Operasi ini termasuk memilih, mencari, memanipulasi dan menghasilkan data tanpa perlu memodifikasi lokasi geografik objek atau membuat identitas spasial baru. Operasi ini hanya bekerja dengan data yang telah dimasukan ke dalam bank data (basisdata). Pembuatan peta tertentu dengan tema terbatas dari peta yang telah ada dalam arsip sebelumnya, merupakan contoh operasi ini. Misalnya melihat pemukiman tahun 1981 dan 1994 dari peta penggunaan lahan 1981 danb1994, yang diolah dan selanjutnya dibandingkan
Fungsi pemanggilan data untuk pembuatan peta tematik banyak dilakukan baik penyajian dengan symbol geometric 2dimensi atau 3 dimensi . Pada SIG sederhana bentuk operasi ini sering dipakai sebagai salah satu kekuatan dan dipakai khususnya untuk penyajian data dengan unit ruang tetap atau batas spasial tetap, atau aplikasi untuk keperluan pemantauan tema tertentu.
1. Klasifikasi dan Generalisasi
Dalam suatu analisis peta kelas-kelas baru dapat dibuat dari kelas-kelas yang telah ada sebelumnya dan dipakai untuk keperluan analisis lebih lanjut. Prosedur untuk mengidentifikasi objek menjadi anggota kelompok objek berdasarkan kriteria tertentu disebut sebagai klasifikasi. Beberapa bentuk fungsi klasifikasi ini disediakan dalam setiap SIG. Dalam kasus lapisan data tunggal, klasifikasi termasuk penetapan kelas dalam setiap poligon sebagai atribut misalnya klasifikasi diterapkan ke penutupan lahan, dan nama kelas dapat berupa lahan hutan, daerah perkotaan, daerah petanian dan seterusnya.
Dalam fungsi ini, proses klasifikasi termasuk melihat atribut untuk lapisan data tunggal dan memasukan atribut tambahan, sebagai kelas nama baru. Dalam SIG rastr, nilai numeric (dijital) biasanya dipakai untuk menunjukan kelas-kelas. Suatu sel dapat dihubungkan dengan nilai 1 yang berarti lahan pertanian, nilai 2 untuk daerah kehutanan, dan seterusnya. Proses klasifikasi disini termasuk menentukan nilai-nilai numeric ke sel-sel (recoding) dan menulis nilai baru ini ke dalam bank data baru. Nilai-nilai ini selanjutnya dapat ditampilkan dalam bentuk tema baru.
Fungsi klasifikasi penting karena dapat menentukan pola. Salah satu fungsi yang penting adalah untuk membantu mengenali pola-pola baru. Pola-pola baru ini misalnya dapat berupa daerah perkotaan yang mempunyai kejahatan tinggi, daerah hutan yang siap ditebang atau daerah pertanian yang paling siapdialikan menjadi pemukiman. Melalui perubahan criteria adakalanya suatu pola dapat ditemukan. Fungsi klasifikasi yang lain adalah untuk mempermudahproses seperti korelasi antara lapisan data yang berlainan.
Dalam proses klasifikasi ini, pelaksanaanya dapat dilakukan langsung dengan mengunakan bantuan data tabulasi (sistem basisdata). Gambar 6-7 merupakan contoh tentang pemanfaatan table untuk mereklasifikasikan peta. Dalam proses reklasifikasi ini dibuat dengan memenfaatkan kolom dalam table tertentu yang nilainya diaplikasikan ke nilai peta atau digantikan nilainya.
Reklasifikasi juga sering disetarakan dengan kemampuan SIG yang menyerupai sifat’sistem pakar’. Adakalanya kelas/unit ditransfer menjadi nilai ordinal, yang bermakna tertentu yang berkaitan dengan hierarki. Misalnya dalam penentuan potensi kebakaran lahan dan hutan, dimana alang-alang karena lebih berpotensi terbakar diberikan nilai 1 dibandingkan dengan belukar yang diberikan nilai 2, dan seterusnya. Biasanya sistem pengkelasan cara ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan lapang(lihat lagi contoh tumpang-tindih). Klasifikasi dapat juga digunakan pada beberapa lapisan data. Sebagai contoh, misalnya dicari daerah yang sesuai untuk perhotelan yang masih merupakan hutan, tanahnya berdrainase baik, pemandangan mengarah kegunung, dan dalam zona non-pertanian. Setiap persyaratan tersebut dapat dikatagorikan sebagai lapisan terpisah.
Gereralisasi, disebut juga” peleburan peta”, adalah proses untuk membuat suatu klasifikasi menjadi kurang detil dengan menggabungkan kelas-kelas yang ada. Generalisasi sering dipakai untuk mengurangi tingkat kedetilan klasifikasi untuk melihat pola tertentu. Proses generalisasi ini juga dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi pada tabelnya selain dengan manipulasi langsung pada data spasial. Fungsi generalisasi secara umum dapat dibagi dua yaitu: untuk melihat/memunculkan pola atau tema tertentu )fungsi klasifikasi juga) dan untuk mempertahankan pola tertentu (tyler, 1992) (lihat juga proses persiapan data)
2. Fungsi-fungsi pengukuran
Setiap SIG menyediakan beberapa fungsi-fungsi pengukuran, yang dapat dikelompokkanuntuk menghitung titik, perhitunan jaraj antar objek, panjang garis, penentuan keliling dan luas poligon, volume suatu ruang, dan ukuran serta sekelompok sel yang mempunyai identitas sama. Contoh aplikasi fungsi ini antara lain mencari daerah berhutan yang lebih luas dari 200 km2 yang potensial untuk menjadi daerah konservasi, atau menentukan lokasi lapangan udara yang kurang dari 10 km. fungsi pengukuran juga sering dikaitkan dengan data dijital terrain untuk keperluan rekayasa, misalnya penentuan jumlah material yang digali dan dipakai (cut dan fill) untuk pembuatan jalan. Fungsi-fungsi pengukuran untuk keperluan rekayasa seperti nentuan volume ruang yang dapat digali dan ditimbun, adakalanya tersedia secara spesifik pada perangkat lunak SIG sehingga operator dapat melakukan perhitungan yang sangat kompleks.
Jarak merupakan jarak terpendek antara dua objek yang dibentuk oleh garis lurus yang dpat dihitung dengan formula Phytagoras. Perhitungan jarak ini dalam SIG dilakukan dengan mengunakan data sistem koordinat. Misalnya dua titik yang terletak pada posisi koordinat timur dan utara berupa T1=302950, U1=2550802, dan U2=2561844. Selisih timur adalah T1-T2=12290 dan perbedaan utara U1-U2=11042. jarak antara keduanya adalah D= (122902 + 110422) ½ =16521. Perhitungan jarak atau panjang suatu garis juga dilakukan dengan pendekatan yang sama, hanya untuk garis yang terdiri dari lebih dari dua penggal???? Dilakukan perhitungan yang bersifat akumulasi (Jones,1997).
Perhitungan luas oleh perangkat lunak berbasis vektor juga menggunakan data sistem koordinat. Asumsi yang dipakai adalah menempatkan berbagai kombinasi titik sehingga terdiri dari beberapa trapesium. Trapesium adalah bentuk koadrilateral, abcd, dengan dua sisi bersifat paralel. Rumus penentuan luasnya adalah rata-rata kedua sisi yang paralel dikalikan dengan tinggi. Dengan cara ini maka sistem koordinat dapat mengenali sisi x dan y. Gambar 6-9 menunjukan cara perhitungan luas tersebut. Perhitungan jumlah piksel dengan mengalikan dengan factor konversi dari piksel tersebut.
Perhitungan keliling, luas dan titik pusat (centroid) pada SIG umumnya dikalkulasi langsung (secara otomatis) sebagai bagian dari proses pembuatan poligon. Perhitungan bentuk,jarak terlebar dan terkecil memotong polygon, panjang dan sifat kelengkungan (sinusity) garis juga merupakan fungsi utama yang terdapat dalam SIG. sedangkan dalam SIG-raster, fungsi-fungsi pengukuran merupakan operasi tetangga karena mengenali identitas sel tetangga dan merupakan fungsi tambahan. Sebagai konsekuensinya algoritma perangkat lunak berbeda dan strategi pemakaiannya juga berbeda.