Pengertian Pendapatan Domenstik Bruto (PDB)

Pengertian Pendapatan Domenstik Bruto (PDB) | Ukuran komprehensif dari aktifitas ekonomi keseluruhan negara adalah nilai total produksi barang dan jasa suatu negara, yaitu disebut Pendapatan Domenstik Bruto (PDB) . Salah satu ide paling penting dalam makro ekonomi adalah bahwa Pendapatan Domenstik Bruto (PDB) sama dengan pendapatan nasional. Untuk negara sebagai keseluruhan, semua nilai yang dihasilkan akhirnya harus menjadi milik seseorang sebagai klaim atas nilai itu jadi, produk nasional sama dengan klaim pendapatan total yang dihasilkan oleh produksi barang dan jasa.

Pendapatan nasional terbagi atas pendapatan nasional harga berlaku dan pendapatan nasional harga tetap. Pendapatan nasional harga berlaku adalah nilai barang – barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga – harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang salu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainya. Bolehlah diramalkan bahwa apabila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda – beda dan menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertamabahan tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu (i)Pertamabahan fiskal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. (ii) Kenaikan harga – harga yang berlaku dari satu periode ke periodee lainnya. (Sukirno, Sadono, 1994, 35)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domenstik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB adalah nilai barang – barang dan jasa – jasa yang diwujudkan oleh warga negara suatu negara baik warga negara indonesia maupun warga negara asing selama periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Nilai barang dan jasa dihitung dalam pendapatan Nasional Bruto hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor – faktor produksi yang dimuliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasional nya dihitung, Baik faktor – faktor  produksi tersebut dimiliki warga negara  suatu negara yang terdapat dinegara itu sendiri maupun diluar negeri.

Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksi. Unuk menghitung kenaikan dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seharusnya digunakan untuk menilai barang yang diproduksi. Untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun – tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam perhitungan ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

Pendapatan nasinal riil memberitahukan bahwasannya nilai keluaran sekarang diukur pada harga konstan jumlah kuantitas yang dihargai pada harga berlaku dasar tertentu. Pendapatan nasional merupakan ukuran penting kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu negara dalam periode tertentu adalah data Produk Domenstik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku ataupun harga konstan. pendapatan nasional bruto (PDB) adalah nilai barang – barang dan jasa – jasa yang diwujudkan oleh warga negara suatu negara selama periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor –  faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung baik faktor – faktor produksi tersebut dimiliki warga negara dari suatu negara yang terdapat dinegara itu sendiri maupun diluar negari. (Bodiono, 1998, 60)

Ada tiga pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional yaitu pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), Pendekatan produksi (Production approach) dan Pendekatan Pendapatan (Income Approach). Di negara – negara yang perekonomiannya sudah sangat maju seperti negara Belanda, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah cara yang paling penting. Hal ini disebabakan karena cara tersebut dapat memeberikan keterangan – keterangan yang sangat berguna mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai. Data pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan pengeluaran akan dapat memberikan gamabaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapai atau sampai mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai oleh tingkata kemakmuran yang sedang dinikmati.

Dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat keatas, barang – barang jadi dan jasa – jasa yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. Barang – barang dan jasa yang di Impor tidak dimasukan dalam perhitungan ini. Begitu juga barang – barang dan jasa yang akan diproses kembali oleh perusahaan – perusahaan lain untuk dijadikan barang – barang lain, tidak turut dihitung untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran. Hal ini dilakukan untuk menghindari berlakkunya penghitungan dua kali. (Sukirno, Sadono, 1994 : 36)

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran atas barang dan jasa yang dihasilkan dalam ekonomi kepada empat komponen, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga (C), Pengaluran pemerintah (G), Pembentuakan modal sektor swasta atau investasi ( I ), dan ekspor netto (X – M) sehingga pendapatan nasional dapat dirumskan sebagai berikut :

GDP = C + G + I + (X – M)

Pendekatan kedua adalah pendekatan produksi, pendekatan ini adalah cara menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujukan oleh berbagai sektor perekonomian. Penggunaan pendekatan ini dalam menghitung pendapatan nasional dengan mempunyai dua tujuan penting :

  • Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor didalam mewujudkan pendapatan nasional
  • Sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua kali, yaitu tanah memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji atau upah, modal memperoleh bunga, dan keahlian kewirausahaan memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan – pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan nasional yang diramalkan pendapatan nasional neto menurut harga faktor.

Dalam perhitungan pendapatan nasional yang sebenarnya, penggolongan pendapatan faktor – faktor seperti yang dinyatakan diatas. Dengan pendekatan lain, pendapatan tidak ditentukan dengan menghitung dan menjumlahkan seluruh gaji dan upah, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima seluruh faktor – faktor produksi dalam suatu tahun tertentu. Hal ini dikarenakan dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan dimana pendapatan merupakan gabungan dari gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan.

Pendapatan Nasional Broto (PDB) Indonesia pada periode tahun 2000.2 sebesar 339447.4 milliar dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0.64 %, PDB terus mengalami peningkatan tetapi terjadi penurunan PDB pada periode tahun 2001.4 sebesar 357460.1 milliar sehingga  tingkat pertumbuhannya menjadi -0.14 %. Lalu meningkat pada periode tahun 2002.3 sebesar 388429.2 milliar dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2.76 % dan PDB Indonesia  terus meningkat sampai tahun 2003.3 sebesar 404710.6 milliar. tetapi pendapatan masyarakat yang kurang menentu menyebabkan PDB turun pada peride tahun, 2005.4  sebesar  -2.18 %.

 Tabel 2.2 Pendapatan Domenstik Bruto (PDB) Dinyatakan dalam Harga Konstan tahun 2000 (2000 :1 – 2005 : 4) Dalam Miliar

Periode GDP Tingkat pertumbuhan (%)
2000.1 341642.9 0
2000.2 339447.4 0.64%
2000.3 354906.7 4.55%
2000.4 353773.2 -0.31%
2001.1 356637.5 0.80%
2001.2 360198.7 0.99%
2001.3 368688.3 2.35%
2001.4 357460.1 -0.14%
2002.1 366442.5 2.51%
2002.2 374606.3 2.22%
2002.3 388429.2 2.76%
2002.4 374902.6 -3.48%
2003.1 387962.1 3.36%
2003.2 394244.8 1.16%
2003.3 404710.6 2.58%
2003.4 392641.5 -2.98%
2004.1 402591.2 2.53%
2004.2 411814.9 2.29%
2004.3 424393.3 3.05%
2004.4 418026.3 -1.50%
2005.1 427760.3 2.32%
2005.2 434998.9 1.60%
2005.3 448287.5 3.05%
2005.4 438500.2 -2.18%

                                Sumber : Badan Pusat Statistik,BPS

 

Daftar Pustaka lihat di artikel ini : Pengertian Tabungan