Hujan adalah air dalam bentuk cair atau padat yang jatuh ke bumi, yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi atau kombinasi kedua-duanya. Awan adalah suspensi koloid dari udara atau aerosois. Selama butir-butir belum bersatu akan tetap melayang-layang, maka awan itu adalah kekal dan tidak akan terjadi presipitas. Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda. Bilamana butir-butir cenderung untuk bersatu sehingga menjadi lebih besar dan berat, maka awan menjadi tidak kekal dan terjadi presipitasi. Kadang-kadang butir-butir air yang lebih besar yang mengendap akan menguap sebelum sampai di bumi.
Butir-butir hujan mempunyai ukuran garis tengah 0,08 – 6 mm, macam hujan yakni hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja dan jatuh dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar. Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan.
Hujan jatuh harus ada pada suhu di bawah titik beku, dan terdiri dari kristal-kristal es dan butir-butir air yang sangat dingin. Tekanan uap ke ujung di atas butir-butir air yang sangat dingin lebih besar daripada butir-butir es. Bila kedua-duanya terjadi di dalam awan, maka akan terjadi penguapan dari butir-butir air dan kondensasi pada kristal-kristal es. Inilah yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan kristal es menjadi demikian besar sehingga mampu untuk jatuh.
Titik air yang jatuh akan saling menyentuh sehingga tumbuh menjadi butir-butir yang lebih besar sebagai sambungan dari titik-titik yang kecil. Secara kwantitas, proses ini mampu untuk menghasilkan presipitasi (hujan) yang besar. Di daerah tropis, dimana kebanyakan hujan jatuh dari awan dengan suhu 00 C. Proses ini berlaku. Hal ini disebabkan oleh karena titik-titik air yang terdapat pada awan cumulus yang sedang berkembang mempunyai besar yang bermacam-macam, sehingga terjadilah butir-butir yang lebih besar, dari sambungan titik-titik lebih kecil.