Pengantar Ilmu Farmasi

Pengertian Farmasi | Kamus Webster mendefinisikan farmasi sebagai  seni atau praktis penyediaan, pengawasan, pencampuran dan pendistribusian obat-obatan”. Kata Farmasi sendiri  berasal dari asal kata farmakon (Latin) yang berarti racun. Dalam pengelompokan ilmu pengetahuan, Stuart Chase, dalam bukunya  The Power Study of  Mankind menempatkan Farmasi sebagai bagian dari natural science.

Pembagian ilmu pengetahuan menurut Stuart Case:

Natural Science:

  1. Biologi
  2. Antropologi fisik
  3. Kedokteran
  4. Farmasi
  5. Pertanian
  6. Ilmu pasti
  7. Ilmu alam
  8. Ilmu teknik
  9. Geologi
  10. Dan lain sebaginya

Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan:

  1. Hukum
  2. Ekonomi
  3. Ilmu jiwa sosial
  4. Ilmu bumi social
  5. Sosiologi
  6. Antropologi budaya dan sosial
  7. Ilmu sejarah
  8. Ilmu politik
  9. Ilmu pendidikan
  10. Publisitik dan jurnalistik
  11. Dan lain sebagainya

Humaniora:

  1. Ilmu agama
  2. Filsafat
  3. Bahasa
  4. Seni
  5. jiwa
  6. Dan lain sebagainya

Sumbangan dunia farmasi terhadap dunia kesehatan sangatlah besar dengan ditemukannya berbagai obat dan system pengobatan yang rasional dengan mengutamakan unsur keselamatan pasien.

Tanggungjawab yang dipikul oleh ahli farmasi menjadi semakin penting dengan pengembangan obat-obat baru hasil penyelidikan oleh para saintis. Tanggungjawab ini khusus berkaitan dengan penggunaan obat secara rasional dan perlindungan masyarakat daripada kemudaratan obat-obatan semasa menggunakannya.

Bidang kajian Farmasipun semakin berkembang,  Selain bidang yang telah dibahas sebagai bidang kajian di perguruan tinggi farmasi seperti bidang kimia farmasi, biologi farmasi, farmakologi, teknologi farmaseutik dan farmasi klinikal juga farmasi telah meluaskan kajiannya kepada bidang farmasi sosial yang melibatkan statistik, kemahiran komunikasi, farmako ekonomi, farmako epidemiologi, farmako informatik, perundangan, etika dan kebijakan.

Tepat tidaknya penempatan Farmasi sebagai natural science seperti yang diutarakan di atas akan kita lihat dari aspek-aspek yang melingkupi Farmasi sebagai sebuah displin ilmu, yaitu aspek ontology, epistomologi dan aksiologi.

Aspek Kajian Farmasi

Dari aspek ontology, objek yang dibahas dalam bidang farmasi sangatlah luas melibatkan dukungan displin ilmu lain seperti biologi, kimia, botani, fisika, sosial, ekonomi, hukum dan perundangan, seni serta matematika sebagai alat komunikasi (bahasa)  ilmu pengetahuan.

Melihat kaitan-kaitan imu yang bertautan dengan farmasi dapat dikatakan bahwa farmasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu lainnya dari tiga kelompok besar: Natural science, ilmu-ilmu kemsyarakatan dan humaniora.

Dari ilmu botani yang merupakan cabang dari biologi dikembangkan pembahasan lebih lanjut mengenai sistematika dan morfologi tumbuhan, anatomi dan fisiologi tumbuhan. Kedua bahasan tersebut akan menunjang kepada penggalian tumbuh-tumbuhan sebagai obat baik dari identifikasi tanaman obat, kandungan kimia dan metode pemisahannnya. Bidang Farmasi dengan dasar ilmu botani ini dikembangkan lebih lanjut dalam ilmu farmakognosi, bahan alam farmasi dan fitokimia.

Sementara biologi sendiri menjadi dasar bagi pembahasan dalam dunia farmasi menyangkut, anatomi dan fisiologi manusia, , mikrobiologi, parasitologi, farmakologi dan  bioteknologi.

Kimia sebagai ilmu dasar (basic science) juga merupakan penunjang utama  bagi ilmu farmasi. Beberapa reaksi kimia dipelajari secara mendalam terkait dengan proses pembuatan obat dan reaksi obat dalam tubuh. Kimia dasar membekali ilmu keahlian dasar seperti kimia analisis, kimia organik, kimia fisik dan biokimia.  Dari bidang yang dikategorikan keahlian dasar tersebut akan dipelajari lebih lanjut dalam bidang farmasi berupa Kimia Farmasi Analisis, Kimia Medisinal, dan kimia klinik.

Smentara itu Fisika, seperti halnya ilmu kimia menjadi dasar bagi pembahasan di bidang Farmasi khususnya dengan teknologi farmasi yang menyangkut sediaan danformulasi senyawa obat. Bidang bahasan di Farmasi yang terkait dengan fisika sebagai ilmu dasar adalah Farmasetika, Bio Farmasi, Farmako kinetik, Teknologoi Farmasi (liquid, semi solid dan solida).

Sementara itu bidang ilmu lainnya seperti ilmu sosial, ekonomi, antropologi dan hukum merupakan ilmu-ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari bidang kajian Farmasi. Antropologi sangat terkait dengan perkembangan obat dan pengobatan modern. Ilmu sosial telah melahirkan apa yang disebut daengan farmasi sosial demikian pula ekonomi (farmako ekonomi). Semenatara ilmu hukum (dan perundangan) sangat erat dengan bidang kajian farmasi terutama dalam hubungannya yang mengatur profesi farmasis (apoteker)  dan produksi serta distribusi obat.

Bila disimpulkan objek bidang farmasi adalah meliputi:

  1. Produk
    1. Penelitian
    2. Pengadaan
    3. Pengawasan (Quality Qontrol)
    4. Distribusi
    5. Pengembangan produk
  2. Pasien/Pengguna
    1. Pelayanan Apotik
    2. Pelayanan Rumah sakit

Kajian-kajian mengenai NATURAL SCIENCE pada dasarnya membekali calon farmasis dalam membuat suatu produk yang bermutu. Dan penggalian terhadap ilmu-ilmu kemasyarakatan dan humaniora pada intinya mempersiapkan farmasis untuk termapil dalam mengadakan pelayanan terhdap pasien/pengguna produk farmasis.

Dari aspek epistemology, metode yang digunakan dalam pembahasan ilmu farmasi menggunakan metode ilmiah yang bercirikan pada observasi, pengukuran, penjelasan dan verifikasi. Dengan berkembanganya ilmu farmasi seperti farmasi sosial dan farmasi ekonomi maka metode kajian farmasi akan bertambah sesuai dengan telaah dan model masalah yang dihadapi.

Aspek terakhir adalah, aspek aksiologi. Ilmu Farmasi dimaksudkan untuk membantu manusia tidak saja dalam mencarikan senyawa obat yang efektif dalam mencegah dan melawan penyakit tapi juga telah berkembang pada perawatan tubuh seperti kosmetik, dan kesehatan reproduksi, seperti alat-alat atau bahan kontrasepsi.

Dengan kata lain tujuan bidang  Farmasi adalah mengadakan pelayanan FARMASI YANG BERMUTU dan PRIMA.

Yang dimaksud bermutu adalah sesuai dengan standar dan kepuasan masyarakat. Sementara pelayanan yang PRIMA adalah bersikap responsive dan hasilnya melebihi harapan pengguna/pelanggan.

Sementra itu outcome bidang farmasi adalah berupa pengelolaan terapi obat yang berjalan dengan optimal dan peningkatan kualitas hidup pasien atau pengguna.

Dasar Keilmuan

Dasar keilmuan farmasi dapat dibedakan menjadi

Ilmu-Ilmu Dasar

  • Matematika
  • Fisika
  • Kimia
  • Biologi
  • Dll

Ilmu Dasar Keahlian

  • Kimia Fisik
  • Kimia Organik
  • Biokimia Umum
  • Morfologi dan sistematika tumubuhan
  • Anatomi Fisiologi manusia
  • dll

Ilmu Keahlian Farmasi

  • Mikrobiologi Farmasi
  • Farmakognosi-Fitokimia
  • Teknologi Sediaan Farmasi
  • Farmakologi
  • Imunologi
  • Kimia Farasi
  • Kimia Medisinal
  • Teknologi Pangan
  • Kosmetik
  • Dll

 Ilmu Penunjang

  • Ilmu-ilmu social kemasyarakatan
  • Peraturan dan Perundangan
  • Etika
  • Management
  • Dll

 Bidang Keahlian FARMASI

Kelompok Bidang keahlian (KBK) di farmasi atau disebut juga unit bidang ilmu farmasi, didasarkan kepada keterkaitan masing-masing bidang kajian. Adapun dalam praktik di perguruan tinggi biasanya juga diperhitungkan variabel sumber daya manusia dan kelengkapan laboratorium sebagai basis pengembangan KBK.

Ada empat kelompok bidang keahlian/pembidangan di FARMASI seperti yang diterapkan di Institut Teknologi Bandung dan Farmasi Universitas Padjdjaran BANDUNG , yaitu:

  1. KBK Kimia Farmasi
  2. KBK Farmakologi
  3. KBK Framakognosi-Fitokimia
  4. KBK Teknologi Farmasi

Pembagian di atas memang tidak baku dan masih ada beberapa penggolongan seperti yang diterapkan di Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada:

  1. KBK Biologi Farmasi
  2. KBK Kimia Farmasi
  3. KBK Farmasetika

Hal ini juga berbeda dengan yang dikembangkan di Universitas Kebangsaan Malaysia, yang telah mengadopsi bidang keahlian yang relatif baru seperti Farmasi Rumah sakit, Farmasi Sosial dan Pemerintahan  :

  1. Farmasi Hospital
  2. Farmasi Komuniti
  3. Industri Farmaseutikal
  4. Akademia
  5. Lain-lain (peraturan dan perundangan, farmasi sosial dan ekonomi, dll)

——oooo——