Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yaitu bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan obyek sikap (Van den Ban, 1999).
Menurut Ahmadi (1990), sikap adalah kesiapan merespon yang sifat positifnya atau negatif terhadap suatu obyek atau situasi secara konsisten. Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek maka ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek. Sebaliknya, apabila ia mempunyai sifat yang negatif terhadap suatu obyek maka ia akan mengecam, mencela, dan bahkan akan membinasakan obyek itu.
Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu:
- Komponen cognitive: berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan obyek.
- Komponen affective : menunujuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
- Komponen behavior atau conative : melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap obyek.
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada kesetujuan-ketidaksetujuan, atau suka-tidaksuka terhadap sesuatu (BAPENAS, 2008).
Daftar Pustaka
Van den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Ahmadi, A. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
BAPENAS. 2008. Perilaku Individu dalam Membentuk Kualitas Kinerja yang Baik. Diakses 26 Januari 2008.