Tumbuhan mengandung air, mineral, serta zat kimia yang bermolekul besar maupun kecil (zat tersari). Pada senyawa ini secara fungsional terbagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok yang berguna sebagai senyawa dalam mempertahankan proses keberlangsungan hidupnya dan kelompok yang berguna dalam mempertahankan dirinya dari ancaman luar.
Kelompok terakhir inilah yang disebut sebagai metabolit sekunder. Zat ini ada yang besifat hidrofilik yang tersimpan di dalam vakuola dan lipofilik di dalam getah. Secara alami zat metabolit sekunder merupakan sistem pertahanan tanaman untuk melindungi spesiesnya dari kepunahan akibat serangan hama dan penyakit (Wink, 2010). Beberapa metabolit sekunder yang terdapat didalam tumbuhan adalah alkaloid, flavanoid, terpenoid, steroid, saponin, dan lain-lain. Senyawa ini dapat diperoleh dengan melakukan uji fitokimia (Harborne, 1987; Wonget al, 2011).
Calotropis giganteaL. mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, kardiak glikosida, β-sitosterol, madrine, saponin, alkaloid, trisekaroid, dan flavonol (Amit et al, 2010). Akar tumbuhan C. gigantea L. mempunyai kandungan seperti saponin, kumarin, dan kardiak glikosida (Wanget al, 2008; Amris, 2011)). Pada daunnya terdapat mudarine, saponin, tanin, dan terpenoid (Amit et al, 2010; Wonget al, 2011). Batangnya mengandung alkaloid, glikosida, saponin, flavanoid, steroid, dan triterpenoid (Lodhiet al, 2009).