DEFINISI PENGERTIAN

IYang di maksud dengan pengertian adalah memahami objek secara budi rohani. Umpamanya pengertian pohon adalah tumbuhan yang berbatang, berdaun dan akarnya dalam tanah, bercabang dan pucuk ke atas. Oleh karena itu pengertian tidak ada dalam kenyataan. Ia hanya ada dalam budi.
Pengertian dapat di bentuk melalui abstraksi, menjadikan abstrak (gambaran) dalam budi, dengan meninggalkan ciri-ciri aksidensi (kebetulan) objek, yang bukan pokok sehingga tinggallah essensinya yang umum. Di tambah saja ciru aksidensi dan kekhsusannya. Umpamanya pohon yang tinggi, didepan rumah saya; sehingga jelas maksudnya.
Ciri aksidensi itu ada Sembilan macam yaitu :
 Sifat = bagaimana hakekat/esensi/substansinya,
 Jumlah = berapa banyak substansi itu,
 Hubungan = relasi antara satu substansi dengan substansi lain,
 Aksi = tindakan dan perubahan substansi,
 Pasif = kemungkinan substansi menerima perubahan,
 Isi = besar kecilnya substansi,
 Waktu = kapan atau berapa lama substansi,
 Sikap atau situasi = bagaimana keadaan yang melibatkan substansi,
 Tempat = keadaan yang melingkupi substansi.
Menurut isinya pengertian itu terbagi :
• Kolektif ( barisan, kelompok, armada ) dan distributive ( objek tersendiri : baju, mahasiswa, paerajurit, kapal, rumah dah sebagainya )
• Kongkrit/nyata (mobil biru ) abstrak/gaib ( kebaikan hatinya luar biasa )
• Sindiran (ia mengambil uang saya tanpa setahhu saya = mencuri), dan terus terang (ia mencuri uang saya).
Dari segi lingkaran, pengertian itu terbagi :
• Tunggal/singular (terbatas pada satu orang/benda (mesjid baiturrahman, isteri saya, engkau).
• Sebagian/particular (lebih luas tetapi tidak mencakup semuanya = beberapa, sejumlah, sepengaruh)
• Umum/universal (mencakup semua objek ( rumah, pohom, mobil, sekolah anak)).
Hakekat substansi dengan meninggalkan cirri aksidensinya, sehingga ia berbentuk abstrak umum. Dengan kata lain dapat disebutkan “definisi” definisi adalah rumusan pengertian, sedangakan “pengertian” adalah definisi yang belum selesai.
Definisi itu bermacam-macam :
 Definisi persamaan ungkapan/sinonim, contohnya : “harimau adalah macan, pohon is tree“.
 Definisi peragaan ( sambil menunjuk gambar ), contohnya : “inilah gambar ka’bah “.
 Definisi luas dengan memberi contoh : “ ikan adalah binatang yang hisup di air seperty hiu, bandeng, kakap, dan mujair”.
 Definisi uraian, dengan menganalisa bagian-bagiaannya satu demi satu. Contohnya : Negara adalah wilayah yang bebas batas, rakyat yang mendiaminya, dan pemerintah yang berdaulat di dalam wilyah itu.
 Definisi lukisan, dengan melukiskan sifat-sifatnya dengan contoh : gajah adalah hewan yang berbadan besar seperty gunung, belalai panjang seperti galah, gading seperti sula, kaki saeaperti pohon kelapa, telinga seperti dulang dan suaranya seperti klakson kereta api.
Tugas definisi adalah menerangkan sesuatu yang sebelumnya diketahui, dalam bentuk ringkas mungkin dan tidak berbentuk negatif.

Syarat-syarat pembentukan definisi adalah :
 Ciri yang dirumuskan tidak boleh lebih atau kurang.
 Jangan memakai kata berulang yang sama artinya.
Contohnya : orang adalah makhluk manusia.
 Jangan memakai kata mengikari.
Contonya : manusia adalah hewan.
 Jangan memakai kata terlalu umum .
Contohnya : harimau adalah binatang buas.

Bila sesuatu pengertian terdapat pengertian yang sama, tetapi hakekatnya berbeda, diperlukan kepada ANALOGI ( persesuaian ). Misalnya : tuhan ada manusia ada. Sama-sama ada tetapi hakekatnya yang berlainan. Tuhan ada tanpa didahului oleh tidak ada, sedangakan manusia ada sesudah sebelumnya ada.
ANALOGI itu ada tiga macam :
1. Analogi pinjaman ( attribution ).
Yaitu pengertian yang diberikan berupa pinjaman yang menghasilkan sebab.
2. Analogi metafora
Yaitu pengertian yang diberikan kepada sesuatu yang pada lahirnya tidak mungkin terjadi.
3. Analogi strukturil
Yaitu pengertian yang diberikan berdasarkan pada struktur masing-masing.
Pengertian itu mengandung beberapa kepalsuan :
a. Kepalsuan karena dibiasakan masyarakat.
Misalnya : karena ingin sangat sempurna, kami mengikat janji sehidup semati.
b. Kepalsuan karena kata yang berarti lain.
Misalnya : merah berarti berani,jadi kalau kita memakai tinta merah apakah kita dikatakan juga berani ?
c. Kepalsuan karena deduksi yang salah.
Misalnya : orang Eropa adalah manusia, orang Afrika bukan orang Eropa, jadi orang Afrika bukan manusia ?
d. Kepalsuan karena mengacaukan pengertian umum dengan pengertian terbatas.
Misalnya : sapi itu hewan, jadi hewan adalah sapi ?
e. Kepalsuan tentang angka-angka.
Misalnya : ujian sejarah mahasiswa jurusan sejarah mendapat nilai 60, sedangkan murid SD mendapatkan nilai 90. Berarti murid SD lebih pandai daripada mahasiswa?
Untuk dapat menyampaikan pengertian dengan kata yang benar haruslha dihindari kepalsuan ucapan yang disebabkan oleh :
 Tidak menguasai kata-kata yang dipakai bahasa sebagai lambing pengertian atau tidak jelas pengertian atau tidak jelas pengertian yang diisi dalam kata-kata tersebut,
 Tidak teliti dalam memilih kata-kata,
 Ingin cepat, mudah dan singkat dalam ucapan,
 Terpengaruh ucapan masyarakat,
 Sengaja mengaburkan pengertian, karena tujuan tertentu.