KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI

Konservasi Sumber Daya Alam di Indonesia
Mulai tahun 1970-an konservasi sumber daya alam di Indonesia berkembang dan memiliki suatu strategi yang bertujuan untuk:
a. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga kehidupan.
b. Menjamin keanekaragaman genetik.
c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem.
Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:
a. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.
b. Pengembangan Ilmu Pendidikan.
c. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa.
d. Pendukung pembangunan bidang pertanian.
e. Keseimbangan lingkungan alam.
f. Manfaat bagi manusia.

Berdasarkan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Dunia kegiatan konservasi Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya meliputi kegiatan:
a. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok dalam sistem-sistem penyangga kehidupan.
b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati
Menurut UU No. 5 Tahun 1990, Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.

Kawasan Suaka Alam terdiri dari:
a. Cagar Alam.
b. Suaka Margasatwa.
c. Hutan Wisata.
d. Daerah perlindungan Plasma Nutfah.
e. Daerah pengungsian satwa.

Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam kegiatan pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi insitu) ataupun di luar kawasan (konservasi exsitu). Konservasi insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di habitat aslinya baik di hutan, di laut, di danau, di pantai, dan sebagainya. Konservasi exsitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya.

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Berdasarkan proses geologi, dan menurut para ahli biologi, Indonesia dibagi menjadi dua wilayah biogeografi, yaitu:
1. Wilayah Indo-Malaya, meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia Barat, yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali yang terletak di Selat Sunda yang menyatu dengan benua Asia.
2. Wilayah Indo-Australia di wilayah timur yang meliputi pulau Irian dengan kepulauan Kei dan Aru di Selat Sahul yang berhubungan dengan benua Australia.

Berdasarkan wilayah biogeografi tersebut di atas, maka dalam kerangka prioritas usaha konservasi, Indonesia dibagi menjadi tujuh wilayah biogeografi utama, yaitu:
1. Sumatera dan sekitarnya.
2. Jawa dan Bali.
3. Kalimantan, termasuk Pulau Natuna dan Pulau Amambas.
4. Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya.
5. Nusa Tenggara, termasuk Wetar dan Tanimbar.
6. Maluku.
7. Irian Jaya, termasuk Kepulauan Kai dan Aru.

Indonesia dibagi ke dalam 3 ragam hayati, yaitu:
1. Irian Jaya dengan ciri kekayaan spesies tinggi dan endemisme tinggi.
2. Kalimantan dengan ciri kekayaan spesies tinggi tapi endemisme sedang.
3. Sulawesi dengan ciri kekayaan spesies sedang tetapi endemisme tinggi.

Klasifikasi Keanekaragaman Hayati
Individu-individu suatu jenis yang menempati ruang yang sama dan pada waktu yang sama pula, membentuk suatu populasi. Populasi jenis dapat dibagi-bagi berdasarkan hambatan fisik (seperti pulau, gunung, danau, dan sebagainya) atau berdasarkan hambatan reproduksi dan genetika. Dengan demikian struktur populasi suatu jenis tidak lain adalah totalitas keterkaitan ekologi dan genetika antar individu-individu sebagai anggotanya dan kelompok-kelompok yang merupakan bagian jenis tersebut. Sehubungan dengan keanekaragaman genetika, dalam populasi suatu jenis organisme tidak ada satu individu pun yang penampilannya persis sama dengan individu lainnya. Keanekaragaman spesies merupakan konsep mengenai keanekaan makhluk hidup di muka bumi dan diukur dari jumlah total spesies di wilayah tertentu. Para ahli biologi memperkirakan jumlah spesies makhluk hidup di muka bumi bervariasi antara 5 juta sampai lebih dari 30 juta spesies, namun hanya 1,4 juta spesies yang telah dideskripsikan secara ilmiah. Ekosistem adalah suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik dan faktor-faktor fisik serta kimia yang saling berinteraksi satu sama lainnya.

Tipe-tipe ekosistem di Indonesia:
1. Kelompok Ekosistem Bahari
2. Kelompok Ekosistem Darat Alami
3. Kelompok Ekosistem Suksesi
4. Kelompok Ekosistem Buatan.