Pengendalian Piutang

Pengendalian Piutang | Dalam pengendalian piutang yang dititik beratkan adalah mengenai jumlah piutang, pemberian kredit dan penerimaan piutang serta kebijaksanaan yang dijalankan oleh perusahaan. Tindakan pengendalian tersebut dapat dilakukan sebelum adanya pengiriman barang dangan sampai dibuatnya faktur dan berakhirnya setelah adanya penagihan piutang.

Menurut R.A. Supriyono (2000:19) pengertian pengendalian dalam arti luas adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel (misalnya : mesin, manusia, equipment) ke arah tercapainya sasaran atau tujuan.

Dari definisi pengendalian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu aktivitas yang dimulai dengan menetapkan standar-standar terlebih dahulu atau menetapkan rencana-rencana kemudian mengukur dan menilai pelaksanaan dengan standar ataupun rencana yang telah ditetapkan serta diadakan perbaikan terhadap penyimpangan yang dianggap penting.

Menurut Bambang Riyanto (1984:79) langkah-langkah memperkecil piutang sebagai berikut :

  1. Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan. Hal ini perlu untuk memperhitungkan keuntungan yang diharapkan akan diterima oleh perusahaan. Langkah ini dilaksanakan dengan menentukan terlebih dahulu batas resiko yang dianggap layak atau wajar yang akan ditanggung oleh perusahaan dan disediakan sebagai cadangan piutang. Batas resiko ini merupakan taksiran jumlah piutang yang mungkin akan tidak terbayar selama satu periode tertentu.
  2. Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewjibannya. Dalam hal ini tidak hanya menyangkut bidang materiil, tetapi juga menyangkut penyelidikan mengenai sifat atau watak dari para langganan. Faktor penting dari para langganan yaitu :
    1. Character, yaitu kemungkinan dari pada kejujuran langganan untuk memenuhi kewajibannya.
    2. Capacity, yaitu kemampuan para langganan untuk membayar utang-utangnya.
    3. Capital, yaitu modal perusahaan yang diukur melalui analisis keuangan terutama mengenai kekayaan bersih yang berwujud.
    4. Collateral, yaitu jaminan yang dapat diberikan oleh langganan, misalkan berupa harta tertentu atau barang dagangan itu sendiri.
    5. Conditions, yaitu keadaan ekonomi secara umum yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya.
  3. Mengadakan klasifikasi dari para langganan berdasarkan resiko pembayaran yang akan diterima perusahaan.
  4. Mengadakan seleksi dari para langganan. Berdasarkan penggolongan tersebut perusahaan dapat memutuskan untuk tidak memberikan kredit kepada langganan yang termasuk dalam golongan berisiko tinggi tidak memenuhi kewajibannya.

Tujuan pengendalian piutang antara lain adalah untuk mendapatkan kebenaran pencatatan jumlah piutang dan penerimaan hasil pembayaran piutang, bahwa jumlah uang dari jumlah hasil tagihan benar diterima dan dicatat.

 

Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2001.

Riyanto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, 1984.

 

Baca Juga :

Pengertian Piutang

Kerugian Piutang

Pengendalian Piutang

Tingkat Perputaran Piutang