Hubungan Motivasi dan Kepuasaan Kerja Terhadap Kinerja
Secara konseptual baik motivasi dan kepuasaan kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rivai, 2004).
Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatakan dan menumbuhkan semangat kerja karyawan dan kepuasaan kerja karyawan, dan akan menambah semangat kerja karyawan dalam bekerja karena dengan adanya gaji atau upah yang sesuai bagi karyawan maka dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang tinggi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasaan kerja merupakan faktor penentu dalam mencapai kinerja karyawan (Hasibuan, 2003).
Luthans (2006), mengemukakan bahwa kepuasaan kerja berpengaruh terhadap kinerja. Karyawan yang tingkat kepuasaannya tinggi, kinerja akan meningkat walaupun hasilnya tidak langsung.
Robbin (2002), juga mengukapkan efek kepuasaan kerja pada kinerja karyawan adalah menjadi sangat penting karena karyawan yang tidak memperoleh kepuasaan kerja tidak akan pernah mencapai kinerja yang maksimal.
karyawan yang mendapatkan kepuasaan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan Serikat karyawan, dan kadang-kadang berprestasi kerja (Robbins, 2008).
Oleh karena itu kepuasaan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun organisasi atau perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan atau organisasi dan berprestasi.
Dessler (2007), menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai peran untuk penggunaan sumber daya manusia yang lenih efisien, menghindari kemungkinan membangun kekuatan kerja yang lebih stabil, serta untuk mencapai produktivitas dan kualitas standar yang lebih baik