TEKNIK PENGELOLAAN IRIGASI

Pengertian dan Ruang Lingkup

Dilihat dari segi etimologi, ada tiga kata yang terangkum dalam satu judul mata kuliah ini yaitu teknik, pengelolaan (manajemen), dan irigasi. Sehubungan itu pengertian dan ruang lingkup mata kuliah ini dapat ditelusuri dari makna atau konsep masing-masing kata ini.
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pembagian, dan pemberian air ke lahan usahatani. Pertama, penyediaan air dilakukan dengan membuat bendungan, waduk atau sumur lebih dahulu. Kedua, pengambilan air dilakukan dengan menggunakan bangunan pengambilan, kincir, atau pompa. Ketiga, pem-bagian air dilakukan dengan menggunakan bangunan-bagi yang ditempatkan pada percabangan saluran primer dan saluran sekunder. Terakhir, pemberian air dilakukan dengan menggunakan pintu-pintu sadap ke masing-masing petak ter-sier dan atau kwarter. Setiap tahap kegiatan ini memerlukan pengontrolan atau evaluasi, apakah debit air yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan air tanaman atau permintaan petani.
Manajemen atau pengelolaan, menurut Terry (1977), adalah proses (rang-kaian aktivitas) yang berbeda terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, peng-gerakan, dan pengontrolan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya (material, me-sin, metode, uang, pasar). Dalam hal ini pengelolaan hanya menggunakan sum-berdaya yang ada termasuk material, mesin, dan metode yang tersedia; artinya kelemahan mesin, metode dan material yang tersedia tidak bisa diletakkan pada kesalahan pengelolaan. Selain itu setiap pengelolaan dimulai dengan menetapkan tujuan lebih dahulu. Manajemen atau pengelolaan irigasi bertujuan untuk me-layani kebutuhan air irigasi sesuai kebutuhan tanaman atau permintaan petani secara berkelanjutan.
Untuk memperbaiki kelemahan mesin, metode, dan material yang ada diperlukan teknik. Teknik merupakan perpaduan cara dan langkah tepat yang ter-polakan secara baik untuk melakukan suatu kegiatan (Gie, 1996). Teknik dapat memberikan kerja yang efisien dan hasil yang baik. Jika suatu kegiatan masih dilakukan secara mencoba-coba maka penyelesaian pekerjaan itu belum memiliki teknik melainkan baru sebuah keterampilan. Kegiatan disini meliputi penyediaan, pembagian, dan pengontrolan air irigasi. Jadi teknik pengelolaan irigasi dapat diartikan dengan cara-cara dan langkah tepat yang terpolakan dalam melakukan kegiatan penyediaan, pembagian, pemberian dan pengon-trolan air irigasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman atau permintaan petani.
Mengingat materinya cukup luas, bahan kuliah teknik pengelolaan irigasi ini dibatasi pada teknik penyediaan dan pengontrolan air irigasi. Untuk ini perlu diketahui lebih dahulu kehilangan air akibat evapotranspirasi, karena pada dasarnya penyediaan air irgasi adalah untuk menggantikan air yang hilang akibat evapotranspirasi. Jumlah air yang diperlukan untuk menggantikan kehilangan air akibat evapotranspirasi dari lahan yang ditanami didefinisikan sebagai kebutuhan air tanaman (crop water requirement) (Allen, dkk., 1998). Meskipun nilai-nilai evapotranspirasi dan kebutuhan air tanaman adalah identik, kebutuhan air tana-man dimaksudkan jumlah air yang perlu disediakan, sedangkan evapotranspirasi tanaman dimaksudkan jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi.

Proses Evapotranspirasi
Kombinasi dari dua proses terpisah yang dengan jalan itu air hilang disatu pihak dari permukaan tanah melalui evaporasi (penguapan) dan dipihak lain dari tanaman melalui transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi.
Evaporasi. Evaporasi (penguapan) adalah poses yang dengan jalan itu air diubah ke dalam uap air dan dipindahkan dari permukaan penguapan. Air menguap dari berbagai permukaan seperti danau, sungai, jalan aspal, tanah, dan vegetasi basah.
Energi diperlukan untuk mengubah keadaan molekul-molekul air dari cair ke uap. Sinar matahari langsung dan, untuk sesuatu tingkat yang lebih kurang, suhu udara sekeliling memberikan energi ini. Tenaga pendorong untuk memin-dahkan uap air dari permukaan evaporasi adalah perbedaan di antara tekanan uap air pada permukaan evaporasi dan tekanan uap air atmosfir sekelilingnya. Ketika evaporasi berjalan, udara sekeliling secara berangsur-angsur menjadi jenuh dan proses penguapan akan berjalan lambat dan dapat berhenti jika udara lembab ti-dak dipindahkan ke atmosfir. Pengantian udara jenuh dengan udara kering sa-ngat tergantung pada kecepatan angin. Jadi, radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin adalah parameter-parameter iklim untuk dipertimbangkan apabila menilai proses evaporasi.
Evaporasi pada permukaan tanah, tingkat naungan kanopi tanaman dan jumlah air tersedia pada permukaan evaporasi adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses evaporasi. Hujan sering, irigasi, air yang sering diangkut ke atas dalam tanah dari permukaan air dangkal membasahi permukaan tanah. Pada tanah yang mampu menyediakan air cukup cepat untuk memenuhi tututan evaporasi, evaporasi dari tanah hanya ditentukan oleh kondisi-kondisi meteo-rologi. Akan tetapi pada tempat-tempat interval di antara curah hujan atau iri-gasi menjadi besar dan kemampuan tanah untuk menyalurkan lengas ke dekat permukaan tanah adalah kecil, kandungan lengas turun dan permukaan tanah kering. Di bawah kondisi-kondisi ini tersedianya air yang terbatas mempunyai pengaruh pengontrolan terhadap evaporasi tanah.

Transpirasi.
Transpirasi terdiri dari penguapan air yang terdapat dalam ja-ringan tanaman dan pemindahan uap air ke atmosfir. Tanaman kehilangan air terutama melalui stomata (mulut kulit daun). Ini adalah lubang-lubang kecil pada daun yang melaluinya gas dan uap air lewat. Air, bersama dengan beberapa hara, diambil oleh akar dan diangkut melalui tanaman. Penguapan terjadi dalam daun, yaitu dalam ruang antar sel, dan uap air yang bertukar dengan atmosfir di-kontrol oleh lubang stomata. Hampir semua air yang diambil tanaman hilang melalui transpirasi dan hanya bagian yang kecil sekali digunakan dalam tana-man.
Transpirasi, seperti evaporasi langsung, tergantung pada penyediaan energi, perbedaan tekanan uap dan angin. Jadi radiasi, suhu udara, kelembaban udara harus dipertimbangkan apabila menilai transpirasi. Kandungan lengas tanah, dan kemampuan tanah untuk menyalurkan air ke akar juga menentukan laju transpi-rasi. Laju transpirasi tanaman juga dipengaruhi karakteristik tanaman, aspek lingkungan, dan praktek penanaman. Perbedaan jenis tanaman dapat mempu-nyai laju transpirasi yang bebeda. Tidak hanya tipe tanaman, tetapi juga perkem-bangan tanaman, lingkungan dan manajemen harus mempertimbangkan apabila menilai traspirasi.

Evapotranspirasi (ET).
Evaporasi dan transpirasi terjadi secara serentak dan tidak mudah membedakan di antara kedua proses itu. Terlepas dari tersedianya air dalam tanah atas (topsoil), evaporasi dari tanah yang ditanami ter-utama ditentukan oleh fraksi radiasi matahari yang mencapai permukaan tanah. Fraksi ini menurun sepanjang periode tumbuh ketika tanaman berkembang dan kanopi tanaman semakin menaungi tanah. Ketika tanaman kecil, air hilang teru-tama oleh penguapan tanah, tetapi segera setelah tanaman berkembang baik dan menutup tanah secara komplit, transpirasi menjadi proses utama.