“Islam and Capitalism”, karya Marxisme Rodinson, yang terbit perdana pada tahun 1966, adalah sebuah buku unik tentang ekonomi-politik Islam hingga sekarang.
Yang menarik perhatian adalah Rodinson — yang pernah bergabung dalam Partai Komunis Prancis pada tahun 1937, walaupun kemudian meninggalkannya — mengambil kesimpulan bahwa Islam lebih dekat dengan Kapitalisme daripada Sosialisme.
Timbul pertanyaan mengenai apa yang sesungguhnya ingin dibuktikan oleh orientalis kiri Prancis itu. Apakah ia ingin menyanggah asumsi yang umum dianut, bahwa ajaran sosial-ekonomi Islam adalah Sosialisme, dengan mengatakan bahwa ajaran itu lebih dekat dengan Kapitalisme? Ataukah ia ingin membantah tesis`Max Weber, salah seorang pendiri ilmu sosiologi asal Jerman, bahwa etika ekonomi Islam tidak kompatibel dengan Kapitalisme Rasional?
Karya Rodinson itu sebenarnya dapat ditempatkan dalam arus pemikiran sosiologi agama yang dirintis oleh Max`Weber. Pada intinya, Weber berpandangan bahwa agama merupakan faktor pendorong lahir dan berkembangnya Kapitalisme. Peran agama ini berperan terutama pada awal perkembangan Kapitalisme. Selanjutnya, Kapitalisme berkembang secara otonom yang lebih ditentukan oleh kekuatan sosial-ekonomi.
Teori Weber ini sendiri dapat dilihat sebagai bantahan terhadap teori Marx bahwa ”bukannya kesadaran yang membentuk kondisi, melainkan sebaliknya, kondisilah yang menentukan kesadaran” yang merupakan salah satu fondasi utama filsafat materialisme-historis. Dengan bukti sejarah kelahiran Kapitalisme yang dipengaruhi oleh Etika Protestantisme, Weber membalik kembali filsafat materialisme-historis bahwa kesadaranlah yang menentukan keadaan, sebagaimana diproposisikan oleh Hegel dalam filsafat Idealismenya.
Buku Rodinson mengikti kerangka teori Weber mengenai sosilologi agama dan sosiologi-ekonomi, namun dengan merevisinya. Baginya, mungkin saja agama yang merupakan bagian dari kesadaran manusia ikut berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, termasuk Kapitalisme. Namun dalam perkembangannya kemudian, Kapitalisme itu sendiri, yang menurut Marx merupakan kekuatan sejarah (historical force), ikut mempengaruhi agama atau interpretasi dan persepsi mengenai agama.
Perbedaan lain antara Rodinson dengan Weber adalah dalam pandangan mengenai Islam. Bagi Weber, ajaran Islam pada dasarnya tidak mendukung kapitalisme. Rodinson berpandangan sebaliknya.
Rodinson berpendapat bahwa Kapitalisme, khususnya Kapitalisme Perdagangan (Commercial Capitalism) sudah ada sebelum Islam datang. Sebelum Islam lahir, Mekah sudah merupakan pusat perdagangan dan keuangan internasional yang maju. Nabi Muhammad sendiri adalah seorang pedagang sebelum diangkat menjadi nabi.
Dengan demikian, Kapitalisme adalah suatu paham atau sistem yang datang dari luar dan malah merupakan satu aliran pemikiran ekonomi yang masuk dan ikut mempengaruhi ekonomi Islam. Tentu saja, dalam perkembangannya, ajaran Islam ikut mempengaruhi dan mengoreksi kehidupan ekonomi atau Kapitalisme yang berlaku. Karena itu Islam dan Kapitalisme adalah dua kekuatan yang saling berinteraksi dan memberi pengaruh.
Pandangan Rodinson sendiri mengenai relasi antara Islam dengan Kapitalisme atau Sosialisme diakuinya tidak konklusif. Namun, berbeda dengan pandangan Weber, menurutnya kedatangan Islam tidak menghambat Kapitalisme. Sebaliknya juga, ajaran Islam sendiri secara eksklusif tidak bisa dipertentangkan dengan Sosialisme, bahkan banyak kesejajarannnya, misalnya ajaran mengenai Keadilan Sosial, kemiskinan, dan kesenjangan sosial