Pupuk plankton katalis adalah pupuk anorganik yang mengandung unsur hara lengkap (makro dan mikro) yang berwarna putih. Pupuk ini digunakan untuk meningkatkan produktivitas kolam dan tambak yang kurang unsur haranya. Pupuk plankton katalis dan CO2 dimanfaatkan oleh fitoplankton dalam air untuk pertumbuhannya. Prosesnya akan menghasilkan O2 dan biomassa yang menyebabkan air pada kondisi kualitas dan keseimbangan yang sangat baik.
Adapun fungsi pupuk katalis yang mengandung unsur P didalamnya antara lain untuk mempercepat pertumbuhan fitoplankton dan menambah sumber protein. Sesuai dengan pendapat Dwijoseputro (1983), yang menyatakan bahwa unsur hara P merupakan unsur penting sebagai pembentuk protein, memperkokoh sel dan mempercepat pertumbuhan. Penambahan pupuk dalam media kultur plankton harus memperhatikan persyaratan tertentu, baik yang menyangkut persyaratan kuantitatif maupun kualitatif, sehingga penggunaan unsur hara tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan populasi sel plankton yang dikultur.
Pupuk katalis mengandung unsur-unsur N (0,17 %), P2O5 (12,95 %), K (0,01 %), dan unsur mikro lainnya seperti tembaga (< 0,028 ppm), mangan (0,87 ppm), besi (< 0,071 ppm), kalsium (0,01 %), magnesium (0,01 %), belerang (0,02 %), chlorida (0,10%), zinc (10,24 ppm), boron (0,71 %), molibdenum (< 0,042 ppm), C-organik (9,64 %), natrium (29,94 %) (Anonimous, 2002).
Menurut Dwidjoseputro (1983) unsur N, P, dan K merupakan unsur terpenting sebagai pembentukan protein dan unsur Mg merupakan faktor yang aktif dalam pembentukan klorofil. Unsur K mempunyai peran sebagai katalisator dalam pengubahan protein dan asam amino, sedangkan unsur Fe memegang peran penting sebagai ko-enzim dalam berbagai proses seperti pernafasan, disamping dapat merangsang pembentukan butir klorofil yang menjadi aktif dalam pernafasan.