Studi komunikasi, pada dasarnya mempelajari pola – pola interaksi individu dalam suatu kelompok social tertentu dan menitik beratkan pada sudut pandang tertentu. Dalam kaitannya pada proses pengambilan keputusan oleh individu misalnya, patut disadari terdapat disparitas yang mengesensikan manusia pada dua kutub yang bertolak belakang sebagai suatu yang sifatnya kodrati, keduanya tidak bersifat linier ( searah, sejajar ) akan tetapi keduanya senantiasa berdialektika.
Kecenderungan seperti ini, didasarkan pada keyakinan bahwa pengambilan keputusan dipertimbangkan melalui pola pikir kemudian ditindak lanjuti oleh sebuah tindakan diantara pilihan – pilihan yang ada. Lain halnya dengan pengambilan keputusan yang harus diambil secara bersama – sama dalam sebuah komunitas, karena jalinan interaksinya diikat oleh kekuatan dan ikatan – ikatan perbedaan sebagai konsekwensi yang menyertainya, seperti perbedaan kelas, ekonomi, golongan social, kepentingan dan persepsi.
Disamping itu, penelitian gejala komunikasi memiliki sifat lintas disiplin ( interdisciplinary ) karena aktivitas komunikasi pada kenyataannya merambah semua aspek kehidupan, termasuk psikologi, social, politik, ekonomi, sejarah, etika, estetika, dan filsafat. Seperti halnya ilmu komunikasi, konsep dan sistematika penerapannya tidak berada pada ruang vakum sosial karena setiap kata, kalimat, atau wacana keseluruhan bermaknah ambigu ganda dan paradoks karena terikat oleh konteks ruang, waktu dan sosial. Hal demikian dalam wacana komunikasi linier terdapat keterhubungan antara sumber , pengirim dan penerima yang selanjutnya terjadi umpan balik, efek, dan sejenisnya.
Dalam peroses perkembangannya penelitian komunikasi kelihatannya semakin diwarnai dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif “ Multiple research strategic “, hal ini diasumsikan sebagai sesuatu yang menarik dan apabila dikaitkan dengan adanya upaya untuk keluar dari tradisi- tradisi dan mengemukakannya secara holistic ( menyeluruh ) untuk terlepas dari kegagapan realitas yang telah tersajikan .
Selain itu, penelitian mengenai gejala atau realitas komunikasi telah berkembang sejak lama dan memiliki tradisi – teradisi yang unik. Ada tujuh tradisi dalam penelitian komunikasi, yakni tradisi retorika, teradisi semiotika, terdisi fenomenologis, teradisi kibernetik, teradisi sosiopsikologis, teradisi sosiokultural dan teradisi kritis.