MAKALAH ILMU PRODUSI ANEKA TERNAK CARA MEMPRODUKSI KOLONI LEBAH MADU TANPA SENGAT

MAKALAH ILMU PRODUSI ANEKA TERNAK
CARA MEMPRODUKSI KOLONI LEBAH MADU TANPA SENGAT

Oleh:
Zahra Ayu S 145050107111075
Jihan Laksmi L 145050107111094
Haidar R 145050107121001
Dimas Fajar N. 155050109111001
Ivani Triavita 155050109111002

Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
Malang
2015

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Cara Memproduksi Koloni Lebah Madu Tanpa Sengat sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak. Tujuan membuat makalah ini adalah untuk mengetahui tentang produksi lebah madu tanpa sengat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah Cara Memproduksi Koloni Lebah Madu Tanpa Sengat ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Malang, Desember 2015

Penulis

Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III. PEMBAHASAN 4
BAB IV. PENUTUP 7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lebah madu, berupa serangga kecil dengan fenomena yang sangat luar biasa. Sayapnya yang transparan dengan guratan hiasan indah sangat cantik, dikenal dengan sebutan hymen. Sehingga digolongkan dalam kelompok Hymenoptera. Lebah madu bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu lebah madu yang membuat sarang di dalam ruangan dengan sarang yang berlapis-lapis dan lebah madu yang membuat sarang di alam terbuka dengan sarang tunggal.
Lebah madu kelompok pertama terdiri dari lebah Apis mellifera (penyebaran alaminya di Asia Barat hingga Eropa dan Afrika namun sekarang sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia), Apis cerana (penyebaran alaminya di Asia dan sudah masuk ke sebagian kawasan austronesia), Apis nuluensis (penyebaran alami sementara diketahui di dataran tinggi/ gunung di Kalimantan), Apis nigrocinta (penyebaran ada di Sulawesi), Apis koschevnikovi (penyebaran di Kalimantan). Lebah madu kelompok kedua terdiri dari lebah Apis dorsata (lebah hutan, penyebaran di Asia Selatan dan Asia Tenggara), Apis laboriosa (masih menjadi perdebatan para peneliti apakah jenis tersendiri atau bergabung dengan Apis dorsata), Apis florea (penyebaran di Asia Tenggara daratan), Apis andreniformis (mirip dengan Apis florea, banyak ditemukan di semenanjung malaya dan Sumatra).
Lebah di luar kelompok lebah madu masih sangat banyak termasuk engang (tabuhan) yang menjadi hama lebah, klanceng (jw)/ teuweul (sd) sebagai lebah tanpa sengat (stingless bees) yang menghasilkan madu (jenis Trigona, melliponina, mellipona). Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp), lebah ini merupakan lebah asli Asia dari genus trigona yang memiliki karakteristik spesifik yaitu madu yang dihasilkan mempunyai rasa asam namun tahan terhadap fermentasi dan bersifat jarang sekali hijrah serta harga produk madunya lebih tinggi dibandingkan dengan madu produk lebah genus Apis.
Setiap koloni klanceng menghasilkan 1-2 kilogram madu per tahun, atau 2-3 botol ukuran 630 mililiter (ml). Tiap botolnya dijual petani seharga Rp 200.000 dan di toko-toko umum atau koperasi harganya meningkat menjadi paling murah Rp 65.000 per botol ukuran 140 ml. Lebah klanceng dikenal luas tidak bisa diternakkan, dan jumlahnya pun sangat kecil. Oleh karena itu, lebah dengan ukuran fisik terkecil ini bisa dikatakan termasuk dalam kategori setengah langka, meskipun di daerah. Tutur jumlahnya cukup banyak. Itu pun atas inisiatif dan jerih payah penduduk sendiri tanpa arahan atau binaan dari pemerintah.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain adalah :
1. Membahas bagaimana cara optimalisasi produksi dari lebah madu tanpa sengat, Klanceng.
2. Membahas cara meningkatkan produksi lebah madu tanpa sengat, klanceng.
C. Manfaat
Dengan makalah ini penulis berharap pembaca mampu
1. menambah wawasan dan pengetahuan tentang lebah madu tanpa sengat
2. mengetahui cara optimalisai dan peningkatan produksi lebah madu tanpa sengat.
3. mengaplikasikan metode atau cara-cara untuk meningkatkan produksi lebah madu tanpa sengat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Royal Jelly adalah bahan makanan bagi tetasan lebah yang dihasilkan oleh kelenjar- kelenjar Hypofarink, biasanya dihasilkan oleh lebah-lebah pekerja berumur 3-13 hari, akan tetapi
lebah pekerja yang lebih tua juga menghasilkannya. Hasil analisis menunjukan, royal jelly merupakan suatu campuran yang sangat kompleks, secara umum terdiri dari 66 % air, 12,34 % protein, 5,46 % lipida, 12,5 % senyawa tereduksi, 0,8 % senyawa yang belum diidentifikasi ( DTH Sihombing, 2005 )
Kesukaran tertentu terdapat dalam pemuliaan lebah madu, berlainan dengan ternak-ternak
lain. Perkawinan alam ratu lebah madu hanya terjadi di udara terbuka sehingga tidak dapat mengkontrol individu lebah yang melakukan perkawinan. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengawinkan ratu di dalam ruangan tertutup, namun semuanya tidak berhasil. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah dengan cara inseminasi. Manfaat yang nyata dari inseminasi lebah madu jika dibandingkan dengan ternak-ternak lain adalah ratu membutuhkan hanya satu kali inseminasi. ( DTH Sihombing, 2005 )
Bee Pollen berasal dari kata Bee (lebah) dan Pollen (serbuk sari bunga jantan), jadi Bee Pollen berarti Serbuk Sari Bunga Jantan yang diambil oleh lebah dan digunakan sebagai makanan pokok dari seluruh koloni lebah madu.
Istilah yang sering digunakan oleh para peternak untuk Bee Pollen adalah “Roti Lebah”. Proses pengambilan Bee Pollen itu sendiri sangat sederhana. Sewaktu lebah menghisap nectar (bakal madu) dari bunga, serbuk sari bersama nektar dan liur lebah terkumpul kemudian disimpan pada kantung pollen yang terdapat pada kakinya.

BAB III
PEMBAHASAN
Bibit klanceng dapat dicari di hutan-hutan sekitar tempat tinggalnya. Namun Petani yang sudah mahir bisa memperbanyaknya dengan memecah koloni yang sudah besar. Kotak-kotak klanceng yang dibuat dari potongan bambu, potongan kayu yang dilubangi, atau akar pohon yang besar dan berlubang. Semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan lubang-lubang alamiah kayu/bambu di hutan yang disukai lebah klanceng. Untuk pengambilan madunya, masih banyak kesulitan dan hingga kini belum ada cara yang praktis serta higienis. Biasanya dengan cara memilih sisir yang berisi madu lalu dikeluarkan dengan cara memeras. Dengan demikian, sebagian larva ada yang mati dan madu masih tercampur sedikit malam maupun tepung sari sehingga terlihat kurang bersih.
Seperti yang telah diketahui bahwa Setiap koloni klanceng menghasilkan 1-2 kilogram madu per tahun, atau 2-3 botol ukuran 630 mililiter (ml). Tiap botolnya dijual petani seharga Rp 200.000 dan di toko-toko umum atau koperasi harganya meningkat menjadi paling murah Rp 65.000 per botol ukuran 140 ml. Hal ini merupakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha peternakan lebah klanceng, mengingat potensinya yang sangat besar, maka optimalisasi dan peningkatan hasil produksi lebah klanceng berupa madu, pollen, royal jelly, dan lain sebagainya harus dilakukan. Ada 3 hal yang mempengaruhi tingkat produksi pada lebah klanceng, yaitu : faktor genetik, pakan, dan manajemen.
A. Faktor Genetik
Sistem Pemuliabiakan
Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Bila diinginkan lebah banyak spermatozoa di dalam spermateka seekor ratu, maka ratu harus diinseminasi 2 kali. Waktu pertama dan 2 hari setelahnya dengan jumlah yang sama yakni 4-6 mm 3 Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.

B. Faktor Pakan
Seekor lebah mengunjungi sekitar 50 hingga 100 kuntum bunga selama satu kali ‘penerbangan’ untuk mengumpulkan madu . Cara pemberian pakan budidaya ternak lebah adalah dengan menggembala lebah ke temat dimana banyak sekali bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang diperlukan adalah :
a. Perpindahan lokasi dilakukan pada malam hari
b. Bila jarak jauh diperlukan makanan tambahan
c. Jarak antara lokasi penggembalaan minimal 3 km.
d. Luas areal, jenis tanaman berbunga pada waktu musim bunga.
Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan larutan gula dan air dengan perbndingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.
C. Faktor Management
Memperbanyak koloni lebah madu. Bila ratu mati atau karena suatu hal ratu raib, sel-sel tetasan yang berisi bakal pekerja dan larva muda dimodivikasi membentuk bakal sel-sel ratu. Kebanyakan pembentukan ratu baru berkaitan dengan pemisahan koloni (swarming). Pemisahan koloni paling sering pada bulan maret-april, namun mugkin juga pada saat puncak perkembangan kedua pada bulan september-oktober. Koloni besar dapat mebentuk hingga 8 pemisahan dalam 1 tahun.
Beternak lebah madu agar menghasilkan keuntungan yang optimal seorang peternak lebah madu harus mempunyai minimal 100 kotak koloni lebah madu. Langkah- langkah untuk meningkatkan jumlah koloni lebah madu: Gembalakan lebah madu pada lokasi yang tersedia pakan cukup banyak. Dengan tersedianya pakan yang cukup maka ratu lebah akan lebih banyak menghasilkan telor dan lebah pekerja juga lebih giat membuat sarang baru.
Sanitasi, Tindakan Preventif, Perawatan dan Pengontrolan Penyakit
Kebersihan kandang harus diperhatikan, walaupun lebah klanceng memiliki propolis yang dapat melawan mikroorganisme pengganggu tetapi apabila petrnak tidak memperhatikan kualitas kandang dan hanya mengambil propolis seenknya, maka kolon klanceng tersebut dapat terserang penyakit. Perawatan dilakukan dengn cara menyemprotkan fungisida maupun obat-obatan yang dapat mematikan mikroorganisme pengganggu.
Pada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu. Pengontrolan penyakit meliputi menyingkirkan lebah dan sarang abnormal serta menjaga kebersihan stup.
Lingkungan
Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26oC, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10oC lebah masih beraktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25oC) seperti Malang dan Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.
Cara Menyiapkan Koloni Lebah Menjelang Musim Bunga
Memahami koloni (keluarga) lebah adalah penting, yang harus diketahui sebelum beternak lebah. Sebuah koloni terdiri dari satu ekor lebah ratu, berpuluh-puluh sampai beratus-ratus lebah jantan dan beribu-ribu lebah pekerja. Lebah ratu jumlahnya harus satu karena jika lebih akan berkelahi. Masing-masing mempunyai tugas sendiri. Lebah ratu yang bisa hidup sampai lima tahun bertugas bertelur. Sedangkan lebah jantan yang hidup hanya dalam hitungan bulan bertugas mengawini lebah ratu. Setelah kawin ia langsung mati. Yang bertugas menghasilkan madu disebut lebah pekerja. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari merekalah madu tercipta dan koloni berkembang. Satu koloni akan menepati sebuah kotak atau istilah kerennya stup. Standar internasional ukuran kotak adalah 20 x 20 x 40 cm 3, kotak dengan ukuran tersebut mempunyai daya tampung lebah sebanyak dua puluh ribu lebah.

BAB IV
Kesimpulan dan saran

Untuk memperoleh hasil produksi lebah madu yang optimal, maka perlu dilakukan beberapa usaha terkait dengan fakor-faktor produksi, yaitu genetik, pakan, dan management kita sebagai peternak lebah. Dari uraian yang telah dibahas, diperoleh point-point sebagai berikut :
1. Untuk memaksimalkan hasil produksi dari lebah madu tanpa sengat, maka diperlukan bibit ratu unggul yang dapat menghsilkan koloni unggul pula. Pemilihan bibit ini bisa dilakukan dengn metode inseminasi buatan pada lebah.
2. Pakan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi produksi lebah madu tanpa sengat. Ketersediaan pakan yang cukup bagi lebah, produksi lebah klanceng pun akan optimal.
3. Ketersediaan pakan harus secara kontinyu atau tersedia sepanjang hari, hal ini dimaksudkan agar penurunan produksi tidak secara drastik.

Daftar Pustaka
Sihombing, DTH.2005.Ilmu Ternak Lebah Madu.Gajah Mada University Press, Bulak Sumur Jogjakarta.
Anonymous. 2011. Bee-pollen. www. bee-pollen.php.htm
RS. Sherendra. 2011. Cara Lebah Membuat Madu. www. cara-lebah-membuat-madu.html
Anonymous. 2011. Keajaiban Lebah Madu. www. Keajaiban Lebah Madu _ Wongaran.htm
Anonymous. 2011. Beternak Lebah Hhasilnya Melimpah. www.lebahmadu2.htm
Yahya Harus. 2011. Lebah-Menghasilkan-Madu.htm