Teori Motivasi | Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Dari pengertian tersebut berarti pula semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama bahwa “manusia (seseorang) hanya melakukan suatu kegiatan, yang menyenangkan untuk dilakukan”(Nawawi, 2001).
Hal tersebut menimbulkan perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan Motivasi menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Berarti apabila berbicara tentang motivasi salah satu hal yang amat penting untuk diperhatikan ialah bahwa tingkat motivasi berbeda antara seseorang dengan orang lain dan dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan (Siagian, 2004).
Menurut Siagian (2004), Salah satu pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham H. Maslow yang berkarya sebagai ilmuwan dan melakukan usahanya pada pertengahan dasawarsa empat puluhan. Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu :
Kebutuhan fisiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar, bukan saja karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal. Hanya saja memang harus diakui bahwa ada perbedaan dalam kemampuan untuk memuaskan berbagai kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan keamanan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik (meskipun hal ini aspek yang sangat penting), akan tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis. Adapun keamanan yang bersifat psikologis dapat berupa perlakuan adil yang diterima dalam sebuah kelompok ataupun dalam kegiatan usaha yang dilakukannya.
Pemuasan Kebutuhan Sosial
Telah umum diterima sebagai kebenaran universal bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dalam kehidupan berkelompok manusia sebagai insan sosial mempunyai berbagai kebutuhan yang berkisar pada pengakuan akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya. Biasanya kebutuhan sosial tersebut tercermin dalam empat bentuk perasaan, yaitu : (1) perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging), (2) perasaan yang menganggap diri sendiri adalah penting (sense of importance), (3) perasaan untuk mencapai keberhasilan (needs of achievement) dan (4) kebutuhan akan perasaan diikutsertakan (sense of participation).
Kebutuhan Esteem
Salah satu ciri manusia adalah memiliki harga diri yang menyebabkan semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadaan dan status seseorang biasanya tercermin pada berbagai lambang yang penggunaannya sering dipandang sebagai hak seseorang, di dalam dan di luar kelompoknya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dewasa ini semakin disadari oleh berbagai kalangan yang semakin luas bahwa dalam diri setiap orang terpendam potensi kemampuan yang belum seluruhnya dikembangkan. Merupakan hal yang normal apabila dalam menjalankan usaha, seseorang ingin agar potensinya dikembangkan secara sistematik sehingga menjadi kemampuan efektif. Dengan pengembangan demikian, seseorang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada usaha yang dilakukannya dan dengan demikian meraih kemajuan profesional yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan hidup.
Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta