MEKANISME PEMOTONGAN (CUTTING) BAHAN PERTANIAN

Definisi pemotongan suatu proses dari pemisahan secara mekanik suatu benda padat sepanjang garis yang sebelumnya telah ditentukan dengan menggunakan alat pemotong (Perrson, 1987).
Pemotongan (cutting) bahan-bahan hasil pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan, misalnya pada saat panen (harvesting), dalam pemisahan (separation), dan juga dalam proses pengecilan (comminution) ukuran bahan (Hendarson and Perry, 1975).
Pada saat pemotongan, mata pisau menembus ke dalam bahan, melewati kekuatan bahan sehingga bahan menjadi terpisah. Pada saat pemotongan berlangsung, terjadi perbedaan deformasi pada bahan, yang tergantung pada bentuk mata pisau dan proses kinematik pemotongan. Oleh karena itu, dalam mempelajari hambatan pemotongan suatu bahan akan selalu berhubungan dengan bentuk mata pisau dan kinematika pemotongan (Sitkei, 1986).
Gambar 2 memperlihatkan bentuk-bentuk pemotongan yang umum dilakukan. Pada gambar pertama (a), memperlihatkan proses pemotongan yang menggunakan dua mata pisau yang saling berhadapan dan terlibat pemotongan (countermoving blade), contoh untuk kasus ini adalah gunting. Gambar kedua (b), memperlihatkan tipe alat potong dimana bahan diletakkan pada landasan yang diam dan pisau pemotongan bergerak. Gambar ketiga (c), mengilustrasikan pemotongan lapisan yang tipis, dimana distribusi tegangan di sekitar mata pisau mengalami distorsi yang sangat besar akibat permukaan bebas pada sekitar bidang pemotongan. Keempat (d), menunjukkan metode pemotongan yang saat ini banyak dilakukan. Pada kasus ini kecepatan mata pisau harus tinggi (20 – 40 m/s) (Sitkei, 1986).
Komponen gaya-gaya akan berperan pada proses pemotongan pada tahap penetrasi mata pisau dan proses memotong, seperti tampak pada Gambar 3, yaitu suksesi tahap pemotongan. Gaya-gaya pada mata pisau tersebut saling terkait baik pada besaran sudut dan resultan gayanya, yang pada akhirnya akan membentuk suatu fungsi persamaan gaya pemotongan (Perrson, 1987).
Menurut Sitkei (1986), menyatakan bahwa pisau-pisau pemotong pada umumnya tajam pada salah satu sisi, dengan sudut ketajaman β dan ketebalan mata pisau δ. Penetrasi pisau ke dalam bahan mengakibatkan terjadinya deformasi dan gaya-gaya yang bekerja pada permukaan pisau ditunjukkan pada Gambar 4.