Pembelajaran STAD

Pembelajaran STAD | STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Slavin di Universitas John Hopkin Amerika Serikat dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Ibrahim dkk, 2000:20).

Inti dari model STAD antara lain guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :

  1. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya).
  2. Guru menyampaikan materi pelajaran
  3. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggu­nakan lembar kerja akademik, dan kemudian di dalam kelompok saling membantu untuk menguasai materi pelajaraan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
  4. Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru, siswa tidak boleh saling membantu.
  5. Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
  6. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannyaterhadap materi pelajaran, dan kepada siswa secara individualatau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperolehskor sempurna diberi penghargaan.

Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugastugas yang harus dikerjakan tim, antara lain:

  1. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian.
  2. Membagikan lembar kerja siswa (LKS).
  3. Menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok).
  4. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk sekedar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar. e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut.
  5. Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru.

 

Referensi

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : FMIPA