BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Peralatan pengolahan hasil pertanian adalah peralatan yang digunakan untuk mengolah hasil pertanian sejak hasil tersebut selesai dipanen sampai dapat digunakan oleh manusia atau pun untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan ini sering disebut sebagai tindakan atau aktivitas pengolahann yang dapat dilaksankan dilapangan maupun perusahan pengolah setempat dimana petani terlibat secara aktif. Aktivitas ini bertujuan untuk melengkapi hasil yang lebih luas dari bahan mentah hasil kebun dengan meningkatkan hasil akhir, salah satu cara yaitu kegiatan pasca panen yang sering disebut sebagai suatu proses penggilingan, penyimpanan dan pemasaran, penanganan pasca panen ini sangat penting untuk menekankan kehilangan produksi dan penurunan mutu gabah atau beras. Selama kegiatan pasca panen terjadi serangkaian kegiatan untuk mengubah dari produksi hasil panen menjadi pangan yang siap dikonsumsi. Kegiatan tersebut memilki tahap yaitu pemanen, perontok, pembersihan, pengeringan, penyimpanan.
1.2. permasahalahan.
Permasahalahan kegiatan perontokan padi diantaranya adalah masih tingginya kehilangan dan kerusakan dari hasil perontokannya, hal ini disebabkan oleh penggunaan alat perontok (thresher) yang kurang memperhatikan kecepatan putaran (rpm), jenis mata gigi perontok dan teknik perontokan.
1.3 Tujuan percobaan.
Adapun tujuan dari percoabaan ini adalah untuk mengetahui kenerja proses perontokan padi.
BAB II
DASAR TEORI
Panen adalah suatu proses pemungutan hasil dengan cara memotong padi telah masuk kadar airnya kira-kira 24%. Jenis padi yang sering ditanam di Indonesia ada dua jenis padi yaitu jenis padi bulu dan padi cere (tak berbulu). Padi bulu umumnya tidak mudak dirontokkan, pada waktu hendak digiling menjadi beras, padi cere mudah dirontokkan biasanya di potong dengan tangkai pendek atau pangkal batang, kemudian dirontokkan. Cara merontokkannya dengan cara sederhana, yaitu dengan diiles ( diinjak-injak dengan kaki ). Alat-alat perontok yang sederhana berupa kayu atau bambu pemukul, tongkat perontok, sisir perontok, rak perontok, pondok pengirik dan lain-lain yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan pada daerah itu sendiri.
Perontokkan merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi yang telah layak panen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi dari jerami. Kegiatan perontokkan ini adalah suatu pemilihan atau melepaskan gabah dari tangkainya dan tampak kedudukannya dimana gabah tersebut dibesarkan. Perontokan padi diolah dengan berbagai cara, contoh lain yaitu diiles ( diirik ), dipukul atau dilepas pada bamboo atau kayu caralin yaitu dengan menggunakan mesin perontok thresher.
Komponen utama mesin perontok salah satunya kerangka perontok, silinder perontok, ruang perontok, ayakan dan kipas digunakan sebagai unit transmisi mesin tenaga motor penggerak. Mesin perontok ini digerakkan oleh motor blower dilengkapi dengan alat kipas (blower yaitu sebagai alat penghembus kotoran yang tidak diinginkan).
Tingginya kehilangan pada perontokan padi dan besarnya gabah pecahan karena perontokan antara lain disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan penerapan yang tidak memadai; terbatasnya sarana alat perontok; belum terpenuhi persyaratan teknik cara penggunaan mesin.
Sifat fisik cara kerja thresher merontok padi engan meletakkan butir-butir gabah tangkai atau untuk kemudian memisahkannya pelepasan gabah dari tangkainya atau dasar tangkai, pukulan dan gesakan serta kombinasi dari masing-masing itu. Bagian thresher yang berfungsi ,elepaskan pelepak butir gabah dari gigi perontok.
Perontokan yang dilakukan dengan menarik alat power threser maka akan timbul kerusakan mekanis pada gabah. Kerusakan-kerusakan gabah ini berwujud memar atau retak maupun pecah. Tingkat keretakan ini dipengaruhi beberapa faktor antar lain tingakt kemasakan gabah atau padi, kecepatan putaran silinder perontok.
Pelaksanaan perontokan ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari hasil tanaman itu dipanen kemudian dirontokkan. Kondisi ini sangat penting karena; tinggi rendahnya hasil butiran dan jerami dan kadar air dari bagian jerami itu sendiri. Sifat dari butiran ukuran atau kekuatan dari biji, panjangnya kekakuan dan ketebalan dari jerami sebagai faktor yang mempengarui penggudangan dari suatu hasil.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Nama : Seed Collecting Threser
Merek : Chiyoda
Model : TS
Fungsi : Untuk merontokkan padi
Sistem umpan : Perontokan kedalam
Sumber penggerak : Listrik
P rpm : 435-173 rpm
Diameter drum : 36 cm
Jenis mata gigi perontok : Kawat Baja Bentuk V
Diameter Pully : 4 inci
Diameter Pully Drum : 7 inci
Jenis sabuk/ ukuran : Sabuk V/ 36B 122
Sistem transmisi : Pully dan sabuk
Alat pemisah : Blower
Jumlah bak penampung : 2
Bahannya; padi atau kedelai dengan berat masing-masing 1 kg dan alat yang digunakan adalah threser Tacho Meter ( alat pengukur putaran), timbangan meteran.
3.2. Cara Kerja
- ) Menimbang bahan dengan berat 1 Kg.
- ) Memeriksa kondisi threser dengan mencatat putaran motor.
- ) Menghidupkan threser.
- ) Memasukkan umpan kedalam threser.
- ) Membiarkan threser berputar selama 3 menit.
- ) Membuka pintu pengeluaran jerami.
- ) Mematikan threser.
- ) Membersihkan kumpulan biji bulir hampa atau sampah.
- ) Melakukan penimbangan A1 dan A2.
- ) Melakukan penimbangan.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.3. Pembahasan.
Padi yang telah dipanen dimasukkan lewat saluran pemasukan dan drum perontok berputar cepat kira-kira 400-500 rpm. Padi akan ada pukulan gigi perontokan sehingga butir gabah terlepas dari malainya, jatuh melalui saluran pengeluarannya. Setelah melewati saringan gabah-gabah tersebut dihenbus oleh kipas (Blower). Sebagai kotoran , gabah hampa akan terlepas keluar selokan gabah terus jatuh masuk kedalam wadah penampungan. Gabah hendaknya sudah betul-betull tua dengan kadar air 20%-22%(maksimum) dan akan pecah/hancur. Cara pengoperasian alat ini yaitu dengan pelemparan langsung pangkal malai/batang padi kedalam ruang perontok. Pada perontokan tersebut terdapat saringan bawah drum perontok yang berfungsi sebagai saringan kotoran gabah, gabah akan terus turun kebawah melewati saringan, sedangkan kotorannya tersaring dan dihembus oleh kipas (Blower). Pembersihan gabah oleh Blower perhembus dapat berlangsung pemisahan ganda atau tunggal. Dalam hal melakukan pelemparan kedalam, semua batang padi dimasukkan kedalam mesin dan dibersihkan oleh dengan alat pembersih, dan sangat minim terjadinya kerusakan dalam perontokannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
- Pada setiap pengerjaan perontokan gabah hendaknya selalu diperhatikan.
- semua bagian yang berputar atau bergerak harus dilumasi dengan minyak pelumas, jika jerami ada yang melilit pada roda pemutar rantai jerami padi tipe otomatis, dalam keadaan ini hentikan putaran rantai dan berikan belt-wex untuk mengurangi terjadinya selip pada ban penggerak.
- setiap habis merontokkan alat ini harus dibersihkan benar-benar bagian dalamnya agar tidak menjadi sarang tikus digudang penyimpanan.
- perbandingan mesin dan keteraturan pemberian bahan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kemampuan atau kapasitas dan khususnya pada kehilangan waktu perontokan. Kehilangan tersebut dapat dikurangi dengan cara pelemparan kedalam mesin memang lebih cepat tetapi kehilangan sewaktu merontokkan padi mebih banyak tergantung pada kondisi hasil panen.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi suheri, 2003. Pengaruh Kecepatan Putaran rpm dan Diameter Pully
Pada Threser Terhadap Kapasitas Perontok Padi Dengan
Menggunakan Sumber Penggerak Traktor Roda Dua.
Darussalam Banda Aceh
.Kamaliyah, 2004. Pengaruh Penggunaan Drum Kayu Dengan Analisis
Putaran Pada Alat Perontok. Darussalam-Banda Aceh.
Ramayanti, ST, M.Si,.dkk., 2006. Mesin dan peralatan II. Darussalam-Banda.
Wijanto dkk., 1978. Mesin-Mesin Pertanian. CV. Yasa guna Jakarta.