Suhu Tanah dan Pertumbuhan Akar Tanaman

Suhu tanah merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akar terutama pada awal dan akhir dari sirkulasi pertumbuhan tanaman. Tanah dengan suhu yang tinggi atau rendah dapat membatasi pertumbuhan akar. Kebutuhan suhu optimum bagi pertumbuhan akar umumnya lebih rendah dibandingkan dengan suhu bagi pertumbuhan pucuk. Suhu permukaan tanah langsung terkena sinar matahari cukup tinggi dan sering menimbulkan kerusakan pada akar dan pangkal batang.

Suhu tanah dipengaruhi oleh warna tanah, kandungan air, dan bobot volume tanah. Permukaan tanah yang berwarna terang mempunyai suhu permukaan tanah yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan tanah yang gelap. Bobot volime tanah akan mempengaruhi ruang pori tanah, sehingga akan menentukan kelancaran difusi gas. Tanah yang mempunyai bobot volume tinggi, apalagi jika ruang porinya berukuran sangat kecil, akan menyebabkan difusi gas terhambat sehingga cenderung mempunyai suhu yang lebih tinggi.

Suhu tanah juga akan di pengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari, permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibat suhu pada permukaan tanah akan lebih rendah di bandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari lapisan tanah yang lebih dalam nenuju ke permukaaan.

Pada umumnya tanah bagian atas lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tanah pada lapisan tanah yang lebih dalam, sehingga pertumbuhan akar akan lebih cepat terjadi pada lapisan tanah yang lebih dalam. Tipe pertumbuhan akar dipengaruhi oleh suhu tanah, khususnya panjang akar. Pada suhu tanah yang rendah akan terbentuk akar yang putih, tebal, panjang, sedikit bercabang dan kerapatannya rendah.

Pada suhu tanah yang sangat tinggi, pada akar akan terbentuk nekrosis, yaitu pengerasan dari bahan penyusun xylem dan terlepasnya tudung akar, sehingga akar tidak mampu menembus tanah. Sedangkan pada suhu tanah yang rendah, pertumbuhan berjalan lambat disebabkan oleh terhambatnya transfor air dan hara ke akar maupun antar sel.

Suhu tanah optimum untuk pertumbuhan akar selalu lebih rendah dari suhu tanah optimum untuk perkecambahan. Maka dari itu, secara evisiologi akar selalu meninggalkan permukaan tanah, yaitu lapisan tanah yang memiliki suhu lebih tinggi. Akibatnya akar lebih banyak tumbuh pada lapisan tanah yang lebih dalam. Suhu tanah yang tidak sesuai mengakibatkan penghambatan pertumbuhan akar dan ujung akar menjadi berbeda bentuknya, karena percabangan akan terjadi secara terus menerus sampai ujung akar.