Mangrove merupakan tumbuhan yang mempu bertahan pada lingkungan yang sangat ekstrim. Sesuai dengan teori darwin bahwa mahluk hidup memiliki daya adaptasi yang sesuai dengan lingkunganya, maka mangrove juga telah memiliki modifikasi anatomis maupun fisiologis dalam menghadapi lingkunganya. Adapun adaptasi yang dimiliki mangrove menurut bengen (2001) antara lain :
- Adaptasi terhadap kadar oksigen tanah yang rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas : (1) bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumotofora (misalnya : Avecemi spp., Xylocarpus., dan Sonnetaria ) untuk mengambil oksigen dari udara. Dan (2) bertipe penyangga/tongkat yang memiliki lentise misalnya Rhyzopora spp.
- Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi :
- Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang mampu untuk menyimpan garam
- Berdaun kuat dan tebal yang mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam
- Daunya memiliki stoma khusus untuk meminimalisir kehilangan garam
- Adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut dengan cara mengembangkan sistem akar serabut yang membentuk jaringan horizontal yag lebar. Selain mampu untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga mampu menhana sedimen untuk tidak mengalir kelautan lepas.
Dengan adanya adaptasi anatomis dan fisiologis yang telah terdapat pada mangrove, tumbuhan ini mampu untuk hidup dan beradaptasi dengan baik dengan lingkungan payau yang merupakan zona transisi lautan dan daratan.