Ekstraksi

Ekstraksi | Ekstraksi adalah proses atau pemisahan atau isolasi dua atau lebih komponen dengan menambahkan suatu pelarut yang hanya dapat melarutkan salah satu komponennya saja. Cara ini berguna untuk memisahkan penyusun yang dimulai dari suatu campuran lewat pelarutan selektif.

Banyak produk alami terdapat pada jaringan hewan dan tumbuhan yang memiliki kandungan air tinggi. Untuk mengekstrak senyawa alami dari jaringan tersebut dapat menggunakan pelarut organik. Pelarut organik yang umum digunakan diantaranya adalah eter, hexane, petroleum eter, benzene, kloroform, etil asetat, dan sebagainya. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulangkali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada satu kali ekstraksi dengan jumlah pelarut yang banyak.

Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Dalam proses ekstraksi, zat-zat terlarut akan terdistribusi diantara lapisan air dan lapisan organik sesuai dengan perbedaan kelarutannya.

Dalam analisis fitokimia, proses ekstraksi pada umumnya menggunakan jaringan tumbuhan segar. Namun, dapat juga menggunakan tumbuhan yang dikeringkan. Apabila hal ini dilakukan, pengeringan harus dilakukan dalam keadaan terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak.

Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan diantaranya maserasi, perkolasi, ekstraksi kontinu, soxhletasi, dan refluks. Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada temperature ruangan, akan memudahkan pelarut terdistribusi ke dalam sel tumbuhan.

Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut akibat kontak langsung dan waktu yang cukup lama dengan sampel. Secara umum, pelarut methanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder .

Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam, karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi kontak sampel dan pelarut yang cukup lama, dan dengan terdistribusinya pelarut organik yang terus menerus ke dalam sel tumbuhan mengakibatkan perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel sehingga pemecahan dinding dan membran sel dan metabolit sekunder yang berada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik, dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.

Keuntungan lainnya pengaruh suhu dapat dihindari, suhu yang tinggi kemungkinan akan mengakibatkan terdegradasinya senyawa-senyawa metabolit sekunder. Salah satu kekurangan metode maserasi adalah pengerjaannya yang lama. Waktu perendaman sampel dalam pelarut yang sesuai bisa membutuhkan beberapa hari pada temperature kamar .