Teori motivasi
Menurut Terry (2007), motivasi dapat diartikan sebagai upaya agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat. Dengan jalan memotivasi para karyawan dapat diharapkan semangat dan prestasi kerja dapat ditingkatkan untuk mendorong karyawan lebih bersemangat dan bergairah. Menurut Mangkunegara (2007), mengatakan motivasi adalah kondisi yang berpengaruhi membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Frederick Herzberg dalam mangkuprawira (2007), menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor sehingga teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang (Sondang, 2002).
Termasuk dalam faktor motivasional, Frederick Herzberg (dalam Siagian 2002):
- Pencapaian prestasi (Achievement)
- Pengakuan (Recognition)
- Pekerjaan itu sendiri (The work it self)
- Tanggung jawab (Responsibility)
- Pengembangan potensial individu (Advancement)
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job-content) yakni kandungan kerja pada tugasnya Hamza (2008). Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup, Frederick Herzberg (dalam Siagian 2002):
- Gaji atau upah (Wages or salaries)
- Kondisi kerja (Working Condition)
- Kebijakan dan administrasi perusahaan (company policy and administration)
- Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)
- Kualitas supervisi (Quality supervisor)
Menurut Djoko (2001),Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat instrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.Teori ini memandang, bahwa pegawai mau bekerja karena didorong untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, untuk mempertahankan hidup saja. Kebutuhan ini dapat dicukupi melalui upah, gaji berupa uang atau barang sebagai imbalan kerjanya. Susbandono (2006), mengemukakan bahwa dengan menyediakan fasilitas – fasilitas yang sederhana, tapi mengena mampu menyenangkan dan menyamankan karyawan dan ternyata bisa memicu motivasi kerja.
Maslow dalam Hicks dan Gullet (2002), memberi batasan model teori motivasi sebagai berikut: a.Kebutuhan fisiologis, termasuk di dalamnya adalah sandang pangan, dan kebutuhan psikologis lainnya, b.Kebutuhan akan rasa aman, tercakup di dalamnya tentang keamanan fisik, keamanan atas harta, c.Kebutuhan akan rasa ikut memiliki dan cinta (sosial), termasuk di dalamnya kebutuhan berkeluarga , berkelompok, dan bergaul, d.Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan manusia untuk dihargai dan dihormati, e.Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimal keterampilan dan potensi (Mangkunegara,2006).
Bentuk dan Prisnsip Motivasi
Menurut handoko (2001), jika dilihat atas dasar fungsinya motivasi terbagi atas: a. Motivasi intrinsik dan b. Motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berfungsi dengan adanya faktor dorongan dari luar individu (Djamarah, 2002).
Sejalan dengan Robbin (2003), yang menjelaskan bahwa faktor intrinsik seperti kemajuan, prestasi, pengakuan dan tanggung jawab terkait dengan kepuasaan kerja. Seseorang yang merasa senang dengan pekerjaan mereka cenderung mengaitkan faktor-faktor ini ke diri mereka sendiri.
Di pihak lain, bila mereka tidak puas, mereka cenderung mengaitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik seperti misalnya pengawasan, gaji, kebijakan perusahaan dan kondisi kerja. Faktor-faktor yang menyebabkan kepuasaan kerja terpisah dan berbeda dari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasaan kerja (Ashar SM, 2004).
Motivasi menurut magkuprawira (2007), merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu,motivasi itu timbul tidak saja karena karena ada unsur di dalam dirinya, tetapi karena adanya stimulus dari luar. Seberapapun tingkat kemampuan yang dimliki seseorang,pasti butuh motivasi, dengan perkataan lain potensi sumber daya manusia adalah sesuatu yang terbatas, dengan demikian kinerja seseorang merupakan fungsi dari faktor-faktor kemampuan dan motivasi dirinya (Luthans, 2006).