Pertumbuhan Udang | Pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai sebagai ukuran panjang atau berat dalam sewaktu-waktu (Effendie, 1997). Kecepatan tumbuh pada udang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu frekuensi molting (ganti kulit) dan kenaikan berat tubuh setelah setiap kali ganti kulit.Karena daging tubuh tertutup oleh kulit yang keras, secara periodik kulit keras itu akan lepas dan diganti dengan kulit baru yang semula lunak untuk beberapa jam, memberi kesempatan daging untuk bertambah besar, lalu kulit menjadi keras kembali.
Proses molting dimulai dari lokasi kulit diantara karapas dan intercalary sclerite (garis molting dibelakang karapas) yang retak/ pecah memungkinkan cephalothorax dan kaki-kaki (appendiges) depan ditarik keluar. Udang dapat lepas sama sekali dari kulit yang lama dengan cara sekali melentikkan ekornya. Semula kulit yang baru itu lunak, lalu mengeras yang lamanya tak sama menurut ukuran/umur udangnya. Udang yang masih kecil, kulitnya yang baru akan mengeras dalam 1-2 jam, pada udang yang besar bisa sampai 1-2 hari.
Kondisi lingkungan dan faktor nutrisi juga mempengaruhi frekuensi molting. Misalnya, suhu semakin tinggi semakin sering molting. Ketika sedang molting, penyerapan oksigen kurang efisien, sehingga seringkali udang mati disebabkan hypoxia (kurang oksigen). Udang yang menderita stress, dapat melakukan molting secara tiba-tiba, karena itu tehnisi harus waspada dengan keadaan yang menyebabkan stress itu (molting merupakan proses fisiologi). Secara alamiah, udang yang sedang molting membenamkan diri didalam pasir dasar perairan untuk menyembunyikan diri terhadap predator.