Peranan asam empedu | Empedu terdiri atas garam empedu, pigmen empedu, dan zat lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip dengan getah pankreas. Sekitar 500 mL empedu disekresikan setiap hari. Sebagai komponen empedu direabsorpsi di usus kemudian diekskresikan kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik).
Glukuronida dalam pigmen empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin, membuat empedu menjadi berwarna kuning keemasan. Garam empedu adalah garam natrium dan kalium asam empedu, dan semua yang disekresikan ke dalam empedu dikonjugasikan dengan glisin atau taurin, yakni suatu turunan sistein.
Asam empedu disintesis dari kolesterol. Empat asam empedu yang ditemukan pada manusia adalah :
- Asam kolat
- Asam kenodioksikolat
- Asam deoksikolat
- Asam litokolat
Dua asam empedu utama (primer) yang terbentuk di hati adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Di kolon, bekteri mengubah asam kolat menjadi asam deoksikolat dan asam kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat disebut sebagai asam empedu (sekunder), (Ganong, 2008).
Garam empedu memiliki sejumlah efek penting. Garam-garam ini menurunkan tegangan permukaan dan, bersama fosfolipid dan monogliserida, berperan pada emulsifikasi lemak sebagai persiapan untuk pencernaan dan penyerapannya di usus halus. Garam-garam ini bersifat amfipatik, yaitu memiliki ranah hidrofilik dan hidrofobik; salah satu permukaan molekul bersifat hidrofilik karena ikatan peptida polar dan gugus karboksil serta hidroksil berada di permukaan tersebut, sedangkan permukaan lain bersifat hidrofobik. Dengan demikian, garam empedu cenderung membentuk lempeng silindris yang disebut misel (struktur bundar).
Secara morfologi misel tersebut memiliki bagian hidrofiliknya menghadap ke luar dan permukaan hidofobiknya menghadap ke dalam. Semua garam empedu yang ditambahkan ke dalam larutan membentuk misel. Lemak berkumpul di dalam misel, dengan kolesterol di pusat hidrofobik dan fosfolipid amfipatik serta monogliserida yang berjajar dengan ujung hidrofilik di bagian luar dan ekor hidrofobiknya di bagian tengah. Misel berperan penting untuk mempertahankan lemak dalam larutan dan membawanya ke brush border sel epitel usus, tempat lemak tersebut diserap (Ganong, 2008).
Sembilan puluh sampai 95% garam empedu diserap dari usus halus. Sebagian diserap melalui difusi nonionik, tetapi sebagian besar garam empedu diserap dari ileum terminal oleh suatu sistem kotranspor Na+-garam empedu yang sangat efisien dan dijalankan oleh Na+-K+-ATPase basolateral. Sisa garam empedu sebesar 5-10% masuk ke dalam kolon dan diubah menjadi garam asam deoksikolat dan asam litokolat. Litokolat relatif tidak larut dan sebagian besar diekskresikan dalam tinja; hanya 1% yang diserap, namun deoksikolat diserap. Garam empedu yang diserap disalurkan kembali ke hati dalam vena porta dan diekskresikan kembali ke dalam empedu (sirkulasi enterohepatik). Garam yang keluar melalui tinja diganti melalui sintesis zat ini di hati; kecepatan normal sintesis garam empedu adalah 0,2-0,4 g/hari.
Jumlah total garam empedu yang mengalami siklus berulang-ulang melalui sirkulasi enterohepatik adalah sekitar 3,5 g; telah diperhitungkan bahwa jumlah total tersebut bersirkulasi dua kali per waktu makan dan enam sampai delapan kali per hari. Bila empedu tidak ada dalam usus, hampir 50% lemak yang dimakan akan keluar melalui feses dan akan terjadi malabsorpsi berat vitamin larut-lemak. Jumlah lemak dalam tinja akan meningkat jika reabsorpsi garam empedu terhalang akibat reseksi ileum terminal atau suatu penyakit di bagian usus halus ini, jumlah lemak dalam tinja juga akan meningkat jika sirkulasi enterohepatik terputus, sedangkan hati tidak mampu meningkatkan kecepatan pembentukan garam empedu untuk dapat mengkompensasi kehilangan yang terjadi (Ganong, 2008).
- Ganong WF, 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22, Jakarta : EGC, h : 312-320, 325, 519-520.