Pengertian Deskripsi Fungsi dan Biota Estuaria

Pengertian / Definis dan Deskripsi Umum Daerah Estuaria

Estuaria adalah tempat pertemuan antara perairan laut dan perairan darat (Setyowati et al., 2010). Pritchard dalam Supriadi (2001) mengatakan bahwa wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan air tawar dari sungai.

Pada wilayah tersebut terjadi percampuran antara massa air laut  dan massa air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau (brackish). Perairan payau merupakan transisi antara perairan tawar dan perairan laut, dijumpai pada estuaria atau muara sungai. Luasan area dan kadar garam perairan payau berfluktuasi mengikuti pasang surut air laut, hujan, dan pasokan air tawar dari daratan. Pada wilayah tersebut terjadi perubahan kadar garam yang drastis dalam jangka waktu yang relatif singkat mengikuti pasang surut air laut (Irianto, 2005).

Fungsi dan Manfaat  Estuaria 

Ekosistem estuaria dengan berbagai tipe dan ukuran mempunyai fungsi ekologi yang unik baik secara lingkungan maupun iklim, disamping itu juga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang berfungsi sebagai habitat pemijahan (spawning ground), asuhan (nursery ground), dan mencari pakan (feeding ground) bagi beberapa organisme perairan dan jenis ikan (Sugiharto, 2005).

Tipe Tipe Estuaria

Estuari dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik geomorfologisnya

  1. Estuari daratan pesisir, paling umun di jumpai, di mana pembentukannya terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai.
  2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup ; terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai, sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.
  3. Fjords : merupakan estuari yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.
  4. Estuari tektonik ; terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian di genangi oleh air laut pada saat pasang.

Berdasarkan pola sirkulasi dan stratifikasi air terdapat tiga tipe estuari :

  1. Estuaria Berstratifikasi Sempurna/Nyata atau Estuaria Baji Garam: dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut.
  2.  Estuaria Berstratifikasi sebagian/Parsial: paling umum dijumpai, air tawar dan dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui pasang.
  3. Estuaria Campuran Sempurna atau Estuaria Homogen Vertikal: arus pasang surut dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur sempurna dan tidak terdapat stratifikasi

 Biota-Biota Estuaria

Perairan estuaria di huni banyak jenis biota baik yang bersifat menetap (endemik) maupun yang bersifat sementara. Spesies-spesies yang hidup menetap di ekosistem estuaria adalah berbagai jenis kerang, kepiting, termasuk rajungan, dan ikan. Spesies-spesies yang tinggal sementara di ekosistem estuaria adalah larva beberapa jenis udang dan ikan yang setelah dewasa bermigrasi ke laut bebas. Selain itu ada juga jenis ikan yang menggunakan perairan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke sungai atau sebaliknya seperti ikan salmon dan sidat (Nontji, 2005).

McLusky dalam Hendry (2008) mengatakan bahwa Organisme di estuaria dapat dikelompokan ke dalam lima kelompok, yaitu:

  1. Oligostenohalin, merupakan organisme air tawar yang pada umumnya hidup di sungai dan perairan tawar, tidak tahan terhadap salinitas diatas 0,1‰ tetapi ada sebagian spesies oligostenohalin mampu hidup pada salinitas diatas 5‰.
  2. Organisme estuaria, organisme estuaria yang pada umumnya merupakan organisme laut hidup dipusat estuaria. Organisme estuaria sangat jarang dijumpai di perairan laut karena faktor kompetisi dengan hewan-hewan lain.
  3. Euryhalin, merupakan organisme laut yang hidup di daerah estuaria. Distribusi hidup organisme ini wilayah laut sampai ke pusat estuaria. Namun tidak tahan terhadap perubahan salinitas sampai 18‰ tetapi ada sebagian spesies tahan terhadap kisaran salinitas 5‰.
  4. Polstenohalin, merupakan organisme laut yang hidup di mulut estuaria dan mampu hidup pada salinitas 25‰.
  5. Organisme peruaya, kebanyakan berupa ikan dan kepiting (crabs), yang menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya di estuaria. Sebagai contoh kepiting bakau beruaya ke laut hanya untuk memijah sedangkan daur hidup lainnya setelah memasuki fase remaja dijalani di estuaria.

 

Referensi

Setyowati, A., D, Hidayati., Awik dan N, Abdulgani, 2010, Studi Histopatologi Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus), Laporan Penelitian: Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Supriadi, I. H, 2001, Dinamika Estuaria Tropik. Jurnal oseana, 36(4): 1-11.

Irianto, A, 2005, Patologi Ikan Teleostei, Gadjah Mada University Prees, Yogyakarta.

Sugiharto, 2005, Analisis Keberadaan dan Sebaran Komunitas Larva Pelagis Ikan pada Ekosistem Pelawangan Timur Segara Anakan – Cilacap, Tesis: Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai Universitas Diponogoro, Semarang.

Nontji, A, 2005, Laut Nusantara, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Hendry, Z, 2008, Analisis Keanekaragaman Jenis Ikan (pisces) di Wilayah Subdas Krueng Teupianuang DAS Krueng Aceh, Skripsi (Tidak dipublikasikan): Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan, Banda Aceh.