ILMU KELAUTAN

Pemanfaatan Hidroakustik Dalam Perikanan

Aktivitas nelayan tradisional tidak pernah lepas dari perburuan di kegelapan malam. Dengan membawa peralatan tangkap seadanya, hasil tangkap yang didapat sering kali kurang maksimal. Para nelayan yang terbiasa menggunakan metode konvensional itu juga kerap kalah  cepat nelayan dari negara lain yang menggunakan teknologi lebih modern. Di tengah kesulitan mencari ikan dengan cara tradisional, sebenarnya telah dikembangkan teknik penangkapan ikan berbasiskan …

Read More »

BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP KIMA

Suhu dan salinitas merupakan parameter-parameter laut yang sangat penting. Dua parameter ini sangat menentukan sifat perairan, apakah perairan tersebut stabil atau tidak stabil (Rahardjo dan Sanusi, 1982). Selanjutnya Nybakken (1992) menambahkan bahwa gerakan ombak, pasang surut dan adanya substrat yang berbeda-beda merupakan faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberadaan organisme di zona intertidal. Suhu Suhu adalah salah satu faktor yang sangat …

Read More »

HABITAT HIDUP KIMA

Perairan Pantai (Zona Intertidal)             Zona Intertidal (pasang surut) merupakan daerah terkecil dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia. Faktor lingkungan di daerah ini sangat bervariasi sehingga mempunyai keragaman organisme yang besar (Nybakken, 1992). Menurut McConnaughey dan Zottoli (1983) perairan pantai cenderung lebih kaya dengan zat-zat organic dan lebih produktif dibandingkan daerah lain dari lautan karena daerah pantai merupakan …

Read More »

MORFOLOGI CANGKANG KIMA

Morfologi dari tiap-tiap jenis kima ditentukan oleh bentuk cangkangnya. Perbedaan-perbedaan yang khas dari cangkang dapat merupakan petunjuk bagi identifikasi sampai tingkat jenis.             Kima seperti halnya jenis-jenis kerang lain yang mempunyai cangkang yang terdiri dari 2 (dua) tangkup simetris yang terbuat dari zat kapur yaitu unsure kalsium karbonat (CaCO3). Zat kapur atau kalsium karbonat tersebut pada umumnya tersusun dari 3 …

Read More »

PERTUMBUHAN KIMA

Umur Kima diduga dapat mencapai beberapa ratus tahun dengan perkiraan kecepataan tumbuh Kima berkisar antara 5 – 8 cm per tahun tergantung dari stadia dan spesiesnya (Lucas, 1988). Laju pertumbuhan Kima sangat bervariasi menurut jenisnya, bahkan ada pula perbedaan laju pertumbuhan dari tiap individu yang sejenis (Panggabean, 1991). Spesies Kima berukuran maksimum lebih besar akan mempunyai laju pertumbuhan lebih cepat …

Read More »

CARA MAKAN DAN MAKANAN KIMA

Setiap organisme di alam pada umumnya mempunyai perbedaan yang khas, baik bentuk maupun perilakunya termasuk cara makan dan makanannya. Begitu juga dengan kima, makanannya adalah jasad renik berupa fitoplankton yang melayang dalam air. Makanan tersebut didapatkan dengan cara menyaring air melalui insangnya. Zat-zat yang masuk akan diseleksi oleh bulu-bulu getar pada insang dan selanjutnya zat yang diperlukan diserap oleh mulut …

Read More »

SIKLUS HIDUP KIMA

Kima merupakan hewan laut yang bersifat protandrous hermaphrodites yang berarti setiap individu Kima dilengkapi oleh sel – sel telur dan sperma namun pemijahannya selalu didahului oleh pengeluaran sperma, kemudian diikuti oleh pelepasan telur, hal itu terjadi karena saluran reproduksi berada lebih dekat dengan sel sperma dibandingkan dengan sel telur (Wada, 1994; Knop, 1996). Pengeluaran sel-sel gamet tersebut diatas pada umumnya …

Read More »

HABITAT DAN DISTRIBUSI KIMA

Secara geografis, Kima mempunyai sebaran yang terbatas di daerah tropis di Indo – Pasifik mulai dari Laut Merah hingga Kepulauan Toamatu di Pasifik. Tiap – tiap spesies mempunyai daerah sebaran tersendiri. T. maxima mempunyai sebaran yang paling luas, sedangkan T. crocea mempunyai daerah distribusi yang paling sempit. (Rosewater, 1965; Lucas, 1994). Gambar 7 memperlihatkan penyebaran geografis Kima di seluruh dunia …

Read More »

HIPPOPUS PORCELLANUS (CHINA CLAM)

H. porcellanus sangat dekat kekerabatannya dengan H. hippopus dan banyak persamaan pada bentuk dari kedua spesies tersebut (Knop, 1996). Cangkang dari spesies ini tidak seberat dan tidak mempunyai garis radial yang kentara seperti H. hippopus. Rosewater (1982) membedakan spesies ini dengan H. hippopus dilihat dari cangkangnya yang lebih halus dan lebih tipis. Satu perbedaan antara kedua spesies dalam genus Hippopus ini …

Read More »

TRIDACNA CROCEA (BORING ATAU CROCUS CLAM)

Spesies ini merupakan spesies yang terkecil ukurannya pada famili Tridacnidae. Panjang cangkang spesies ini mencapai 15 cm. Spesies ini mengebor ke dalam koral hingga bagian tepi atas dari cangkangnya (Lucas, 1988). Hal tersebut yang mengakibatkan Kima ini disebut Kima pengebor. Untuk proses pengeboran itu sendiri, Kima ini menggunakan corraguration-nya yang kuat yang membuat cangkangnya terlihat seperti kikir. Selain cara mekanik seperti …

Read More »