Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) tersebar di daerah Indo-Pasifik dan ditemukan di terumbu karang dangkal dan berbatu pada kedalaman 60 m. Kerapu bebek (Cromileptes altivelis) adalah spesies yang dapat ditemukan di terumbu karang, karang mati atau daerah berlumpur dan daerah pasang surut (Heemstra dan Randall 1993). Kerapu macan adalah jenis kerapu yang cepat pertumbuhannya dan mencapai ukuran 0,5-0,6 kg dalam waktu 9-12 bulan, sedangkan kerapu bebek mencapai ukuran yang sama dalam waktu sekitar 1,5-2,0 tahun (Rimmer et al. 2005). Ikan kerapu di budidaya dala, keramba jarring apung atau di kolam tanah (Tacon et al. 1991) dan ikan rucah merupakan sumber pakan utama selama budidaya (Chou dan Lee 1997).
Kerapu adalah ikan karang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan ekspor terutama ke Hong Kong, Jepang, Singapura dan Cina. Total perdagangan ikan karang di Asia Tenggara adalah sekitar 30.000 ton/tahun dengan 15.000-20.000 ton diperkirakan di ekspor ke Hong Kong (Sadovy et al. 2003). Produksi kerapu dari usaha budidaya hanya 8,6% dari 52.000 ton total tangkapan kerapu di Asia dengan nilai 238 juta dollar. Produksi kerapu budidaya meningkat 1,5% setiap tahun dan berkontribusi terhadap total produksi makanan ikan laut (FAO 2003).
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 13.000 pulau, sekitar 75% (5,8 mill km persegi) dari total luas ditutupi oleh laut. Memiliki garis pantai terpanjang di dunia berkisar 80.000 km. Diperkirakan area untuk budidaya laut di sekitar 62.629 ha, dengan produksi tahunan sebesar 890.074 MT. Indonesia adalah produsen utama kerapu, dimana produksi ikan kerapu budidaya pada tahun 1999 sebesar 759 ton, meningkat menjadi 6.493 ton pada tahun 2005 dengan nilai total sekitar Rp 116.891.489.000. Budidaya kerapu di Indonesia tersebar dari Sumatera ke Papua pulau dan terkonsentrasi di beberapa provinsi seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sulawesi Utara. Total produksi di Kepulauan Riau, Lampung, Jawa Timur dan Bali pada tahun 2005 masing-masing sebesar 4.496 ton, 388 ton 24 ton dan 180 ton (KKP 2006). Ketersediaan benih merupakan komponen penting dalam pengembangan budidaya kerapu. Sejumlah balai benih ikan dibangun baik oleh pemerintah dan swasta untuk memenuhi permintaan benih kerapu itu. Kawahara dan Ismi (2003) melaporkan 123 unit pembenihan memproduksi benih kerapu macan. Sugama (2003) melaporan 3,8 juta benih ikan kerapu macan dengan ukuran 5-10 cm dihasilkan oleh balai benih ikan di Indonesia pada tahun 2002.