Mind Mapping | Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970. Mind mapping dikembangkan melalui catatan yang diambil secara visual oleh ilmuan terkenal, orang-orang yang menggambar secara primitive dan hieroglyphics mesir kuno (Abdolahi, 2011).
Menurut Buzan, mind map dapat membantu kita dalam beberapa hal yaitu merencanakan, mengkomunikasi, lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah. memusatkan perhatian, menyususn dan menjelaskan pikiran, mengingat lebih baik, belajar dengan cepat dan efisien, melihat gambaran secara keseluruhan (Buzan, 2011). Sedangkan menurut Michael Michalko (citasi Buzan, 2011), mind mapping akan mengaktifkan otak, membereskan akal dari kekusutan, memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian dan emungkinkan kita mengelompokan konsep, membantu kita membandingkannya
Mind mapping sangat mudah dan alami, maka alat-alat yang dibutuhkan sangat mudah yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna. otak dan imajinasi (Buzan&buzan, 1993, Buzan T, 2012). Adapun langkah-langkah membuat mind mapping
- Mulai dari bagian tengah kertas kosong, yang sisi panjangnya diletakan mendatar
- Gunakan gambar atau foto untuk ide sentralnya
- Gunakan warna
- Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabng tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya
- Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan lurus karena garis lurus akan membosankan otak
- Gunakan satu kunci untuk setiap garis
- Gunakan gambar
Buzan membuat rekomendasi, ketika membuat mind mapping: (Buzan 1993, davies M, 2010)
- Menempatkan suatu gambar atau topic pada daerah tengah dengan menggunakan paling sedkit tiga warna.
- Menggunakan gambar, symbol, kode, dan dimensi melalui mind maps kita
- Memilih kata kunci, dan print yang menggunakan upper dan lower case latter
- Masing-masing kata atau gambar sendiri dan mendudukan garisnya sendiri
- Menghubungkan garis dari gambar sentral , garis tengah tebal, organic, flowing, menjadi lebih tipis sebagai radian dari sentral
- Membuat garis sama panjang dengan gambar dan kata-kata
- Membuat warna dank ode sendiri melalui mind map
- Mengembangkan gaya sendiri pada mind mapping
- Menggunakan penekanan dan asosiasi dalam mind map
- Menggunakan mind map yang jelas dengan hirarki radian, prsanan nomor dan garis luar pada cabang-cabangnya.
Sekarang sudah dikembangkan kriteria Sistem Scoring MMAR (Mind Mapping Assessment Rubric) untuk menilai apakah mind mapping sudah efektif atau memenuhi syarat. Kriteria penilaian tersebut adalah (1) level 1 hubungan konsep (2 poin jika valid), (2)l evel 2 hubungan konsep (4 poin jika valid), (3) level 3 hubungan konsep (6 poin jika valid), (4) level 4 hubungan konsep (8 poin jika valid), (5) cross link (10 poin jika valid) (6) contoh (1 poin masing-masing jika valid, (7) hubungan (3 poin jika valid), (80 gambar, bentuk (3 poin jika valid), (9) invalid komponen (0) (Evrekli et la, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Abdolahi untuk melihat keefektifan mind maps dalam pengajaran anatomi mendapatkan bahwa pengajaran dengan mind map lebih efektif dibandingan metode pengajaran tradisional. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Farrand meneliti bahwa mind map lebih efektif pada informasi yang didapat terulis dan motivasi lebih rendah dari pada metode mandiri (Abdolahi et al, 2011; Farrandet al, 2002). Wickramasinghe et al, 2007. Evaluasi keefektifan mind map di banding cara belajar lain untuk mahasiwa yang baru masuk fakultas kedokteran mendapatkan bahwa tidak ada perbedaan perbedaan yang signifikan anatar mahasiswa menggunakan mind map dengan yang tidak terhadap memeori jangka pendek. D’antony et al, 2010 melihat pengaruh mind maps terhadap critical thinking mahasiswa yang diberikan perkuliahan kemudian mencatat melalui mind maps, hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang menggunakan mind maps dan tidak menggunakan terhadap critical thinking mahasiswa. Fun et al (2010) melihat penggunaan teacher centered mind map dan student centered mind map mendapatkan bahwa penggunaan student centerd mind map lebih efektif dari pada teacher centered mind map terhadap nilai tes mahasiswa.
Daftar Pustaka
Abdolihi, M., Jvadnia, F., Bayat,D., Ghorbani, R., Ghanbari, A., Ghodosi, B. (2010). Mind map teaching gross anatomi is sex dependent. Int. J. Mhorpol,29. Vol.1.pp: 41-44
Buzan, T., Buzan, B. (1993). The Mind map book. How to use radiant thinking to maximize your brain’s uptapped potential. A Dutton Book. United state America.
Buzan, T., (2012). Mind Map. Terjemahan. Gramdia
Evrekli, E., Inel, D., Balim, A,. (2010). Development of scoring system to assess mind map. Elsevier. DOI. 10.106/j.03.331
Farran, P., Hussain, F., Hannessy, E. (2002) The efficacy of the ‘mind map’ study technique. Medical Education, 36.pp:426-43
Wickramasinghe, A., Widanapathirana, N., Kuruppu, O., Liyanage, I., Karinathilake,I. (2007) Effectiveness of mind maps as a learning tool for medical students. South East Asian Journal of Medical education. Innaugural Issue, pp: 30-32