggunaan air minum secara missal yang tercemar bakteri dapat menyebabkan KLB. Gejala yang ditimbulkan antara lain demam lebih dari 7 hari, diare, anoreksiadan batuk.
f Kusta
Kusta merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang berbentuk batang. Penyakit ini dapat menular dengan sentuhan langsung maupun melalui udara. Gejala : anestesi pada kulit, kerusakan saraf perifer, pemeriksaan laboratorium menunjukkan BTA positif pada kulit.
g Pes
Pes adalah salah satu penyakit zoonosis pada rodensia yang ditularkan kepada manusia dan dapat menyebabkan wabah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Masa inkubasi pes adalah 2-6 hari dan dapat menular melalui pinjal maupun tikus. Gejala : demam tanpa sebab jelas, sesak nafas, batuk dan bubo pada inguinal, femoral, dan ketiak.
h Antarks
Antarks adalah penyakit yang disebabkan oleh Bacillus anthracis pada binatang ternak atau binatang ternak yang ditularkan kepada manusia. Penularan antarks dapat terjadi apabila terdapat kontak langsung terhadap kulit, mengonsumsi daging yang terinfeksi bakteri tersebut dan menghisap spora di tempat kerja. Antraks terdapat beberapa macam yaitu antraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks paru dan antarks otak.
i Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Penyakit ini dapat menular melalui kontak dengan air, tanah, lumpur yang tercemar dan kontak dengan organ, darah, serta urin yang terinfeksi.
Infeksi Virus
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang terlambat.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili Flaviviridae. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti (di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah pedesaan)
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit DBD.
Pasien DBD pada umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut, deman selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, manifestasi perdarahan dengan tes rumple leade (+), mulai dari petekie (-) sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah-hitam. Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal 150.000-300.000 µL), hematokrit meningkat (normal pria <45, wanita <40). Akral dingin, gelisah, tidak sadar.
b. Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes africanus. Ditandai dengan demam, mialgia atau artralgia, ruam kulit, leukopenia, dan limfadenopati. Virus chikungunya adalah virus yang termasuk genus virus alfa dari famili Togaviridae. Seperti DBD, chikungunya endemik di daerah yang banyak ditemukan kasus DBD. Selain manusia, virus chikungunya juga dapat menyerang tikus, kelinci, monyet, baboon, dan simpanse.
Masa inkubasi chikungunya adalah 1-6 hari. Gejala penyakit diawali dengan demam mendadak, kemudian diikuti munculnya ruam kulit dam limfadenopati, artralgia, mialgia, atau artritis yang merupakan tanda dan gejala khas chikungunya. Penderita dapat mengeluhkan nyeri atau ngilu bila berjalan kaki karena serangan pada sendi-sendi kaki. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan laboratorium yaitu adanya antibodi IgM dan IgG dalam darah.
c. Campak
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang diisebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditandai gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit. Penyakit ini dapat meniggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak (ensefalitis).
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dari famili Paramyxovirus, genus Morbilivirus. Virulensi virus campak tinggi terutama pada anak yag rentan dengan kontak keluarga. Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Sekitar 10 hari setelah infeksi akan muncul demam yang biasanya tinggi, diikuti dengan koriza, batuk, dan peradangan pada mata. Kemudian timbul ruam-ruam kulit kemerahan.
d. Hepatitis
Hepaitis adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Sebelumnya hepatitis dibedakan menjadi tiga, yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis non-A non-B. Saat ini sudah ditemukan virus hepatitis C, D, E, F, G, dan lainnya.
Hepatitis A berupa infeksi hati akut. Penyebabnya virus hepatitis A (VHA) atau virus entero 72 dari kelas Picornavirus. VHA dapat ditemukan di tinja pasien. Ditularkan secara fekal-oral dari makanan dan minuman yang terinfeksi, dapat juga melalui hubungan seksual.
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang berukuran 42nm. Masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah untuk mencapai sel hati. Penularan secara parental terjadi melalui suntikan, tranfusi darah, operasi, tusuk jarum, rajah kulit/tatoo, dan hubungan seksual serta melalui transmisi vertikal dari ibu ke anak. Masa inkubasinya sekitar 75 hari.
e. Rabies
Rabies adalah suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Karena gejalanya yang khas yaitu penderita menjadi takut air, penyakit rabies sering kali disebut hidrofobia. Rabies merupakan penyakit hewan berdarah panas yang ditularkan kepada manusia. Penyebab rabies adalah virus rabies yang termasuk famili Rhabdovirus. Sumber penularannya, 90% dari anjing, 6% dari kucing, dan 4% dari monyet dan hewan lain.
f. HIV-AIDS
AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh HIV. Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Virus juga terdapat juga dalam saliva, air mata, dan urin (sangat rendah). Selain melalui cairan tubuh, HIV juga ditularkan melalui ibu hamil, jarum sutik, transfusi darah dan hubungan seksual.
g. Varisela
Varisela adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut juga dengan chicken pox, cacar air, atau varisela zoster. Varisela disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human (alpha) herpes virus-3, Varicella-zoster-virus yang merupakan anggota dari kelompok virus herpes. Ditularkan melalui kontak langsung (cairan vesikel) dan droplet.
h. Flu Burung
Penyebab flu burung adalah virus AI dari famili Orthomyxoviridae. Meskipun reservoar alami virus AI adalah unggas liar yang sering bermigrasi, tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakitiini. Menurut WHO, kontak hewan terebut dengan unggas ternak menyebabkan flu burung di kalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara dan ekskret (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang terinfeksi. Gejala pada tersangka AI adalah demam, anoreksia, pusing, gangguan pernapasan, nyeri otot, dan mungkin konjungtivitis yang terdapat pada pasien dengan riwayat kontak dengan unggas.
i. SARS
SARS atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukan gejala gangguan pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS. Virus penyebab SARS adalah Coronavirus. Penularan terjadi melalui droplet dari pasien yang telah terinfeksi virus. Penularan melalui droplet dapat terjadi bila jarak dengan pasien sekitar 2 meter.
j. Polio
Polio adalah penyakit akut yang menyerang sistem saraf perifer yang disebabkan oleh virus polio. Gejala utama penyakit ini adalah kelumpuhan. Biasanya berkurang sampai hilang, akan tetapi dapat menetap setelah 60 hari yang akan menyebabkan kecacatan.virus polio termasuk genus enterovirus. Manusia merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal. Penularan melalui sekret faring dapat terjadi bila keadaan hygiene sanitasinya baik sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan oro-fekal. Makanan dan bahan lain yang tercemar dapat menularkan virus, walaupun jarang terjadi.
Infeksi Parasit
Parasit merupakan mikroorganisme yang membutuhkan host lain untuk bertahan. Beberapa parasit tidak mempengaruhi host yang ia tinggali, sedangkan beberapa lainnya mengalami pertumbuhan, reproduksi, dan bahkan mengelurkan toksin (racun) yang menyebabkan host mengalami infeksi parasit. Infeksi parasit disebabkan oleh 3 jenis organisme: protozoa, helminth(cacing), dan ektoparasit. Penyakit akibat parasit antara lain:
1. Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk betina anopheles infektif. Gejala yang sering muncul antara lain demam, menggigil, dan penyakit seperti flu.
2. Cacing tambang
Pejamu cacing tambang adalah manusia. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak. Terdapat 3 jenis cacing tambang yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Ancylostoma ceylonicum.
3. Filariasis
Filariasis disebabkan oleh infeksi parasit nematode. Penyakit ini disebut juga penyakit kaki gajah. (Widoyono,2005)
Sindrom Penyakit Menular
a. Diare
Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama pada anak. Diare menyebabkan anoreksia sehingga mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam. Penyebab diare adalah virus Rotavirus, Adenovirus, bakteri E.col, parasit, keracunan makanan, malabsorpsi, alergi, imunodefisiensi. Penularan melalui orofekal melalui air atau tinja.
b. ISPA
ISPA merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Klasifikasi ISPA terdiri dari bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat. Disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan aspirasi.
c. PMS
PMS adalah penyakit-penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama pada alat kealmin. Jenis-jenis PMS antara lain DUH tubuh vagina, DUH tubuh uretra, DUH ulkus genital, nyeri perut bawah, pembengkakan skrotum, inguinal bubo, konjungtivitis neonatus,dan pertumbuhan pada genital. Jenis-jenis PMS antara lain sifilis, gonore, limfogranuloma venereum, herpes genitalis, trikomoniasis, kandidiosis, dan kandiloma akuminata.
Penyakit Tidak Menular
a. Malnutrisi, seperti kwashiorkor-marasmus, GAKI, beri-beri xerophthalmia, anemia
b. Kanker, seperti kanker paru-paru, kanker cervix, kanker payudara, dan lain-lain
c. Penyekit Degeneratif seperti Drah tinggi, Jantung koroner, Arthritis
3. Alasan perlunya mempelajari penyakit tropik
Wilayah Tropis merupakan wilayah disekitar garis katulistiwa yang beriklim panas (tropical zone) dengan berbagai ciri iklim dan flora-fauna yang khas sehingga juga mempunyai ciri kesehatan dengan pola penyakitnya yang khas pula yang disebut “penyakit tropik”. Karakterisrik iklim, flora dan fauna yang khas di wilayah tropik akan mendukung dan mempertahankan secara khusus keberadaan penyakit tropik ini tetap ada dan berkembang dengan leluasa.
Oleh karena itu, dirasa perlu dan relevan jika masalah pengkajian (study) penyakit tropik ini dikembangkan di dunia pendidikan kesehatan khususnya di fakultas kesehatan masyarakat sebagai bidang yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat terutama di negara-negara yang terletak di wilayah tropik, termasuk Indonesia.
Dengan memperlajari penyakit tropik maka diharapkan kita dapat mengetahui defenisi penyakit tropis, klasifikasi penyakit tropis yang sedang berkembang di berbagai negara serta memahami prinsip dasar bagaimana muncul dan menyebarnya penyakit tropik secara epidemiologi sehingga diharapkan dapat melakukakan usaha promotif, preventif dan rehabilitatif serta upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit tropik tersebut di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso,Ludfi. 1998.IKHTISAR PENYAKIT TROPIK.Jurusan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Widoyono, 2005. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan pemberantasannya.Jakarta : Penerbit Erlangga
Sumber lain:
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Buku Panduan Mahasiswa Pengelolaan Penyakit Tropis. Padang: Universitas Andalas. http://fk.unand.ac.id/images/berita/blok/PANDUAN_MAHASISWA_4.1.pdf. Diakses pada 24 Februari 2016
Kuntaman.2007. Ilmu Kedokteran Tropis Penyakit Tropis. Surabaya: FK Unair. http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Ilmu%20Kedokteran%20Tropis.pdf. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016
WHO.2016.Tropical Disease. http://www.who.int/topics/tropical_diseases/en/. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016.
Unair.2012.PENYAKIT TROPIS ILMU ALAMIAH DASAR. http://www. http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7j.pdf. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016.