DEFORESTASI HUTAN DAN EMISI GAS RUMAH KACA

Deforestasi telah meningkatkan emisi gas rumah kaca, menurunkan keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Selain memiliki fungsi sebagai penyedia kayu untuk berbagai keperluan, hutan juga berperan dalam pemeliharaan kualitas lingkungan, yaitu dalam pengaturan tata air, kesuburan tanah, iklim dan kualitas udara danbiodiversity (flora dan fauna). Kerusakan hutan akibat deforestasi dan degradasi akan menimbulkan berbagai eksternalitas negatif, terutama adalah:

Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca. Hutan berperan penting dalam siklus karbon global dan dapat berfungsi sebagai penghasil emisi (emitter) maupun penyerap emisi(removal). Hasil inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional dengan berbasis (base-year) tahun 2000 menunjukkan bahwa sektor kehutanan merupakan pengemisi GRK (net emitter) tertinggi, yakni sebesar 48 persen dari emisi Nasional. Besaran emisi di subn-nasional bervariasi dari satu pulau ke pulau lainnya, demikian pula di tingkat provinsi mo kabupaten. Namun dapat disimpulkan bahwa emisi ini umumnya bcrasal dari deforestasi, degradasi hutan, dan keba hutan termasuk gambut (2nd National Communication, 2009).

Penurunan Keanekaragaman Hayati.Sebagai salah satu n megabiodivcrsity, Indonesia memiliki 10 persen tumbuhan bert yan^ ada di dunia, 12 persen binatang menyusui, 16 persen rt dan amfibi, 17 persen burung, 25 persen ikan, dan 15 p serangga. Tingkat endemisitas satwa Indonesia juga istimewa 38 ribu spesies tumbuhan yang dimiliki, 55 persen dianta adalah endemik. Sekitar 500-600 jenis mamalia besar, 36 p diantaranya endemik, dari 35 jenis primata 25 persen, 78 bi jenis paruh bengkok 40 persen diantaranya endemik, dan 212 kupu-kupu 44 persen diantaranya endemik (Bappenas, Deforestasi secara langsung telah menyebabkan fragmentasi h bagi aneka ragam hayati ini yang akan diikuti dengan penui kualitas ekosistem, populasi dan sebaran spesies, serta kek. genetik lainnya. Beberapa spesies langka, endemik dan dilirn« yang ada di Indonesia juga dalam kondisi terancam punahi < kehilangan tempat hidupnya.

Penurunan Sistem Pendukung Kehidupan.Tergang^ keutuhan hutan akan semakin menurunkan daya dukiu terhadap keberlangsungan hidup manusia. Salah satu ind: adalah tingkat frekuensi dan intensitas banjir yang ser meningkat, yang diikuti erosi dan longsor, dan kekeringan semakin berat di musim kemarau. Kejadian tersebut mengakibatkan korban jiwa, serta menghancurkan infrastruktur sosial ekonomi masyarakat yang mengancam sistem ketahanan pangan, dan menimbulkan kolangkaan air bersih.

—– SEMOGA BERMANFAAT —–

DIKUTIP DARI

Rancangan Strategi Nasional REDD+ Revisi tanggal 18 November 2010 BAPPENAS