Pengembangan Pariwisata

Pengertian Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata menurut Swarbrooke (dalam https://www.scribd.com) merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. Tujuan pariwisata merurut Sari (2004: 7-8) adalah memberikan dampak positif dan keuntungan sebesar-besarnya baik bagi seluruh lapisan dan golongan masyarakat, pemerintah, swasta, maupun bagi wisatawan. Keuntungan-keuntungan tersebut diantaranya adalah:

  • Penerimaaan devisa dapat diperbesar.
  • Memperluas lapangan pekerjaan karena jumlah tenaga kerja yang setiap tahunnya meningkat.
  • Memperluas bidang usaha guna meningkatkan pendapatan masyarakat.
  • Mendorong pembangunan daerah.

Pengembangan pariwisata mempunyai dampak positif maupun negatif, maka diperlukan perencanaan untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan (Spillane, 1994:51-62).

Dampak positif, yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi:

  1. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
  2. Sebagai sumber devisa asing.
  3. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri ke arah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional.

Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata meliputi:

  1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability), khususnya kalau Negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.
  2. Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya kalau proyek-proyek pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti barang-barang impor, biaya promosi keluar negeri, tambahan pengeluaran untuk warga negara sebagai akibat dari penerimaan dan percontohan dari pariwisata dan lainnya.
  3. Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain, sedangkan perusahaan kecil harus tergantung dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.
  4. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
  5. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disini.
  6. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air, keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu obyek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjunginya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata adalah (Yoeti, 1987: 2-3):

  1. Wisatawan (Tourism)

Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang, usia, hobi, status sosial, mata pencaharian, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Kunjungnan wisata sendiri dipengaruhi oleh beberapa motif wisata, seperti motif fisik, budaya, interpersonal, dan motif prestise.

  1. Transportasi

Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada penghalang, serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

  1. Atraksi/obyek wisata

Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan datang berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum dan peninggalan sejarah, dan sebagainya.

  1. Fasilitas pelayanan

Fasilitas yang mendukung keberadaan suatu obyek wisata adalah ketersediaan akomodasi (hotel), restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, perbankan, petugas penerangan, dan jaminan keselamatan. Selain syarat fasilitas dan pelayanan fasilitas, hotel akan berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi menuntut lingkungan yang dapat mendukung citra hotel, demikian juga dengan syarat aksesibilitas yang menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.

  1. Informasi dan promosi

Agar pemasaran pariwisata dapat menarik banyak wisatawan, maka diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets/ brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.

Prinsip Pengembangan Wisata Alam

Pengembangan wisata diperlukan bila akan menjadikan wisata tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pengembangan dilakukan baik di dalam obyek wisatanya maupun fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan obyek wisata tersebut. Pengembangan wisata alam terbagi dalam empat tahap (Fandeli, 2000) yaitu: tahap pengenalan, ditandai dengan mulai meningkatnya pengunjung, kemudian tahap dengan pengunjung meningkat dengan tajam, tahap selanjutnya perkembangan pengunjung tidak meningkat, dan pada tahap akhir adalah jumlah pengunjung menurun. Usaha pengembangan wisata diharapkan mampu mempertahankan dan memperpanjang kondisi ekosistem yang ada agar tetap diminati oleh para wisatawan.

Pengembangan pariwisata di kawasan alam harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu (Douglass dalam Fandeli, 2000):

  • Pengembangan wisata alam harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang.
  • Menyesuaikan antara potensi alam dan tujuan pengembangan.
  • Sedapat mungkin pengembangan yang dilakukan mempunyai fungsi ganda, dalam arti memberikan keuntungan secara ekonomi dan tidak meninggalkan aspek konservasi.
  • Sejauh mungkin tetap mengalokasikan areal untuk tidak dikembangkan.

Kriteria pengembangan kawasan wisata alam di bagi menjadi empat pengembangan, yaitu pengembangan Intensif, Ekstensif, Dilindungi, dan Zonasi. Criteria pengembangan kawasan wisata tersebut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

TABEL  KRITERIA PENGEMBANGAN WISATA ALAM

No Pengembangan Kawasan Wisata Alam Jumlah Hari Orang Kunjung (Arce/Tahun)
1. Intensif Area wisatawan rombongan tidak rentan 2000
2. Ekstensif Area ekosistemnya (agak rentan) 75
3. Dilindungi Area alam, cagar alam, taman, nasional, suaka margasatwa 2
Area alam masyarakat primitive 2
Area alam yang rentan 7
4. Zonasi (intensif dilindungi) Artefak/Heritage 2-2000 (tergantung pada zona)

Sumber: Douglas, 1978 (dalam Fandeli, 2000 Pengusahaan Ekowisata)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 prinsip-prinsip pengembangan wisata alam dan kriteria-kriteria pengembangan dioperasionalisasikan dalam pengembangan pariwisata alam diarahkan pada:

  • Pengusahaan/pengembangan pariwisata alam dilaksanakan pada sebagian kecil areal blok pemanfataan, dan tetap memperhatikan pada aspek kelestarian.
  • Pengusahaan/pengembangan wisata alam tidak dibenarkan malakukan perubahan mendasar pada bentang alam dan keaslian habitat.
  • Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata harus didasarkan pada identitas lokal.
  • Kegiatan pengembangan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi.
  • Pengembangan pariwisata harus mampu membuka lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat lokal.

 

Baca Juga :

Pengertian Pariwisata

Potensi dan Daya Tarik Pariwisata

Teori Kepariwisataan Alam

Pengembangan Pariwisata

Pemasaran pariwisata

Pengelolaan Pariwisata

Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Pariwisata

Best Pactice Pengelolaan Pariwisata