Tinjauan Peptic Ulcer ( Luka Terbuka )

Tinjauan Peptic Ulcer

Peptic ulcer atau ulkus peptikum merupakan luka terbuka berbentuk bundar atau oval pada lapisan lambung dan duodenum (usus dua belas jari). Ulkus peptikum terjadi pada saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan duodenum. Gejala yang dirasakan saat ulkus peptikum adalah perut nyeri, mual muntah, kehilangan nafsu makan dan berat badan turun (Rahardja, 2008).
Penyebab dari ulkus peptikum dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara faktor yang meningkatkan keasaman lambung (Helicobacter pylori, NSAID, asam lambung atau HCl, pepsin, merokok dan stress) dengan faktor yang proteksi lambung (prostaglandin, aliran darah, buffer, dan produksi mukus). Stress sendiri bisa menyebabkan ulkus peptikum dikarenakan adanya ketegangan psikis dan emosional dengan produksi kortisol yang berlebihan (Rahardja, 2008).
Pengobatan ulkus peptikum bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri, mempercepat penyembuhan ulkus dan mencegah rekurensi. Obat-obat yang digunakan dalam kasus ulkus peptikum diantaranya golongan H2 antagonis (ranitidin, famotidin), Proton Pump Inhibitors (omeprazole, lansoprazole), sukralfat, prostaglandin analog (misoprostol) (Rahardja, 2008). Keadaan lambung dan duodenum yang mengalami ulkus dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Peptic ulcer
Ekstrak dari Herba Centellae efektif mengobati stres perut dan ulkus duodenum pada manusia (Kartnig, 1988). Pada penelitian tikus diberikan asiaticoside ekstrak alkohol Centella asiatica L dan dibiarkan di tempat yang gelap dan dingin, dari penelitian terbukti bahwa asiaticoside ektrak alkohol Centella asiatica L dapat mencegah ulkus peptikum karena adanya stress udara dingin. Diperkirakan mekanisme kerjanya mirip dengan famotidine (H2 antagonis) (Chatterjee et al, 1992).
Penelitian lainnya membuktikan ekstrak dari Herba Centella asiatica L terbukti efektif dalam mengobati ulkus peptikum pada manusia akibat stress. Uji klinis obat telah menunjukkan aktivitas antiulcer setelah pemberian oral. Lima belas pasien dengan ulkus peptikum diobati dengan ekstrak dititrasi dari Herba Centellae (60,0 mg/orang) dan sekitar 93% dari pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan yang diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi (Shin HS, 1982).

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan, Bandung; Penerbit ITB
Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Edisi Revisi. Cetakan ke 9. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 168-169.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, EdisiKeempat. UI – Press: Jakarta, pp. 300, 607-608
Ansel, Howard C. Nicholas G. Popovich and Layd V. Allen Jr. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Diliverry Sistems. Six Edition, 194-202, Lea and Febiger, USA.
Arisandi Y, Andriani Y.2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah, hal 251-52
Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439
Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., andKanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia,pp. 293-343.
Bonte, F., 1994, Influence of asiatic acid, madecassic acid, and asiaticoside on human collagen I synthesis, Planta Medica, Vol. 60, 133-135.
Brinkhaus, B.; Lindner, M.; Schuppan, D.; Hahn, E.G. 2000. Chemical, pharmacological and clinical profile of the East Asian medicinal plant Centella asiatica. Phytomedicine, pp. 7, 427-448.
Brooks, G. F., Butel, J. S ., Morse, S. A., 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, dan Adelberg Edisi 23. Jakarta: EGC pp. 640
Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.
Chatterjee TK, Chakraborty A, Pathak M. 1992. Effects of plant extract Centella asiatica L. on cold restraint stress ulcer in rats. Indian journal of experimental biology, pp. 30:889–891.
Cronquist, A., 1981, An Intergrated System of Classification of Flowering Plants, New York, Columbia University Press, 477.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.
Duke, 2003, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, http:/www.ars grin.gov/duke, Diakses tanggal 10 Januari 2013.
Hutapea, JR. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Jakarta: Depkes RI.
Inamdar, P. K., Teola, R. D., Ghogare, A. B. and de Souza, N. J. 1996. Determination of biologically active constituents in Centella asiatica. Journal of Chromatography A 742: 127-130.
James, J. T. and Dubery, I. A. 2009. Pentacyclic triterpenoids from the medicinal herb, Centella asiatica (L.) Urban. Molecules 14: 3922-3941.
Kartnig, T., 1988, Clinical applications of Centella asiatica (L.) Urb. In : Craker, L.E. Simon, J.E., Eds., Herbs, spices, and medicinal plants : recent advances in botany, horticulture, and pharmacology, Vol. 3, Phoenix, AZ, Oryx Press, 145- 173.
King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.
Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri – untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Hal. 1.
Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.
Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.
Loiseau, A. and Mercier, M. 2000. Centella asiatica and skin care. Cosmetics and Toiletries Magazine 115: 63-67.
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar – Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.
Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.
Pramono S. 1992. Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek Antihipertensi. Warta Tumbuhan Obat Indonesia I, hal (2): 37-39.
Pramono S. D, Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L) Berdasarkan Kadar Asiaticosida Secara KLT-Desnsitometri. Majalah Farmasi Indonesia 15 (3), hal 118-123.
Qin, L. P., Ling, R. X., Zhang, W. D. et al. 1998. Essential oil from Centella asiatica and its antidepressant activity. Di Er Jun Yi Da Xue Xue Bao (Second Military Medical University) 19: 186-187.
Rahardja, Kirana. 2008. Obat Obat Penting. Edisi Keenam Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Robinson, T., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, 132-138, Penerbit ITB, Bandung.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585
Shin Etsu Chemical Company. 1997. Product Bulletin., Cellulose Division. Japan
Shin HS et al. Clinical trials of madecassol (Centella asiatica) on gastrointestinal ulcer patients. Korean journal of gastroenterology, 1982, 14:49–56
Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.
Sheth, B. B., Bandelin F, J., Shangraw r.,F., 1980, Compressed Tablet., in Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 105-115.
Suntornsuk, L. and Anurukvorakun, O. 2005. Precision improvement for theanalysis of flavonoids in selected Thai plants by capillary zone electrophoresis. Electrophoresis 26: 648-660.
Voigh, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta.
Wahyuningtyas Ika. 2010. Formulasi Sediaan Tablet Fast Disintegrating Antasida Dengan Primojel® Sebagai Bahan Penghancur Dan Manitol Sebagai Bahan Pengisi. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .
Winarto, W.P., dan Surbakti, 2003, Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat, 1,5-9,39, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Zainol, M. K. M. 2004. Determination of flavonoids in Centella asiatica (L.) Urban and their utilization in herbal noodles. Serdang, Malaysia: Universiti Putra Malaysia, MSc Thesis.
Zheng, C. J. and Qin, L.P. 2007. Chemical components of Centella asiatica and their bioactives. Journal of Chinese Integrative Medicine 5: 348-351.