Hara merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman. Berdasarkan peranannya, hara dibagi menjadi hara essensial, hara fungsional dan hara potensial. Hara esensial sangat diperlukan tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
Hara ini juga sangat dibutuhkan pada proses biokimia tertentu dan peranannya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Bila unsur tersebut tidak ada, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, dan akan tumbuh lebih lanjut jika unsur tersebut ditambahkan. Hambatan pertumbuhan ini memberikan dambak seperti tanda kahat (defisiensi) yang khas. Unsur yang termasuk hara esensial berjumlah 16 unsur, dan terletak pada sistem periodik unsur pada garis Argon (Ar) yaitu garis yang menghubungkan Ar dengan C (Delvian, 2006).
Hara fungsional adalah hara yang apabila ada dalam tanah atau medium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Misalnya. Unsur Natrium (Na) dapat menggantikan peran dari unsur Kalium (K). Unsur lain yang merupakan unsur hara fungsional adalah Kobalt (Co) yang berperan dalam memperkuat ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan tanaman itu sendiri. Sedangkan hara potensial adalah unsur hara yang sering ditemukan dalam tubuh tanaman, akan tetapi belum jelas fungsi dari unsur hara ini.
Jika dilihat berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, hara dapat dibagi menjadi unsur hara makro, yaitu N, P, S (anion) dan K, Ca, Mg (kation) dan unsur hara mikro yaitu B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn, Co, Se, Si, dan Na.
Penyerapan unsur hara pada tanaman melalui akar mengikuti aturan aliran massa (massa flow) dan difusi ion. Pada hipotesis aliran massa, gerakan unsur hara ini mengikuti aliran air keakar secara pasif.
Penyerapan kation melalui akar dengan bantuan bahan organik, dapat mempertahankan pH tanah sehingga tanah tidak mudah terdegradasi. Aliran ini dapat juga terjadi karena adanya proses keluar-masuknya air dalam bentuk uap melalui stomata daun (transpirasi daun). Jumlah hara yang mencapai akar melalui proses ini dipengaruhi oleh konsentrasi hara yang terkandung dalam larutan tanah dan laju gerak air ke permukaan akar, atau laju transpirasi.
Jika penyerapan hara lebih besar daripada pengisian hara kembali (resupply) dalam jangka waktu penjang maka akan terbentuk depletion zone disekitar akar. Sedangkan pada hipotesis difusi ion, gerak unsur hara disebabkan karena adanya perbedaan gradien konsentrasi secara difusi.