SISWA AKSELERASI DALAM HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DI SMPN 49 JAKARTA

SISWA AKSELERASI DALAM HUBUNGAN
INTERAKSI SOSIAL DI SMPN 49 JAKARTA

DISUSUN OLEH :

Dos Biner (1115051006)
Mitra Hasarphi (1115051016)
Hendri Yadi (1115051017)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2008
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Siswa SMP merupakan masa remaja yang mana kepribadiannya sangat terpengaruh oleh pergaulan di lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pergaulan memegang peranan kakakteristik siswa. Di sini kami ingin melihat sejauh mana sosialisasi atau pergaulan siswa akselerasi. Baik itu interaksi antara siwa akselerasi dengan teman sekelasnya maupun antara siswa akselerasi dengan siswa reguler. Di tengah padatnya materi yang diberikan oleh sekolah membuat waktu siswa akselerasi menjadi berkurang.
Suatu interpretasi kuat tentang hubungan antarpribadi remaja diberikan oleh Harry Stack Sulivan (1953). Dalam bukunya yang berjudul Interpersonal Theory of Psychiatry. Sullivan menyampaikan satu hipotesis untuk menggambarkan perubahan dalam hubungan penting dari anak sampai dewasa. Dalam pandangan Sullivan , tingkah laku manusia dibentuk oleh usaha kita untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain secara enak dan menyenangkan.
Belajar mengembangkan komunikasi yang akrab dengan teman lawan jenis maupun dengan teman sejenis adalah salah satu tugas remaja yang penting. Keakraban dengan teman sejenis lebih mudah untuk dicapai karena mereka mempunyai perubahan yang sama, dan biasa bagi mereka, sedangkan dengan jenis kelamin lain, kurang biasa untuk sebagian besar remaja.
Pendekatan Sullivan membantu kita secara perlahan-lahan perubahan interaksi dalam kelompok pada masa pubertas. “Gang-gang” teman bermain mulai dipilih yang kira-kira cocok.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat pokok permasalahan ini menjadi topik pembahasan dalam penelitian kualitatif ini

B. Fokus Penelitian
Fokus peneltian ini ditekankan pada :
1. Bagaimana hubungan interaksi sosial siswa akselerasi?
2. Bagaimanakah gambaran interaksi sosial siswa akselerasi?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi sosial siswa akselerasi.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, bagi :
a. Mahasiswa Psikologi Pendidikan, dapat membantu siswa yang mempunyai masalah interaksi sosial.
b. Orang tua remaja, dapat sebagai masukan mengenai interaksi sosial siswa akselerasi.
c. Masyarakat, dapat dijadikan sebagai wawasan tambahan mengenai interaksi sosial siswa akselerasi.

BAB II
ACUAN TEORITIK

A. Hakikat Akselerasi
1. Pengertian Akselerasi
Program percepatan belajar atau akselerasi di SMP Negeri 49 Jakarta merupakan program yang memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat minat yang dimiliki siswa dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Sekolah dipandang perlu memberikan layanan kepada siswa yang memiliki tingkat kemampuan, kecerdasan, bakat yang luar biasa dalam bentuk perlakuan pendidikan pengajaran diatas standar/rata-rata. Secara utuh dan optimal dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan sekolah Reguler

2. Makna Keberbakatan
“Anak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional sebagai anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program pendidikan yang sesuai atau layanan melebihi sebagaimana diberikan secara normal oleh program sekolah regular, sehingga mereka dapat merealisasikan kontribusinya secara bermakna bagi diri dan masyarakatnya.”
Keberbakatan adalah suatu jenis mental self-management. Manajemen mental kehidupan seseorang dalam suatu cara yang konstruktif dan bertujuan memiliki tiga elemen dasar, yaitu mengadaptasikan dengan lingkungan, menyeleksi lingkungan baru, dan membentuk lingkungan.
Menyarankan suatu konsep multiple intelligences, bahwa ada beberapa cara untuk memandang dunia, yaitu : kecerdasan linguistik, logikal/matematik, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Belakangan ini dilengkapi dengan kecerdasan naturalistik.
Anak berbakat akademik menurut Kitano dan Kirby (1985) adalah individu yang memiliki kemampuan potensial dan aktual di bidang akademik tertentu seperti: sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan humaniora. Keunggulan bidang akademik yang ditunjukkan dapat juga hanya satu bidang atau dua bidang, bahkan dapat juga semua bidang.

3. Karakteristik Anak Berbakat
KEMAMPUAN UMUM DI ATAS RATA-RATA
• Tingkat berpikir abstrak yang tinggi, penalaran verbal dan numerikal, hubungan spasial, ingatan, kelancaran kata.
• Adaptasi terhadap dan pembentukan situasi baru dalam lingkungan eksternal.
• Automatisasi pemrosesan informasi.
KEMAMPUAN KHUSUS DI ATAS RATA-RATA
• Aplikasi berbagai kombinasi kemampuan umum di atas terhadap bidang-bidang yang lebih spesifik (Mis. Matematika, Sain, Seni, kepemimpinan)
• Kemampuan memperoleh dan membuat penggunaan yang tepat sejumlah pengetahuan formal, teknik, dan strategi di dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
• Kemampuan untuk memilih informasi yang relevan dan tak relevan dengan problem atau bidang studi tertentu
KREATIVITAS YANG TINGGI
• Kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam berpikir.
• Keterbukaan terhadap pengalaman; Reseptif terhadap apa yang baru dan berbeda dalam pikiran, tindakan, dan produk dirinya sendiri dan orang lain.
• Ingin tahu, spekulatif, dan berpetualangan, keinginan untuk menghadapi resiko baik dalam pikiran maupun tindakan.
• Sensitif terhadap karakteristik ide dan sesuatu yang rinci dan estetik; keinginan untuk bertindak dan bereaksi terhadap stimulasi elsternal, ide-ide dan perasaannya sendiri.
• Sikap berani mengambil langkah atau keputusan menurut orang awam berisiko tinggi.
KOMITMEN AKAN TUGAS YANG TINGGI
• Kemampuan yang tinggi terhadap minat, antusiasme, dan keterlibatan dengan suatu problem atau bidang tertentu.
• Ketekunan, daya tahan, ketetapan hati, kerja keras, dan pengabdian.
• Kepercayaan diri, adanya keyakinan mampu melaksanakan pekerjaan yang penting, bebas dari perasaan inferior, keinginan yang kuat untuk berprestasi.
• Kemampuan mengidentifikasi masalah-masalah di bidang-bidang tertentu.
• Menetapkan standar yang tinggi terhadap pekerjaan; memelihara keterbukaan diri dan kritik eksternal; mengembangkan rasa estetis, kualitas dan keunggulan tentang pekerjaannya sendiri dan pekerjaan orang lain.

B. Hakikat Interaksi Sosial
Suatu interpretasi kuat tentang hubungan antarpribadi remaja diberikan oleh Harry Stack Sulivan (1953). Dalam bukunya yang berjudul Interpersonal Theory of Psychiatry. Sullivan menyampaikan satu hipotesis untuk menggambarkan perubahan dalam hubungan penting dari anak sampai dewasa. Dalam pandangan Sullivan, tingkah laku manusia dibentuk oleh usaha kita untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain secara enak dan menyenangkan.
Belajar mengembangkan komunikasi yang akrab dengan teman lawan jenis maupun dengan teman sejenis adalah salah satu tugas remaja yang penting. Keakraban dengan teman sejenis lebih mudah untuk dicapai karena mereka mempunyai perubahan yang sama, dan biasa bagi mereka, sedangkan dengan jenis kelamin lain, kurang biasa untuk sebagian besar remaja.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai interaksi sosial siswa akselerasi.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan maksud untuk mengatahui interaksi sosial siswa akselerasi dari sudut pandang responden. Proses penyusunan teori dalam pendekatan kualitatif tidak bersifat induktif melainkan deduktif. Pendekatan kualitatif tertarik pada apa yang terjadi dalam situasi apa adanya dan alamiah.
C. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 49 Jakarta, waktu penelitian ini berlangsung dari 3 Januari 2008 – 11 Januari 2008.
D. Data dan Sumber Data
Data- data yang digunakan berasal dari hasil wawancara, observasi, referensi buku, dan data dari situs- situs di internet.
E. Prosedur Pengumpulan atau Perekaman Data
Menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan sarana berupa alat dokumentasi seperti tape recorder, handycam, camera.
F. Analisis Data
Proses analisis data kualitatif mencakup tiga aktivitas, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan, atau proses verifikasi (Marshall dan Roosman, 2003).
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang absah. Maka dalam penelitian ini data yang digunakan adalah dengan cara trianglasi (teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu).
H. Tahap-Tahap Penelitian
Mempelajari dan mengamati objek penelitian : 3-4 januari 2008
Menyiapkan alat pengumpul data & Menguji coba instrumen : 5-6 januari 2008
Memperbaiki instrumen : 7 januari 2008
Mengumpulkan data & Menganalisis : 8-9 januari 2008
Menyimpulkan hasil observasi : 10 januari 2008
Membuat laporan : 11 januari 2008
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi
1. Deskripsi Latar
Sekolah yang kami datangi adalah SMP Negeri 49 yang terletak di Jakarta Timur. Di sana, kami bertemu dengan kepala sekolahnya untuk meminta izin melakukan obsevasi dan wawancara kepada beberapa siswa akselerasi. Setelah diizinkan, lalu kami menuju ke kelas akselerasi yang terletak di gedung B. Kami pun bertemu dengan pak Bambang selaku koordinator kelas akselerasi . Kami bertanya pada dia, tentangg interaksi siswa akselerasi. Setelah mendapatkan informasi dari pak Bambang maka kami melanjutkan obervasi dan wawancara kepada beberapa siswa akselerasi.
Saat melakukan observasi, suasana siswa di kelas cukup tenang karena sedang belajar.. Kemudian kami melakukan observasi saat istirahat. Sekaligus melakukan wawancara kembali.

2. Deskripsi Data
– Panduan observasi :
Nama :
Hari, tgl, dan jam :
Tempat :
Observer :

– Panduan wawancara :
Kisi-kisi instrumen wawancara.
– 1. apakah mempunyai teman dekat di kelas akselerasi?
– 2. apakah mempunyai teman dekat di kelas reguler?
– 3. bagaimana pendapat kelas reguler terhadap kelas akselerasi?
– 4. bagaimana pergaulan antara kelas reguler dan kelas akselerasi?
– 5. apakah ada kesenjangan antara kelas reguler dengan kelas akselerasi?
– 6. masalah apa yang biasanya mengganggu hubungan sosial antara kelas akselerasi dan kelas reguler?

B. Temuan Penelitian
1. Temuan Berdasarkan Analisis Domain
Hubungan Semantik Bentuk
Cara – Tujuan

Tata Urutan
Sebab Akibat

Fungsi

Lokasi untuk tindakan
Alasan

Ciri – ciri

Pemasukan secara ketat
Tempat Membiasakan siswa untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman agar memiliki sosialisasi yang baik.
Melakukan interaksi sosial terhadap siapa saja
Siswa akselerasi yang mempunyai waktu berinteraksi yang terbatas mengakibatkan kurangnya sosialisasi.
Interaksi sosial merupakan hal terpenting dalam menjaga hubungan antar sessama siswa.
Rumah adalah tempat awal untuk memulai interaksi sosial.
Bersosialisasi merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar.
Siswa akselerasi yang memiliki banyak teman mempunyai pergaulan yang luas.
Bercerita tentang kegiatan sekolah adalah kegiatan rutin yang dilakukan anak pada orang tuanya.
Memberikan dorongan dari orang tua agar anak tidak kurang pergaulan.

2. Temuan Berdasarkan Hasil Analisis Taksonomi
Domain yang dipilih adalah mengenai cara-tujuan, yaitu membiasakan siswa untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman agar memiliki sosialisasi yang baik.. Maka orang tua perlu menyadari penntingnya berinteraksi sosial.
3. Temuan Berdasarkan Hasil Analisis Komponen
Domain yang dipilih adalah mengenai cara-tujuan, yaitu membiasakan siswa untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman agar memiliki sosialisasi yang baik adalah cara agar anak dapat bergaul secara luas. Berdasarkan domain tersebut, kami membandingkan dengan interaksi sosial. Contohnya : siswa berinteraksi sosial dengan teman sesama siswa akselerasi serta dengan siswa reguler tanpa pandang bulu .

4. Temuan Berdasarkan Hasil Analisis Tema
Berdasarkan wawancara observasi yang kami lakukan, mengenai interaksi sosial siswa akselerasi. Kami dapat menganalisis terhadap domain yang lainnya. Jadi, mengenai domain-domain yang dikaitkan dengan interaksi sosial itu, telah sesuai dengan teori yang ada. Ada pun perbedaan dan persamaan dari kegiatan ini adalah perbedaannya bahwa interaksi sosial anak akselerasi berbeda-beda, sedangkan persamaannya adalah kenyataan bahwa siswa akselerasi tetap memiliki sosialisasi.

C. Pembahasan Temuan Penelitian
Kami melakukan wawancara terhadap dua orang siswa. Masing-masing sebanyak satu kali. Wawancara pertama yaitu dengan X yang berjenis kelamin perempuan dan berusia 13 tahun. Ia berinteraksi sosial terhadap teman sekelasnya saja yaitu sesama kelas akselerasi, jarang sekali ia berinteraksi dengan teman sekelas reguler.
Wawancara kedua yaitu dengan Y yang berjenis kelamin perempuan dan berusia 14 tahun. Ia berinteraksi dengan teman sekelas sesama akselerasi dan juga beberapa siswa reguler namun tidak banyak. Ia pun sering dibercandai karena statusnya siswa akselerasi.

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas akselerasi di SMPN 49 cenderung hanya berinteraksi sosial dengan teman sesama kelas akselerasi. Hal ini dikarenakan timbulnya kesenjangan status antara kelas akselerasi dan kelas reguler. Kelas reguler memandang bahwa kelas akselerasi merupakan kelas khusus dan eksklusif, dan perbedaan ini dipertegas dengan fasilitas kegiatan belajar mengajar yang berbeda cukup jelas.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraiakn, maka dapat di ajukan beberapa implikasi yaitu sebagai berikut:
a. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai interaksi sosial siswa akselerasi.
b. Dengan memahami konsep diri remaja mahasiswa Psikologi Pendidikan diharapakan dapat mengetahui interaksi sosial siswa akselerasi.
c. Bagi responden, dapat berinteraksi sosial dengan baik.

C. Saran
Untuk guru sebaiknya memperhatikan interaksi sosial siswanya.
Untuk siswa sebaiknya mempunyai banyak teman dan tidak memilih-milih teman.
Untuk orang tua sebaiknya memperhatikan perkembangan interaksi sosial anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Esti, Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Moleong, L. J.2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.