MAKALAH
ASKEP LIRINGITIS
Disusun Oleh
USWATUN HASANAH
NIMKO: 2008. 4. 074. 0001. 1. 00707
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NAZHATUT TULLAB (STAI NATA)
SAMPANG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum.wr.wb Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.Atas berkat rahmat dan hidayahNya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah dengan lancar.Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami serta rekan– rekan yangmemberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun.Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari sisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu saya mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sampang, 29 Oktober 2012
Penulis
Uswatu Hasanah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS…………………………………………………………………………
A. Dokumentasi
B. Dokumentasi Pediatrik
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas,pelayanan, pemberi perawatan, dan pembayaran.Yang terpenting adalah terdapatnya buktitertulis tentang komunikasi antara bidang pelayanan kesehatan, dokter, perawat, dan tenagaprofesional kesehatan lainnya. Bukti bahwa hak pasien sudah dilindungi juga merupakan halyang penting dengan dugaan potensi kecurangan, pengobatan yang salah atau penganiyaan.Dokumentasi berperan sebagai bukti bahwa sudah diikutinya hukum, peraturan, regulasi,panduan, statuta, kebijakan dan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan praktek keperawatan. Sebuah masalah dapat menjadi faktor penentu dalam klaim medis-hukum,dilema etik, dan tindakan disipliner sebelum digunakannya
state board of nursing.
Anak-anak bergantung pada perawat untuk mengantisipasi, mendeteksi,mengkomunikasikan kebutuhan mereka yang unik. Pemantauan dan dokumentasi yang baik merupakan aspek penting dalam perawatan pediatrik yang melindungi anak dari cedera danmeminimalkan risiko tanggung jawab bagi perawat dilingkungan pediatrik.Peran perawat pediatrik adalah berfokus dalam membantu anak-anak memperoleh tingkatkesehatan yang optimal. Statistik Amerika terbaru menunjukkan bahwa populasi anak dibawah usia 21 tahun lebih dari 63 juta. Kira-kira 30% dari seluruh populasi di AS terdiridari anak-anak. (U.S. Bureau of the Cencus, 1997)Perawat pediatrik di unit keperawatan akut tidak hanya bekerja dengan anak-anak tetapi juga dengan keluarga. Konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pada keluarga memakainilai-nilai dan dinamika keluarga sebagai hal yang dipertimbangkan. Ketika membuatrencana asuhan, perawat pediatrik harus mengkaji kesehatan anak dan keluarganya. Asuhankeperawatan memberi upaya dengan memasukkan rutinitas keluarga untuk mendukung unitkeluarga secara lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas tentangdokumentasi pediatrik
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui dan memahami Dokumentasi Pediatrik secara umum.
2. Tujuan Khususa.
a. Mahasiswa dapat memahami konsep dokumentasi
b. Untuk memenuhi mata ajar Dokumentasi Keperawatan
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan yang membahas tentangdokumentasi pada pediatrik.
D. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, kami hanya membahas tentang Dokumentasi Pada Pediatrik
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri atas tiga bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan, meliputi: Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan,Ruang Lingkup dan Sistematika penulisan
BAB II : Landasan Teoritis yang berisikan Dokumentasi, Dokumentasi Pediatrik danDokumentasi dan Penyimpangan yang Umum Terjadi Pada Keperawatan Pediatrik
BAB III : PENUTUP yang berisikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Dokumentasi.
1. Definisi
Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapatdiandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang ( Potter &Perry, 2005 )Dokumentasi adalah salah satu aspek terpenting dari peran pemberi perawatan kesehatan di area pelayanan kesehatan. Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas, pelayanan, pemberi perawatan, danpembayaran. Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etikaperawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa ada pasien menerima asuhankeperawatan yang bermutu (Patricia, 2000) Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna bagi individu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab hukumdan etika perawat.
2. Dokumentasi Proses Keperawatan
Contoh pendokumentasian proses keperawatan yang efektif:a.
a. Penggunaan standar terminology (pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi)b.
b. Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan kemudian dicatat sesuai denganprosedur dalam catatan yang permanen.data yang masuk dituliskan pada lembarpengkajian klien pada waktu yang khusus, misalnya setiap jam, setiap 4 jam atausetiap 8 jam. Data tersebut meliputi observsi keadaan fisik klien atauemosional,keputusan keperawatan,kegiatan keperawatan misalnya melaksanakanperintah dokter atau kegiatan pembelajaran kepada klien. Tetapi, penulisan tiidak
hanya pada periode waktu tertentu, tetapi sewaktu-waktu terjadi masalah pada klienkhususnya pada waktu yang belum atau tidak direncanakan.
c. Diagnosa keperawatan di susun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat.
d. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatanpermanen
e. Observasi dicatat secara akurat,lengkap,dan sesuai urutan waktu
f. Evaluasi dicatat sesuai urutan waktunya, meliputi selamadirawat,dirujuk,pulang,ataupun perubahan keadaan klien.Respon klien terhadaptindakan intervensi keperawatan dan medis juga perlu dituliskan.
g. Rencana tindakan keperawatan yang direvisi,berdasarkan hasil yang diharapkandari klien.
3. Standar Dokumentasi
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitasdokumentasi dipertimbangan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu.Dibawah ini adalah contoh penggunaan pola standar dokumentasi yang efektif:
a.Kepatuhan terhadap aturan pendokumtasian yang ditetapkan oleh profesi ataupemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman penggunaan singkatan,tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan peraturan jika data terlambatmasuk.Pengukuran keamanan, keperawatan khusus seperti hal-hal yangberhubungan dengan perioperatif, catatan terjadinya kejadian perlukaan klien, dananjuran dokter harus mencerminkan peraturan dan prosedur pendokumentasianyangberlaku.
b.Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data yang adamenjabarkan apa yang dilakukan perawat.perawat mempunyai kewenangan untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan terhadap responklien terhadap masalah kesehatan klien actual resiko/potensial.Pencatatan yang adamenunjukkan bahwa perawat mempunyai keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan secara professional,mempunyai otoritas,sebagaimana doktermemepunyai otoritas dalam diagnosis dan pengobatan.
c. Peraturan tentang Praktik Keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanankrsehatan. Data yang tertulis menunjukan kegiatan perawat yang independen daninterdependen. Diagnosa keperawatan secara khusus mempunyai ijin mendiagnosamasalah medis sebaliknya diagnose medis tidak terdapat pada catatan keperawatan.Data yang dituliskan sering meliputi pengobatan dan program dokter,perawatanluka dan aktifitas.Demikian juga catatan intervensi keperawatan meliputi rencanatindakan keperawatan,pengukuran berkurangnya rasa nyeri,untuk mencegahterjadinya infeksi, atau mengurangi/ mencegah kecemasan klien.
d. Pedoman akreditas harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data tentangkegiatan observasi dan evaluasi. Tahap pada proses keparawatan adalahdituliskannya data setiap klien pada waktu masuk rumah sakit sampai pulang.Datatersebut meliputi keadaan klien, pengobatan, tingkat kesadaran klien, tanda-tandavital mulai masuk, sampai keluar dari rumah sakit.
4. Tujuan Utama Dokumentasi
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaan. Tujuan utam dari pendokumentasian adalah untuk:
a. Mangidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,merencanakan, melaksanakan
tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal ini jugamenyediakan: Bukti kualitas asuhan
keperawatan
c. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggung jawaban kapada klien
d. Informasi terhadap pelindungan individu
e. Bukti apabila standar praktik keperawatan
f. Sumber informasi statistic untuk standard an risetbkeperawatan
g. Pengurangan biaya informasih. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukan
i. Komunukasi konsep resiko tindakan keperawatan
j. Informasi untuk murid
k. Persepsi hak klienl. Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggungjawab etika danmempertahankan
kerahasiaan informasi klien
m. Suatu data keuangan yang sesuain. Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa akan dating
5. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek:
a. HukumSemua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi danbernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct) yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dank lien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi di perlukan sewakti-waktu. Dokumentasi tersebuat dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif danditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat),tanggal,dan perlunya dihindariadanya penulisan yang dapat menimbulkan intervensi yang salah.
b. Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan)Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan bagiperawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien.Dan untuk mengetahuisejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapatdiidentifikasi dan diminitor melalui catatan yang akurat. Hal ini akan membantumeningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
c. KomunikasiDokumentasi keadaan klien merupakan alat “perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan
klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihatcatatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadiakan pedoman dalammemberikan asuhan keperawatan.
d. KeuanganDokumentasi dapat bernilai keuangan.Semua tindakan keperawatan yang belum,sedang, dan telah
diberikab dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakansebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.
e. PendidikanDokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologisdari kegiatan asuhankeperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan ataureferensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
f. PenelitianDokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atauobyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
g. AkreditasMelalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran danfungsi perawat dalam
memberikan asuhann keperawatan kepada klien. Dengandemikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhankeperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebuh lanjut.Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individuperawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
B. Dokumentasi Pediatrik
1. Definisi
Dokumentasi pediatrik adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna bagi individu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab hukum dan etika perawat khusus untuk klien pediatrik
2. Faktor-faktor Dalam Merawat Klien Pediatrik
Pasien pediatrik merupakan tantangan khusus bagi perawat. Banyak klien pediatrik yang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhannya atau mengungkapkan rasa nyeri. Perawat harus sangat sensitif terhadap bentuk-bentuk komunikasi non-verbal, seperti tangisan posisi tubuh, dan kontak mata. Ketidakmampuan bayi untuk mengkomunikasi berarti perawat harus mengantisipasi kebutuhan anak. Secara fisiologis, anak-anak berbeda dari orang dewasa. Anak-anak menunjukkan lajumetabolisme yang lebih cepat. Rentang tanda-tanda vital berubah sejalan dengan kematangan anak. Bayi menunjukkan frekuensi jantung dan pernafasan yang lebih cepatserta tekanan arteri yang lebih rendah. Kebutuhan cairan, terutama bagi bayi lebihsedikit. Meskipun kebutuhan cairan sehari-hari pada anak lebih besar per kilo gramberat badan, tetapi jumlah cairan yang dibutuhkan lebih sedikit daripada yangdiperlukan orang dewasa.Pemberian cairan yang berlebihan harus dihindari melalui pemantauan dan dokumentasiasupan cairan yang cermat. Volume urin juga sedikit pada anak-anak, dan hal ini jugamemerlukan pengukuran yang cermat. Cairan tubuh bayi relatif lebih banyak (kira-kira75%) jika dibandingkan dengan orang dewasa. Cairan ini terdirir dari cairanekstrseluler. Jika keseimbangan cairan ekstraseluler terganggu, akan terjadi dehidrasicepat. Sejumlah organ dan sistem tubuh tidak berkembang selama periode bayi dananak-anak awal. Lebih jauh lagi, beberapa penyakit seperti menginitis, cenderung lebihbanyak terjadi pada populasi pediatrik. Karena belum matangnya sistem imun anak,mereka umumnya lebih rentan terhadap penyakit infeksi, terutam infeksi pernafasan danvirus.
3. Berkomunikasi Dengan Anak dan Keluarga
Karena keluarga bertindak sebagai sistem pendukung anak, mereka harus diperlakukansebagai satu kesatuan. Untuk itu, menciptakan komunikasi dengan semua anggotakeluarga merupakan hal yang esensial. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang jelas, konsisten, dan sering. Membentuk hubungan dengan keluarga harus berdasarkan pada kekhawatiran tentang anak dan sistem pendukungnya. Pembentukan rasa percayaharus dilakukan dengan cepat dilingkungan perawatan akut. Infoormasi-informasi yangdiperlukan untuk merumuskan tentang asuhan keperawatan anak harus dikumpulkandan didokumentasikan dengan cara yang efisien dan komprehensif. Wawancara awaladalah alat untuk membentuk hubungan profesional dengan keluarga. Strategi berikutini dapat digunaka untuk mempermudah pengambilan riwayat keperawatan danmembuat hubungan terapeutik dengan keluarga.
a. Sebelum interaksi, tentukan siapa yang akan diwawancarai. Perawat harus berhati-hati untuk tidak beranggapan
bahwa orang dewasa yang menemani anak adalah orangtuanya. Tentukan perlu tidaknya anak diwawancarai secara terpisah
b. Pilih tempat yang tenang dan pribadi melakukan wawancara. hal ini memastikanbahwa wawancara merupakan
satu-satunya fokus perhatian selama interaksi inibelangsung.
c. Mulai wawancar dengan memperkenalkan diri perawat pada anak dan keluarga.Nama perawat, gelar, dan
perannya harus dijelaskan. Tanyakan nama panggilan setiap anggota keluarga.
d. Jelaskan alasan dan lamanya wawancara, serta dapatkan izin verbal untuk melanjutkan
e. Gunakan teknik pertanyaan terbuka untuk mengarahkan fokus dari sesi tersbut.Pertanyaan tertutup dapat
dipergunakan untuk memperoleh informasi spesifik
f. Libatkan anak dengan pertanyaan yang sesuai usia untuk menunjukkan ketertarikanpada anak. Berikan aktivitas
yang tenang pada anak untuk menyibukkan dirinyasementara pengasuhnya sedang diwawancaraig.
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
h. Tunjukkan empati, ketulusan, dan perhatian untuk membentuk rasa percaya
i. Observasi petunjuk-petunjuk nonverbal, seperti ekspresi wajah, postur tubuh, dankeengganan untuk menjawab
pertanyaanBerkomunikasi dengan anak harus mencerminkan tingkat perkembangan mereka. Tabel
2.1 memberikan tips yang berkaitan dengan berkomunikasi dengan anak
Sekalipun pada tahun pertama kehidupannya, bayi sudah dapat berkomunikasi melaluidua bentuk interaksi. Kebutuhan bayi didokumentasikan malalui vokalisasi dan perilakunonverbal. Pada akhir tahun pertama kehidupanna, anak sudah dapat mengucapkan beberapa kata
2.1 Pedoman Untuk Berkomunikasi Dengan Anak
Usia 0-1 tahun
Gendong, timang, dan bicara dengan bayi, terutama ketika ia sedangmarah atau ketakutan
Gunakan suara yang lembut dan pelan
Dekati bayi dengan perlahan dan hindari gerakan yang menakutkanUsia 2-5 tahun
Berikan instruksi yang singkat dan jelas
Izinkan anak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan (jikaperlu)
Bersikap jujur dan beri tau anak jika prosedur itu menyakitkanUsia 6-12 tahun
Libatkan anak dalam berdiskusi dengan bersama orang tua
Beri kesempatan pada anak untuk berpartisipasi melalui bermain pperanatau mendongeng
Izinkan anak untuk memilih hadiah yang akan diterimanya setelahpelaksanaan prosedurRemaja
Beri kesempatan untuk mewawancarai anak tanpa kehadiran orang tua
Pertahankan sikap yang tidak menghakimi
Gunakan pertanyaan terbuka dan teknik pengulangan
4. Resiko Hukum Perawatan Pediatrik
Perawat yang merawat pasien pediatrik diharuskan memiliki satndar perawatan yangterampil yang lebih tinggi karena pasien muda memerlukan lebih banyak perhatian(calloway, 1986)Karena pasien-pasien ini tidak bisa mnejaga diri, maka mereka mengandalkan (perawat)untuk mengantisipasi, mendeteksi, mendokumentasikan, dan bahkan mengomunikasikantanda-tanda samar penyakit yang mengancam atau yang menyebabakan komplikasi.Keinginan dan kemampuan perawat untuk memenuhi peran advokasi pasien berartiperbedaan antara hasil positif dan negatif (DiCoztanzo, 1996). Bagi perawat, istilah
perlindungan diri, berarti “semakin kecil usia pasien, semakin besar risikonya” (Greve,
1990). Pada tahun-tahun terakhir terdapat kecendrungan manjatuhkan tuntutan kriminalkepad perawat, terutama yang merawat lansia atau anak-anak yang masih sangat kecil,untuk penyimpangan yang tidak disengaja tetapi termasuk dalam kelalaian. Dalam 2 tahunterakhir, tiga perawat yang bekerja sama dikenakan tuntutan kriminal pembunuhan akibatkelalaian atas kematian bayi yang di injeksi obat sebanyak 10 kali dosis yang diresepkandengan rute pemberian yang salah (Venture, 1997)
a. Alat Dokumentasi yang digunakan di Lingkungan Pediatrik Lembar alur mudah diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan unik dilingkunganpelayanan kesehatan, oleh karena itu format tersebut juga dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan populasi pediatrik. Format-format tersebut sangat berguna dalamsituasi ketika pemantauan yang sering merupakan hal yang esensial. Lembar aluraktivitas sering digunakan dilingkungan pediatrik. Aktivitas seperti makan, hygiene,dan status pernafasan atau neurologis dipantau secara periodik menggunaka lembartersebut.
b. Tips Pencatatan Berkaitan Dengan Pasien Pediatrik yang Masuk Rumah SakitBerikut ini adalah informasi yang harus didokumentasikan pada saat pasien pediatrik masuk rumah sakit :
1) Nama anggota keluarga yang ada hubungannya dengan anak
2) Orienttasi keluarga di ruang rawat (mis: letak telepon, jam berkunjung, sertalokasi dapur, dan kafetari rumah sakit) dan juga dikamar anak ((mis: bel panggil,penghalang tempat tidur)
3) Pemakaian gelang identitas4)
Penjelasan rutinitas unit, termasuk waktu makan, waktu tidur
5) Pengissian format riwayat keperawatan
6) Berat badan dan usia anak serta adanya alergi terhadap makanan atau obat
7) Pengkajian detail terhadap kondisi anak pada saat masuk
8) TTV dan pengukuran pertumbuhan (mis: tinggi atau panjang badan, lingkatrkepala)
9) Materi tertulis yang diberikan kepada keluarga
10) Respons anak dan keluarga terhadap proses penerimaan dan orientasi
11) Temuan yang diperoleh keluarga berkaitan dengan hasil pemeriksaanlaboraturium, kebutuhan diet, dan prosedur
12) Alasan penghapusan informasi dari daftar riwayat masuk
13) Nomer telepon orang yang dapat dihubungi jika tejadi kegawatan
14) Mainan spesial yang digunakan anak
c. Masalah Dokumentasi Kritis di Lingkungan
1) Penggunaan RestreinPenggunaan restrein di semua lingkungan kesehatan masih kontroversial.Dokumentasi pemakaian restrein harus dilakukan dengan snagat cermat. Berdasarkaanpenelitian terbaru, sebauh tinjauan literatur menyatakan tidak ada satupun dukunganempiris terhadap pemakaian restrein. Bahakan pedoman Joint Commission yang membolehkan penggunaan „restrein yang paling aman tetapi paling tidak restriktif” tidak membantu dalam penetapan kebijakan mengenai restrein pada pasien pediatrik karena pedoman tersebut terbatas pada situasi darurat dan perilaku yang berbahaya
Standar restrein ditulis sedemikian rupa sehingga kebijakan individu dapatdirumuskan, tetapi kebijakan tersebut juga harus mencakup hal-hal tersebut :
a) perlindungan terhadap hak, harga diri, dan kesejahteraan pasien selama pemakaianrestrein
b) digunkan berdasarkan pengkajian kebutuhan pasien
c) keputusan tentang metode yang paling tidak restriktif
d) pemasangan dan pelepasan restrein oleh anggota staf yang kompeten
e) pemantauan dan pengkajian ulang terhadap pasien selama pemakaian restrein
f) batas waktu instruksi
g) dokumentasi
Standar tersebut juga memungkinkan pemberian instruksi pemakaian ekstrein tidak hanya oleh dokter tetapi juga oleh praktisi berlisensi mandiri (JCAHO,1996).Restrein sering diperlukan di lingkungan pediatric untuk melindungi pasienselama prosedur,untuk membatasi gerakan tubuh,melindungi area tertentu,atau untuk menjaga agar suatu alat tidak tersumbat.perawat diminta untuk memberikan penilaiantentang perlunya pemakaian restrein dalam situasi tersebut. Keputusan sering dibuatberdasarkan kasus per kasus(Celloway,1986).Perawat harus mewaspadai penggunaan restrein yang tidak benar atau ceroboh atautehnik restrein yang berdampak buruk.
2) Penganiayaan dan Pengabaian Anak Pada 1991 new jersey division of youth and family services menerima 53.750laporan penganiayaan dan pengabaian,36% di antaranya dibenarkan. 43% dari kasusberkaitan dengan pengabaian ( Hansen, 1993). Cidera akibat penganiayaan anak merupakan salah satu utama anak masuk rumah sakit,terutama diunit gawat darurat.Klaim malpraktik di UGD merupakan salah satu kategori klaim yang berkembangsangat cepat. Hampir 30% dari catatan UGD di rumah sakit anak metropolitan di tinjausecara hokum karena adanya permintaan salinan catatan tersebut dari luar (schoenfeld,1991)
Perawat harus mewaspadai adanta factor resiko pemganiayaan jika ditemukancidera baik dilaporkan maupun yang diobservasi. Jika terdapat satu factor atau lebih,pertimbangkan untuk melakukan kekhawatiran anda tersebut. Tanda-tanda terpentingharus didokumentasikan dalam rekam medis. Tinjauan catatan dan observasi pasiendapat memunculkan hal-hal berikut (boyco, melhorn, vargo, 1996) :
1) perbedaan laporan atau dari 1 pemeriksa dengan pemeriksa lain tentang bagaimanacidera itu terjadi, apakah karena tindakan anak atau tindakan pengasuh
2) pertentangan informasi dari anak dan orang tua tentang terjadinya cidera
3) terlambatan dalam mencari pengobatan
4) riwayat cidera atau kecurigaan cidera yang tidak dapat dijelaskan
5) cidera yang tidak konsisten dengan riwayat anak atau tingkat perkembangan anak
6) cidera lebih lama dari waktu terjadinya
7) orang tua yang terpisah atau seseorang yang tidak berusaha mengamankan anak
8) diagnosis reterdasi mental atau kelambatan perkembanganOrang tua dengan kemarahan hebat diidentifikasi dengan mudah ketika anaknya(usia pra sekolah) mengalami cidera ketika tidak mendapatkan perhatian sementara(Hansen, 1993). Kebijakan institusi sering mencakup factor lain untuk dikaji, berikut iniadalah factor resiko terjadinya pengabaian (Helberg, 1983) :
1)keterlambatan dalam mencari pengobatan
2) diagnosis retardasi mental atau keterlambatan pengobatan
3) kurangnya pengetahuan pemberi perawatan utama tentang perawatan anak
4) respons anak yang tidak wajar terhadap kontak yang dilakukan orang tua ataurespons orang tua yang tidak wajar terhadap kontak yang dilakukan anak
5) ketidakmampuan anak untuk melakukan test perkembangan sesuai dengan usia
6) berat badan anak yang jauh dari proporsinya terhadap tinggi badan atau lingkarkepala, yang mengindifikasikan pengabaian nutrisi
7) anak yang berusia dibawah 10 tahun tinggal sendiri di rumah
5. Pengkajian dan Penampilan Umum pada Anak
Penampilan umum anak adalah kesan subjektif dan kumulatif penampilan fisik anak, status nutrisi, perilaku, kepribadian, interaksi denagn orang tua dan perawat (jugasaudara kandung jika ada), postur tubuh, perkembangan, dan kemampuan berbicara.Walaupun penampilan umum dicatat pada awal pemeriksaan fisik, ini mencakup semuaobservasi terhadap anak tersebut selama wawancara dan pengkajian fisik.Perhatikan mimik wajah, ekpresi wajah dan penampilan anak. Sebagai contoh, mimik wajah memberikan petunjuk pada anak yang sedang merasa nyeri: sulit bernafas, merasaketakutan, merasa tidak puas atau merasa bahagia; mengalami defisiensi mental, atausedang mengalami penyakit akut.Observasi postur, posisi, dan tipe pergerakan tubuh. Anak yang kehilangan fungsipendengaran atau penglihatan ditandai dengan mengangkat kepala dalam posisi yangkaku untuk mendengar atau melihat lebih baik. Anak yang sedang mengalami nyerimungkin menyokong bagian tubuhnya yang sakit. Anak dengan harga diri rendah ataumerasa ditolak dapat menunjukkan pose atau postur tubuh yang bungkuk, tidak hati-hati,dan apatis. Sebaliknya, anak dengan rasa percaya diri, memiliki perasaan bahwaa dirinyaberharga, dan rasa aman biasanya memilki postur tubuh yang tinggi, tegak, dan
seimbang. Ketika mengobservasi “bahasa tubuh”, jangan menginterpretasikannya terlalu
bebas tetapi catatlah secara objektif.Perhatikan higiene anak terkait kebersihannya; bau tubuh yang tidak biasa;kondisi rambut, leher,kuku, gigi, dan kaki: dan kondisi pakaian. Observasi tersebutmerupakan petunjuk yang sangat baik tentang kemungkinan adanya pengabaian, sumberfinansial yang tidak adekuat, kesulitan dalam perumahan (misalnya tidak ada air yangmengalir), atau kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan anak.Penampilan umum termasuk kesan secara keseluruhan tentang status nutrisi anak. Kesanini lebih dari sekedar pernyataan yang menggambarkan berat badan atau tinggi badan, seperti “kurus dan tinggi”, Penilaian ini merupakan suatu perkiraan kualitas, juga kuantitas asupan nutrisi anak.
Perilaku termasuk kepribadian anak, tingkat aktivitas, reaksi terhadap stress, permintaan-permintaannya, rasa frustasi, interaksi dengan orang lain (terutama orang tua danperawat), tingkat kesadaran, dan respons terhadap stimulus. Beberapa pertanyaan mentalyang berfungsi sebagai pengingat untuk mengobservasi perilaku meliputi: Bagaimanakepribadian anak secara keseluruhan? Apakah anak memiliki rentang perhatian yang luasatau perhatiannya sangat mudah dialihkan? Dapatkah anak mengikuti dua atau tigaperintah dengan baik tanpa perlu diulangi? Bagaimana respons anak yang lebih kecil padalambatnya pemberian pujian atau keadaan frustasi? Apakah kontak mata digunakanselama percakapan? Apa reaksi anak terhadap perawat dan anggota keluarganya? Apakahanak cepat atau lambat dalam mengerti suatu penjelasan??
C. Dokumentasi dan Penyimpangan yang Umum Terjadi Pada Keperawatan Pediatrik
Perawat umumnya dituntut karena sejumalah tindakan rutin perawatan pediatric ketika anak cidera, kesalahan pemberian obat, keslahan pemberian terapi IV, dan luka bakar.
1. Kesalahan pemberian obatInformasi yang harus ada di semua catatan pediatric, kardeks, dan catatan pemberianobata adalah berat badan pasien saat masuk rumah sakit, yang harus diperbaharui sesuaiinstruksi atau kebutuhan.
2. Terapi intaravenaKarena tubuh bayi dan anak-anak lebih banyak mengandung air daripada orang dewasa(tubuh bayi mengandung 75% cairan tubuh, yang menurunkan sampai 45% ketika masadewasa), anak-anak dapat mengalami cidera yang lebih besar karena kehilangan ataukelebihan cairan yang tiba-tiba ( Whaley, Wong, 1995).
3. Luka BakarPerawat jarang sekali dapat menghindari tanggung jawab ketika anak mengalami lukabakar. Kebanyakan cedera luka bakar pada pasien pediatrik adalah akibat ketidaktahuanperawat tentang peralatan, menggunakannya dengan tepat, serta gagal memperhatikandan mematuhi peringatan atau petunjuk penggunaannya 4. Penghalang tempat tidur dan jatuh
Perilaku termasuk kepribadian anak, tingkat aktivitas, reaksi terhadap stress, permintaan-permintaannya, rasa frustasi, interaksi dengan orang lain (terutama orang tua danperawat), tingkat kesadaran, dan respons terhadap stimulus. Beberapa pertanyaan mentalyang berfungsi sebagai pengingat untuk mengobservasi perilaku meliputi: Bagaimanakepribadian anak secara keseluruhan? Apakah anak memiliki rentang perhatian yang luasatau perhatiannya sangat mudah dialihkan? Dapatkah anak mengikuti dua atau tigaperintah dengan baik tanpa perlu diulangi? Bagaimana respons anak yang lebih kecil padalambatnya pemberian pujian atau keadaan frustasi? Apakah kontak mata digunakanselama percakapan? Apa reaksi anak terhadap perawat dan anggota keluarganya? Apakahanak cepat atau lambat dalam mengerti suatu penjelasan??
C. Dokumentasi dan Penyimpangan yang Umum Terjadi Pada Keperawatan Pediatrik
Perawat umumnya dituntut karena sejumalah tindakan rutin perawatan pediatric ketika anak cidera, kesalahan pemberian obat, keslahan pemberian terapi IV, dan luka bakar.
1. Kesalahan pemberian obatInformasi yang harus ada di semua catatan pediatric, kardeks, dan catatan pemberianobata adalah berat badan pasien saat masuk rumah sakit, yang harus diperbaharui sesuaiinstruksi atau kebutuhan.
2. Terapi intaravenaKarena tubuh bayi dan anak-anak lebih banyak mengandung air daripada orang dewasa(tubuh bayi mengandung 75% cairan tubuh, yang menurunkan sampai 45% ketika masadewasa), anak-anak dapat mengalami cidera yang lebih besar karena kehilangan ataukelebihan cairan yang tiba-tiba ( Whaley, Wong, 1995).
3. Luka BakarPerawat jarang sekali dapat menghindari tanggung jawab ketika anak mengalami lukabakar. Kebanyakan cedera luka bakar pada pasien pediatrik adalah akibat ketidaktahuanperawat tentang peralatan, menggunakannya dengan tepat, serta gagal memperhatikandan mematuhi peringatan atau petunjuk penggunaannya.
4. Penghalang tempat tidur dan jatuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi pediatrik adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang berguna bagiindividu khususnya perawat yang berfungsi sebagai bukti bertanggung jawab hukum danetika perawat khusus untuk klien pediatrik.Perawat pediatrik di unit keperawatan akut tidak hanya bekerja dengan anak-anak tetapi juga dengan keluarga. Konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pada keluarga memakainilai-nilai dan dinamika keluarga sebagai hal yang dipertimbangkan. Ketika membuatrencana asuhan, perawat pediatrik harus mengkaji kesehatan anak dan keluarganya. Asuhankeperawatan memberi upaya dengan memasukkan rutinitas keluarga untuk mendukung unitkeluarga secara lebih baik lagi
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan mengaplikasikanDokumentasi Pada Pediatrik.
DAFTAR PUSTAKA
Lyer, Patricia. 2005. Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. EGC.JakartaNursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan konsep dan Praktik. Salemba Medika.JakartaPotter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta