Contoh Laporan Mata Kuliah Konstruksi Gedung

konstruksi bangunan gedung adalah subjek yang biasanya ditawarkan dalam program pelatihan kejuruan. Maka perlu kami bagikan contoh laporan mata kuliah konstruksi gedung. Jika kamu mengikuti program mata kuliah D3 Anda akan belajar selama tiga tahun atau enam semester dan setelah menyelesaikan studi diberi gelar Ahli Madya. Tetapi jika Anda mengambil D4 atau S1, Anda akan belajar selama empat tahun atau delapan semester untuk Sarjana Sains Terapan. Departemen ini sebenarnya serupa tapi tak sama dengan Departemen Teknik Sipil. Berbagai ini tentu saja termasuk konstruksi bangunan, konstruksi sipil, manajemen konstruksi, manajemen proyek konstruksi dan beberapa nama lainnya. Jadi jangan bingung dengan ya penamaan!

contoh laporan mata kuliah konstruksi gedung DOWNLOAD

Contoh Laporan Mata Kuliah Konstruksi Gedung

Departemen konstruksi bangunan gedung dan konstruksi sipil belajar bagaimana merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi. Jangan lupa, Anda juga dapat mengidentifikasi kerusakan bangunan dan perbaikan. Selain itu, Quipperian belajar untuk mengelola sumber daya (peralatan, bahan, energi, waktu dan uang), menganalisa dan menerapkan hasil pengujian kualitas data lapangan dan laboratorium juga menyiapkan dokumen kontrak dan melaporkan pelaksanaan pekerjaan. Tentu saja, area kompleks kerja dan subjek teknis sehingga setiap hari. Apa bedanya jika bangunan yang dibangun berfokus pada bangunan kecil dan menengah. Sekarang, jika fokusnya adalah pada membangun bangunan sipil, struktur pendukung dari tanah, trotoar jalan, dan lebih banyak air.

Perkuliahan ini kamu dapat mempelajari beberapa hal, yaitu di departemen dan konstruksi konstruksi sipil bangunan antara penyusunan, manajemen konstruksi, mekanika tanah, konstruksi baja, konstruksi beton, konstruksi kayu, estimasi biaya, dan sebagainya . berikut adalah beberapa permulaan Contoh Laporan Mata Kuliah Konstruksi Gedung 1 (baja)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

            Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu (teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan gedung dua lantai.

1.2 Ruang Lingkup Perencanaan

Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan.

Pada bagian kedua perencanaan konstruksi gedung I, berisikan perencanaan kuda – kuda baja, yang akan dihitung pembebanan pada konstruksi baja, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan sambungan serta perhitungan kubikasinya.

Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya batang akibat pembebanan pada masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda – kuda Baja.

1.3       Tujuan

   Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.

1.4 Peraturan yang Digunakan

Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983).

1.5 Penempatan Beban

1.5.1 Beban Mati

Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :

1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.

2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul bagian bawah.

1.5.2 Beban Hidup

Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan beserta air hujan adalah (40 – 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan atap.

1.5.3 Beban Angin

Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.

Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :

  • Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) dan
  • Koefisien angin isap = – 0,4

Untuk melihat lowongan kerja terkait Teknik sipil dan konstruksi gedung dapat mengunjungi situs berikut ini: AcehKerja