Margin Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam teori harga dianggap bahwa produsen bertemu langsung dengan konsumen, sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang berada di daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, seperti antar kabupaten, anatar propinsi, antar negara bahkan antar benua,baik komoditi mentah maupun olahan. Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan kosumen akhir. Untuk itu digunakan konsep marjin pemasaran. Marjin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin yang dipandang adalah dari sisi harga. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemsaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemsaran, yang disebut dengan biaya pemsaran atau biaya fungsional (functional cost)
keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Margin Pemasaran
Dalam teori harga diasumsikan bahwa penjual dan pembeli bertemu langsung sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan secara agregat. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pengecer atau konsumen akhir. Namun, berdasarkan penelitian-penilitian dibidang ilmu ekonomi (ekonomika) pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer dengan harga ditingkat petani. Menurut Tomek dan Robinson (1982), Sapuan (1991:25) dalam menyampaikan komoditas hasil pertanian dari produsen ke konsumen terdapat biaya pemasaran sehingga terdapat perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen, perbedaan ini disebut margin pemasaran (marketing margin). Secara umum margin adalah sisa, untung bersih, garis tepi, batas, dan kelonggaran (Bambang dan Munir, 1991:72). Menurut Dahl dan Hammond (1975:72), bahwa the marketing margin refers to the different levels of the marketing system. The marketing margin is the difference between farm price (Pf¬) and retail price (Pr) (margin pemasaran adalah perbedaan antara harga ditingkat yang berbeda dalam sistem pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga ditingkat petani (Pf¬) dan harga ditingkat pengecer (Pr).

B. Komponen Margin Pemasaran
Berdasarkan pengertian, dapat disimpulkan bahwa margin pemasaran atau
tataniaga komoditas pertanian adalah selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran atau selisih harga yang dibayarkan ditingkat pengecer (konsumen) dengan harga yang diterima oleh produsen (petani/nelayan/peternak). Dengan kata lain, margin pemasaran merupakan perbedaan harga ditingkat konsumen (harga yang terjadi karena perpotongan kurva permintaan primer/primary demand curve dengan kurva penawaran turunan/devided supply curve) dengan harga ditingkat produsen (harga yang terjadi karena perpotongan kurva pemawaran primer/primary supply dengan permintaan turuna/devided demand).
Komponen margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-funsgi pemasaran yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional (functional cost) dan keuntungan (profit) lembaga pemasaran (Sudiyono, 2001 : 96). Apabila dalam pemasaran suatu produk pertanian terdapat lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran, margin pemasaran secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
M=∑_(i,j= 1)^m▒〖Cij+ ∑_(j=1)^n▒πj〗
dimana :
M : margin pemasaran.
Cij : biaya pemasaran untuk melakukan fungsi pemasaran ke-i oleh oleh
lembaga pemasaran ke-j.
πj : keuntungan yang diperoleh oleh lembaga pemasaran ke-j.
m : jumlah jenis biaya pemasaran.
n : jumlah lembaga pemasaran.
Dengan menyebutkan bahwa margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima oleh petani, lebih lanjut dapat dianalisis sebagai berikut : harga yang dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer (retail), yaitu perpotongan antara kurva permintaan primer (primary demand curve) dengan kurva penawaran turunan (devided supply curve) . Sementara itu, harga ditingkat petani (farmer) merupakan perpotongan antara kurva permintaan turunan (devided demand curve) dengan kurva penawaran primer (primary supply curve).
Permintaan konsumen atas suatu produk ditingkat pengecer disebut permintaan primer. Sementara permintaan suatu produk ditingkat petani dinamakan permintaan turunan sebab permintaan ini diturunkan dari permintaan konsumen ke tingkat pengecer.
Cramer dan Jensen (1979) cit Sudiyono (2001:96) secara sederhana menghubungkan antara kurva permintaan primer dan kurva permintaan turunan.

Kurva tersebut menunjukkan bahwa pada jumlah barang yang diminta sebanyak Q0¬, harga ditingkat pengecer sebesar Pr dan harga ditingkat petani sebesar Pf. Pada jumlah ini margin pemasaran sebesar :
M¬0 = A – B = Pr – Pf
Jika jumlah barang yang ditransaksikan sebanyak Q1, harga ditingkat pengecer sebesar Pr’ dan harga ditingkat petani sebesar Pf’. Pada jumlah ini margin pemasaran adalah selisih harga ditingkat pengecer Pr’ dengan harga ditingkat petani sebesar Pf’. Pada jumlah ini margin pemasaran sebesar :
M1 = C – D = Pr’ – Pf’
Tiga hubungan besar antara margin pemasaran dengan jumlah yang diminta adalah :
apabila jumlah yang diminta bertambah dan margin pemasaran bertambah (M1 > M0) disebut margin pemasaran bertambah.
Apabila jumlah yang diminta bertambah dan margin pemasaran konstan (M1 = M0) disebut margin pemasaran konstant.
Apabila jumlah yang diminta bertambah dan margin pemasaran berkurang (M1 < M0) disebut mergin pemasaran berkurang. Pada sisi penawaran, dijumpai kurva penawaran primer dan kurva penawaran turunan. Penawaran primer adalah penawaran komoditi pertanian ditingkat petani, sedangkan penawaran turunan adalah penawaran ditingkat pengecer. Kurva turunan ini merupakan penjumlahan kurva penawaran primer dengan margin pemasaran. Cramer dan Jensen (1979) cit Sudiyono (2001:96) secara sederhana menghubungkan antara penawaran ditingkat petani dan penawaran ditingkat pengecer. Kurva tersebut menunjukkan pada jumlah barang yang ditawarkan sebesar Q0, harga ditingkat pengecer sebesar Pr dan harga ditingkat petani sebesar Pf. Margin pemasaran sebesar : M0 = Pr – Pf = F – G Apabila jumlah barang yang ditawarkan sebesar Pr’ dan harga ditingkat petani sebesar Pf’. Dengan demikian, margin pemasaran sebesar : M1 = Pr’ – Pf’ = H – I Sama halnya pada permintaan, pada penawaran juga terdapat tiga hubungan anatara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran, yaitu : Jika jumlah yang ditwarkan bertambah dan margin pemasaran bertambah (M1 > M0) disebut margin pemasaran bertambah.
Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran konstan (M1 = M0) disebut margin pemasaran konstant.
Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran berkurang (M1 < M0) disebut mergin pemasaran berkurang.
Pada analisis pemasaran komoditas pertanian tentu dipertimbangkan pada
sisi penawaran dan permintaan secara simultan sehingga terbentuk harga ditingkat pengecer dan harga ditingkat produsen. Hal ini dapat dilihat pada kurva.

Keterangan :
Pr : harga ditngkat pengecer (retail price)
Pf : harga ditingkat petani (farm price)
M : margin pemasaran (marketing margin)
Kurva permintaan primer yang berpotongan dengan kurva penawaran turunan membentuk harga ditingkat pengecer (Pr). Kurva permintaan turunan berpotongan dengan kurva penawaran primer mebentuk harga ditingkat petani (Pf). margin pemasaran adalah selisih harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani (M = Pr – Pf). Secara matematik besarnya margin pemasaran dapat dapat dirumuskan sbb :
M = Pr – Pf
dimana :
M : Margin pemasaran (Rp)
Pr : Harga ditngkat pengecer (Rp)
Pf : Harga ditingkat petani (Rp)
Pada kurva 3 dapat diukur nilai margin pemasaran (VMM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemsaran komoditas pertanian. Sudiyono (2001:100) mengatakan bahwa nilai margin pemasaran merupakan hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani dengan jumlah yang ditransaksikan, yaitu :
VMM = (Pr – Pf) . Q*
dimana :
VMM : nilai margin pemasaran
Pr : harga ditngkat pengecer
Pf : harga ditingkat petani
Q* : jumlah yang ditransaksikan
Dahl dan hammond (1977:1390) mengatakan bahwa the value of the marketing margin (VMM) is different in price at two levels of the marketing system multiplied by the quantity of product marketed (nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga pada dua tingkatan sistem pemasaran dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan).

dimana :
Pr : harga ditngkat pengecer
Pf : harga ditingkat petani
Sf : kurva penawaran petani
Sr : kurva penawaran pengecer
Dr : kurva permintaan petani
Df : kurva permintaan pengecer
Qr,f : jumlah keseimbangan ditingkat petani dan pengecer
Pf,Pr,BA : nilai margin pemasaran
Nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua, yaitu marketing cost dan marketing charges.
Maketing cost terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi yang dipergunakan dalam proses produksi seperti upah (wages) tenaga kerja, bunga (interest) modal, sewa (rents) tanah dan bangunan, keuntungan (profit) dari laba dan resiko usaha.
Marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah (processor), pedagang pengecer (retailers), pedagang besar (wholesalers), dan pedagang pengumpul (assemblers).
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa analisis margin pemasaran bertujuan untuk mengukur :
Pangsa pasar yang diterima oleh petani dari harga yangdibayarkan konsumen akhir.
Biaya-biaya penyaluran komoditas yang dikeluarkan oleh lembaga
pemasaran, seperti biaya pengangkutan, penimbangan, pembersihan, retribusi, dan penyimpanan.
Margin keuntungan dari produsen sampai ke konsumen.

C. Distribusi Margin Pemasaran
Untuk mengetahui distribusi margin, maka perlu diketahui lebih dahulu bahwa margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran suatu komoditas pertanian. Distribusi margin pemasaran ditentukan dari persentase bagian total margin pemasaran yang digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran ke-I oleh lembaga pemasaran ke-j dan pesentase total bagian margin pemasaran yang digunakan untuk keuntungan lembaga pemasaran ke-j.
Bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j adalah :
Sbij = [ cij / (Pr – Pf ) ] × 100%
cij = Hjj – Hbj – Iij
Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran ke-j :
Skj = [ Pij / (Pr – Pf ) ] × 100%
Pij = Hjj – Hbj – cij
dimana :
Sbij : persentase biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh
lembaga pemasaran ke-j (%).
cij : biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j (Rp).
Skj : bagian keuntungan lembaga pemasaran ke-j (%).
Pij : keuntungan lembaga pemasaran ke-j (Rp).
Pr : harga ditingkat pengecer (Rp)
Pf : harga ditingkat petani (Rp)
Hjj : harga jual lembaga pemasaran ke-j (Rp).
Hbj : harga beli lembaga pemasaran ke-j (Rp).
Iij : keuntungan untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh
lembaga pemasaran ke-j (Rp).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran
Margin pemasaran suatu komoditas dipengaruhi berbagai aspek, yaitu diantaranya jenis produk, jumlah pelaku pasar, mekanisme perdagangan, infrastruktur, kebijakan pemerintah, dan waktu (Amang et. al, 1996:325).
Berbagai hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran komoditas pertanian secara umum meliputi volume penjualan komoditas, harga ditingkat produsen, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, dan jumlah saluran pemasaran yang dilalui.
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran komoditas pertanian digunakan regresi linear berganda (multiple linear regresion) yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model tersebut dikembangkan untuk mengestimasi nilai variabel dependen Y dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (X1, X2, ……, Xn).
Y = ß0 + ß1X1 + ßnXn + ßn+1D1 + …… + ßn+m Dm + e
dimana :
Y : variabel yang dipengaruhi
ß0 : intersep/konstanta
ß1……ßn+m : koefisien arah regresi masing-masing variabel bebas X1……D1
X1……Xn : variabel yang mempengaruhi
D1……Dm : variabel dummy
e : gangguan skohastik atau atau kesalahan (disturbance term)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga ditingkat yang berbeda dalam sistem pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga ditingkat petani (Pf¬) dan harga ditingkat pengecer (Pr).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemsaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemsaran, yang disebut dengan biaya pemsaran atau biaya fungsional (functional cost)
keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
Distribusi margin pemasaran ditentukan dari persentase bagian total margin pemasaran yang digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran ke-I oleh lembaga pemasaran ke-j dan pesentase total bagian margin pemasaran yang digunakan untuk keuntungan lembaga pemasaran ke-j.
Margin pemasaran suatu komoditas dipengaruhi berbagai aspek, yaitu diantaranya jenis produk, jumlah pelaku pasar, mekanisme perdagangan, infrastruktur, kebijakan pemerintah, dan waktu.

B. Saran
Untuk mengerti berapa perbedaan harga antara ditingkat petani dan pedang akhir (pengecer) yang langsung berhubungan dengan konsumen, serta bagian yang diterima oleh lembaga pemasaran yang terlibat maka perlu untuk mempelajari margin pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/23040572/ Tata-Niaga

http://sksd1.blogspot.com/2011/07/margin-pemasaran-pustaka.html

http://usupress.usu.ac.id/ files/ Tata% 20Niaga% 20Hasil% 20Pertanian% 20-%20 Final_ bab%201.pdf

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya yang telah diberikan hingga saat ini, serta tak lupa pula shalawat dan salam kepada baginda nabi besar Muhammad S.A.W. penghulu bagi seluruh umat yang telah menuntun umat ke jalan surga.
Makalah yang sederhana ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI MAKRO pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Amuntai. Segenap rasa terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut membantu serta berpartisipasi dalam penyusunan bahan dan materi dari isi makalah ini yang semoga mendapat segala limpahan rahmat dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa makalah sederhana yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi materi maupun dalam penyajiannya karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan bimbingan yang membangun dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Barabai, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………….. 3
A. Definisi Margin Pemasaran ……………………………………….. 3
B. Komponen Margin Pemasaran ……………………………………. 3
C. Distribusi Margin Pemasaran ……………………………………..
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Margin Pemasaran …………………………………………………
BAB III. PENUTUP …………………………………………………………. 10
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 10
B. Saran …………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 11

MARGIN PEMASARAN

Oleh :

NURHAYATI
NPM. 2010.02.0117

Kelompok : V (lima)

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
AMUNTAI
2012
MARGIN PEMASARAN

Oleh :

NURHAYATI
NPM. 2010.02.0117

Kelompok : II (lima)

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
AMUNTAI
2012