Anemon merupakan hewan yang soliter dan sessil. Hewan ini bergerak dengan tiga tipe: pertama, dengan keping dasar, kedua, tanpa keping dasar, dan ketiga, dengan cara melayang. Menurut Brusca and Brusca (2003), anemon bergerak di substrat dengan lambat menggunakan keping dasar, anemon terkadang berenang dengan cepat dengan cara mengerak-gerakkan atau melenturkan batang tubuhnya bahkan ada spesies yang menggunakan tentakelnya. Aktifitas berenang merupakan aktifitas temporal, karena secara umum hal ini dapat mendatangkan atau bertemu dengan predator.
Anemon di alam memiliki faktor-faktor pembatas, diantaranya cahaya, suhu, salinitas, substrat dan kedalaman. Selain itu, faktor lingkungan lainnya berupa zat kimia yang berlebih dapat mempengaruhi pergerakan anemon (Nganro, 2009). Menurut Saunders and Gisele (1997) anemon di daerah dingin yang bersimbiosis dengan zooklorella memiliki batasan suhu sampai pada 20 0C dan tidak berpengaruh terhadap cahaya. Dikatakan lebih lanjut, kepadatan zooxanthella dari anemon meningkat yang berada cahaya yang rendah dan tidak berpengaruh oleh suhu. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari toleransi fisiologis terhadap suhu dan cahaya. Dimana zooxanthella lebih tahan dari pada zooklorella (Saunders and Gisele, 1997). Kebanyakan spesies anemon lebih banyak berada pada daerah yang ada sinar matahari (Pearse, 1974).
Simbiosis anemon selain dengan zooxanthella, yang merupakan simbiosis mutualisme, bersimbiosis dengan biota lainnya. Salah satunya bersimbiosis dengan ikan hias yang merupakan tempat hidup yang ideal dan beberapa spesies crustacea atau anemon yang berada di lengan crustacea (Brusca and Brusca, 2003; Mebs, 2009; Nybakken, 1986). Simbiosis ini selain berfungsi untuk mendapatkan mangsa, biota yang bersimbiosis ini dapat bertahan dan terlindung dari serangan predator (Mebs, 2009). Simbiosis ikan anemon dengan anemon berfungsi sebagai menahan keluarnya nematosit dari tentakel anemon (Nybakken, 1986). Menurt Hyman (1967), biota laut seperti dari kelas molusca bersimbiosis parasit dengan anemon.
Anemon merupakan biota laut pemakan segala dan memakan segala yang ada didekatnya. Selain itu, mungkin anemon mendapatkan makanan dari proses fotosintesis zooxanthella. Salah satu jenis anemon di daerah tropis kurang memiliki nematosit pada tentakelnya, mengangkap mangsanya langsung dengan keping mulutnya (Brusca and Brusca, 2003). Akan tetapi kebanyakan anemon memiliki nematosit di tentakelnya karena berfungsi untuk melumpuhkan dan menangkap mangsanya.
Kelas Anthozoa pada umumnya tersebar luas, ditemukan pada perairan pantai dari yang hangat sampai ke daerah yang dingin sekali. Tempat hidupnya di bawah garis terendah dan banyak di jumpai pada daerah terumbu karang yang dangkal, di goba atau di lereng terumbu, jarang ditemukan di padang lamun (Hadi dan Sumadiyo, Vol XVII) dan habitat bebatuan dan pasang surut yang tergenang air dan terdapat sinar matahari (Pearse, 1974). Kebanyakan anemon hidup di zona litoral yang tempatnya teduh dan terdapat sinar matahari. Beberapa spesies anemon hidup di cangkang jenis gastropoda, kepiting dan beberapa crustacea (Brusca and Brusca, 2003; Nybakken, 1986). Anemon yang hidup di cangkang biota laut merupakan salah satu jenis simbiosis mutualisme.